22

2.2K 148 0
                                    

Chrys terus memikirkan hal yang membuat tarian nya selalu gagal.

'Baju tari? Sudah. Pola dan tarian? Menurutku sudah benar. Penerangan menggunakan api juga sudah, lalu apalagi yang kurang?' batin Chrys sambil mengigit kukunya sebagai penenang pikirannya.

'Kalau masalah ular? Ular juga pasti ada di hutan ini'

'Tunggu!! Apa tidak ada ya? Tapi Marie berkata kalau banyak ular berbisa yang hidup dan berkembang biak di hutan ini. Apa ku tanyakan saja ya pada Elf seram itu?'

Chrys pun menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan pemikiran nya sendiri. Ia lalu mendekati Elf misterius itu dan duduk di sebelahnya.

Sebenarnya Elf itu sangat baik padanya karena sering membantu Chrys beberapa hari ini, misalnya mencuri obor karena obor di dalam Gua mati atau pun memberi tahu Chrys jika ada penyusup yang berhasil menemukan Gua ini. Walaupun begitu, Elf itu tetap tidak akan menjawab jika Chrys bertanya.

"Hei, aku ingin bertanya" ucap Chrys sembari melirik Elf yang berada disebelah kirinya.

"Apakah di hutan ini ada ular?" lanjut Chrys.

Hening. Tidak ada jawaban dari Elf itu. Chrys lalu bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama sebanyak tiga kali dan tetap saja tidak ada balasan dari si empu yang ia tanya.

Chrys mengepalkan kedua tangannya melampiaskan kegeramannya. Ia lalu bangkit dan berdiri tepat dihadapan Elf itu.

"Kau tidak ada mulut?! Jawab aku!! Kali ini saja tolong keluarkanlah suara emasmu itu untuk menjawab ku. Aku butuh balasan darimu!!"

"Kalau tidak, semua temanku akan menggila seperti yang kau katakan. Kalau kau tidak ingin memberitahuku cara menyembuhkan mereka, setidaknya jawablah pertanyaan ku!!  Aku mohon!"

Setelah mengatakan itu, air mata Chrys berjatuhan. Sekian lama ia menahan air mata agar tidak jatuh, akhirnya jatuh juga mengingat keadaan teman-temannya. Walaupun ini di dalam novel, perasaannya pada mereka tulus dan nyata.

Elf itu lalu menatap dalam netra biru Chrys yang dapat dirasakan rasa sedih  dan lelah di dalamnya. Karena tidak tega, ia menjawab pertanyaan Chrys.
"Di hutan ini ada banyak ular berbisa. Tetapi itu dulu, sebelum...." Elf itu lalu menghentikan ucapannya.

"Sebelum apa?! Lanjutkan ucapanmu" Chrys tentu geram dengan Elf yang tidak meneruskan ucapannya itu.

Mata Elf itu terlihat sedih. Elf itu lalu memalingkan wajahnya ke arah lain asal tidak memandang wajah Chrys. Elf itu sangat merasa bersalah.

"Sebelum saudara kandungku berkhianat dan meracuni ibu kami dengan racun bunga tidur. Semua hewan yang ada di hutan ini sudah dikendalikan oleh saudara kandungku, termasuk semua ular yang ada di hutan ini. Mungkin semua ular itu sudah di bunuh untuk dijadikan racun dan obat. Jika tidak, mungkin saja ular itu di tahan di penjara Elf tanpa di beri makan" jelas Elf itu dengan lemah, ia tidak kuasa menceritakan ini semua melihat raut wajah Chrys yang menggelap.

Chrys marah. Ia berjongkok di hadapan Elf itu sembari memegang kedua bahu milik lawan bicaranya.

"Bisakah kau ceritakan kejadian yang menimpa hutan kutukan ini dengan sejelas-jelasnya?! Kenapa bisa menjadi seperti sekarang? Dan alasan saudara kandungmu berkhianat"

Elf itu mengangguk lemah, ia menyandarkan kepalanya pada dinding Gua dan menatap Chrys dengan tatapan sendu.

"Penyebab awalnya berasal dari lingkaran limeera, penghubung hutan ini dan rumah kami para Elf" ucapnya berhenti sejenak untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

"Juga...penghubung wilayah kerajaan Craven. Penyusup itu pasti berasal dari kerajaan itu dan menggunakan lingkaran Limeera di wilayah mereka untuk datang ke sini. Pada awalnya penyusup itu dapat kami tangani, sehingga kami tidak memberi tahu Raja. Tetapi tidak lama setelah itu entah kenapa semua hewan di hutan ini hilang satu persatu. Saat kami sadar bahwa ada yang tidak beres di hutan ini, semua sudah terlambat"

CHRYSOPELIA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang