25

662 77 13
                                    

    Dentuman alat musik terdengar jelas di telinga pengunjung studio.

"Ah bosen banget, kita cuma bertiga.." Keluh Ollan.

"Ya gimana, tadi Aldo telpon gua kalo Zean sakit, kan lu pada tahu sendiri, mereka cuma berdua.." jelas Onel.

"Iya juga.. Udahlah, lanjut, mau disini mau dirumah sama aja bosen, ngeluh aja lu" gerutu Luki.

"Apa lu? Napa gak seneng?"

"Kalo iya kenapa? Mau ngajak gelut?"

Cklekk

Pintu terbuka, semua mata tentu mengalihkan pandangannya pada pintu yang baru saja terbuka.

Terdiam sejenak..

"Hai.. gak kang..

Belum selesai orang itu menyelesaikan ucapannya.

"Akhirnya Vokalis kitaa.." sambut Luki memeluknya sebentar.

"Welcome back brother.." sambut Ollan memeluknya bergantian setelah Luki.

"Selamat datang kembali Floren.." sambut Onel menjabat tangan Floren.

Floren tersenyum, ia menatap keseluruhan ruangan yang bernuansa 90an itu.

"Masih sama, Apa kalian tak mau merenovasi ulang ruangan ini?" Tanya Floren.

"Tidak, ruangan ini menyimpan banyak kenangan.. Jadi kami pikir kami tak akan merubahnya.." sahut Onel.

"Ah aku mengerti, sudah sangat lama aku tidak kemari, mau menyanyikan sebuah lagu?" Tawar Floren.

"Tentu! Aku sangat merindukan suara merdumu.." puji Luki.

"Kau terlalu memuji.." sahut Floren, ia mulai mengambil gitarnya, mengalungkannya pada bahu lebarnya.

"Ready guys?"

"Gass"

Musik mulai terdengar keras..
Dimulai dari Ollan memainkan drumnya sebagai intro..

Setelah sekian lama, mereka tidak memainkan musik bersama, rasanya masih sama, lagu itu, lagu pertama yang mereka bawakan saat pembuatan boy band the blacklist.

Mereka menikmati alunan musik yang mereka dentumkan, saling tersenyum kala musik sedang berada di reff. Seolah mereka sangat menikmati permainan mereka yang tak pernah sebaik itu semenjak kepergian Floren.

"Love u, i say goodbye my dearest.."

Tepat saat ending, Floren dan Onel saling mendekat, menggenjreng gitar dan bassnya bersamaan sampai lagu berakhir.

Mereka tersenyum puas, saling tertawa memandangi satu sama lain.

Prokk

Prokk

Prokk

"Wah mereka keren.."

"Mereka hebat sekali.."

"Kau benar mereka sangat hebat.."

Begitulah bisik-bisik pengunjung yang penasaran dan terpukau di ending lagu.

Saat menyadari hal tersebut, Ollan, Luki, Floren, dan Onel hanya tersenyum. Mereka meletakan alat musiknya, Onel berjalan menuju sofa yang ada di ruang studio itu.

Pengunjung yang melihatnya kecewa, mereka langsung membubarkan kerumunan diluar jendela.

"Hahh.. hahh.. aura kerenmu tak pernah berubah Floren" puji Onel dengan nafas naik turunnya.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang