33

508 71 3
                                    

Tok

Tok

Tok

Ketukan pintu terdengar, tentu tuan rumah langsung membuka kan pintu.

"Maaf anda siapa?"

Floren menunduk, "hiks.. papa.."

Deg

"S-sayang? I-itu kah kamu sayang?" Tanya pria paruh baya itu dengan nada yang bergetar.

Floren mengadahh, air mata sudah membasahi wajahnya, mengangguk perlahan.

Brukk

Pelukan terasakan oleh Floren. "Sayang.. Jika seseorang melukaimu katakanlah pada Ayah sayang, jika kamu tidak bisa pulang, izinkan kami menemukanmu hiks.." pria paruh baya tersebut menumpahkan kesedihannya.

Begitupun Riana sang ibu yang terlihat melamun di dalam.

"Ibu sampai seperti itu nak.. tolong jika kau sudah tidak berada di dunia, izinkan kami, menemukan jasadmu, karena berdasarkan laporan..

"Aku sudah mati.."

Reno kembali menangis, ia bingung harus bagaimana lagi ia bersedih atas laporan yang baru saja mereka terima.

"Maafkan Gendhis pah.. aku.. punya permintaan terakhir.."

"Hiks.. apa itu sayang? Katakan pada ayah" lirih Reno.

"Kuburkan jasadku dengan layak papa.."

"Iya sayang pasti kalau sudah ditemukan"

"Aku berada di danau"

Setelah mengatakannya..

Brukk

"FLOREN?!" Panik Freya yang tentu saja tak ada siapapun yang bisa mendengarnya.

"Nakk?! Hey?! Astaga" panik Reno sambil memangku tubuh pingsan Floren ke sofa di ruang tengah.

"Hiks.. Gendhis.. Baik papa akan menguburkan jasadmu dengan layak sayang.. tenanglah di alam sana" lirihnya sambil terus menghapus air matanya setelah ia memangku tubuh Floren ke sofa.

"Anak muda ini? Siapa dia? Dan kenapa bisa? Aku tidak mengerti, ah yang penting sekarang aku harus ikut mencari di tempat kejadian.."

Reno berjalan menuju kamarnya mengambil jasnya, berjalan keluar untuk menuju ke tempat kejadian.

"Tunggulah di sini anak muda, aku tak akan lama.." ucap Reno.

Freya terus menggenggam tangan Floren, "sudah kuduga pasti seperti ini, aku baru menemukan hantu yang bisa seperti ini" monolog Freya.

Reno pergi meninggalkan rumahnya bersama Riana istrinya yang terlihat terus merenung di dalam tadi. Menyisakan Floren dan Freya yang tak terlihat.

"Floren bangun.." lirihnya menepuk-nepuk pelan pipi Floren.

"Nghh.."

"Syukurlah, kamu sudah bangun" lega Freya.

"Kita dimana?" Tanya Floren.

"Di rumah anak kecil waktu itu sepertinya.." sahut Freya.

Floren melirik ke sekitar, sampai.. ia melihat bingkai Foto keluarga ini dan anak yang berada di tengahnya.

"Ohh ternyata benar, ini rumahnya"

Floren hendak bangun..

"Sudah merasa lebih baik?" Tanya Freya dengan nada khawatirnya.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang