Sesampainya di rumahh..
"Aaa Floren kamu melakukannya lagi jika sedang bersemangat.." teriak Freya saat Floren memangkunya seperti bayi koala.
"Hahaha.. Akuu sangat bahagiaaa.. Biarkan dunia tahu kalau seorang Floren sedang berbahagiaaa.."
Freya hanya menggelengkan kepalanya, menunduk tersenyum, karena Floren memangkunya sangat tinggi.
Freya mengalungkan tangannya ke leher Floren, tentu Floren membiarkannya.
Ia memangkunya ke arah kamar..
Brukk
Floren menjatuhkan Freya bersamanya, Freya di atasnya dan Floren di bawahnya.
Floren menarik kacamata Freya, melepaskan kacamata itu, dan ia letakan di atas nakas.
"Apa aku sudah boleh melakukannya?"
Freya tertegun, "m-melakukan apa?" Tanyanya ragu.
"Ah aku tak ingin, jika tidak diizinkan.." elaknya dengan wajah yang memerah karena malu.
Freya yang mengerti pun mendekatkan diri, kembali mengalungkan tangannya di leher Floren, dengan posisi ia duduk di perut Floren.
Cupp
Floren menegang sebentar, Freya melumat bibirnya dengan mata yang tertutup.
Floren yang melihatnya terkekeh, kemudian mengikuti gerakan bibir Freya. Melumat bergantian bibir atas dan bawahnya. Floren memeluk pinggang ramping Freya.
Ia menggerakan tubuh itu di atas perutnya yang sudah ia keraskan.
"Anghh.. Flo..renn.." Freya melepaskan ciumannya.
"Kau suka?"
Freya mengangguk dengan wajah yang memerah.
Floren terus melakukannya, suara desahan terdengar semakin keras.
"Aghhh.. Florenn.. Milikku.."
"Mau keluar?"
Freya menggeleng, ia tidak tahu, kenikmatan macam apa yang sedang ia rasakan, walaupun ia sering diperlakukan seperti ini dulu, tapi entah kenapa rasanya berbeda sekarang bersama Floren.
Freya terus mengadah dengan mulut terbuka dan mata tertutup, Floren mendekatkan dirinya untuk mengecup, menyesap setiap inci leher Freya yang terlihat menggoda.
Mereka masih menggunakan pakaiannya, tapi perut Floren terasa keras dan seperti menyentuh langsung paha Freya.
Floren berhenti membuat Freya seperti gagal mengeluarkan sesuatu.
"Jangan terburu-buru.."
Floren membuka pakaiannya, menyisakan celana boxer miliknya, setelah selesai, Ia membantu Freya membuka pakaian miliknya. Tentu Freya hanya pasrah sambil menetralkan nafas, ia terus membiarkan Floren membuka pakaian miliknya.
Floren tak membuka semuanya, ia menyisakan bra dan cdnya.
Freya menjatuhkan dirinya di perut bergelombang Floren.
Tangan kekar Floren mulai menyusuri area sensitif Freya dari punggung Freya. Menelusupkan jarinya dari samping cdnya.
"Anghhh.. Florenn.."
"Teruslah memanggil namaku.."
Freya menggenggam erat tangan kekar Floren, menghentikan gerakan jarinya yang bergerak naik turun di bawah. Ia tak menolaknya, bahkan ia terus melihat ke arah Floren dengan tatapan sayu nya, sesekali mendesah kuat saat Floren mengeluar-masukan jari panjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Fanfic"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"