Jam menunjukkan pukul 20.30 PM.
Pintu terbuka menampakkan sosok Floren dengan wajah datar, masuk begitu saja melewati orang tua nya yang terlihat sedang duduk bersama diruang tengah.
"Darimana saja kamu?!" Tanya Kinal.
"Main" singkat Floren.
"Anak tidak punya sopan santun!" Gerutu Veranda.
Floren tak menghiraukannya, ia hendak berjalan naik ke kamarnya,
"Floren! Mau jadi apa kamu! Pulang kampus tak pernah langsung ke rumah! Selalu pulang malam! Apa yang kau lakukan sebenarnya diluar sana?!"
Floren yang mendengarnya, menghentikan langkahnya, berbalik menatap datar kearah sang ayah.
"Mau ibuku kembali! Puas kau?! Atau kau ceraikan wanita jalang itu" ketusnya.
"Mas..
Rengek Veranda.."FLOREN!!" Bentaknya.
Kinal menatap marah ke arah anaknya, dan..
Plakk
Tamparan terasa di pipi kanan Floren, Floren terkejut, namun ia berusaha terlihat biasa saja, memegangi pipinya yang terasa perih.
"JAGA UCAPANMU ATAU AKU AKAN MELAKUKAN YANG LEBIH SAKIT DARI INI! IBUMU ITU SUDAH MENINGGAL! JADI JANGAN KAMU HARAPKAN ORANG MATI KEMBALI!!"
Tanpa bicara ia naik ke kamarnya, dengan wajah yang merah padam karena menahan amarahnya didepan sang Ayah.
"Anak tidak tahu diri.." ketus Veranda.
Brakk
Pintu kamar Floren terdengar tertutup keras.
*Floren POV
Kubantingkan tasku ke kasur king size ku. Berjalan kesal ke arah nakas.
Prangg
Brakk
Ku jatuhkan apa yang kulihat.
"ARGHHH!! SIALAN!!" Geramku.Ku lampiaskan amarahku disini, ku buat berantakan kamarku yang awalnya terlihat rapi itu.
Saat amarahku sedang membara..
Plukk
Sebuah pelukan hangat terasakan dari belakangku.
"Tenanglah..
Bisikan halus itu.. Entah kenapa rasanya memudarkan amarahku perlahan..
Ku tarik nafas dalam-dalam, menetralkan nafasku yang memburu.
Merasa lebih baik, Freya tiba-tiba membalikkan tubuhku menghadapnya. Kami sangat dekat sekarang, walaupun aku agak menunduk karena perbedaan tinggi antara kami.
"Pipi mu merah.. Mau ku obati?" Tawarnya.
Aku diam, menatap wajah cantik yang jaraknya sangat dekat sekarang.
Freya menarikku, mendudukanku di ujung kasur.
Aku menurut, melihat apa yang akan ia lakukan.
Freya mengambil kotak p3k yang ada didalam nakas.
Kembali duduk di sampingku dan mulai mengeluarkan obat merah dan kapas ditangannya.
"Maaf.." lirihku.
Dia menatapku heran seolah bertanya kenapa?
"Karena kau harus mendengar pertengkaran ku" ucapku menunduk.
Ia mengangkat dagu ku dan mulai mengobati kemerahan di pipi kanan ku.
"Kenapa harus minta maaf? Bukan salahmu, hidupmu pasti sangat berat semenjak kepergian ibumu, bukankah begitu Floren?" Tanyanya. Aku mengangguk dengan senyum kecut diwajahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/350612852-288-k773267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Fanfictie"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"