26(M)

1K 84 10
                                    

Kediaman Aldo & Zean..

"Hoamm.." Aldo menguap, hari ini hari libur, rasanya terlalu malas untuk bangun hanya untuk sekedar makan.

"Zee?" Panggil Aldo.

Tak ada sahutan, "Zee?" Panggilnya lagi.

Aldo membuka matanya sepenuhnya, melirik ke arah sampingnya, yang ia ingat terakhir adalah dirinya yang tidur memeluk Zean.

Lalu kemana Zean sekarang?

Ia bangun, dengan wajah kusutnya panik mencari keberadaan Zean.

"Zee!! ZEANN!!" Panggilnya.

"Dibawahh!!" Sahutnya.

Aldo menghembuskan nafas lega, ia bangun, berjalan keluar, menuruni tangga untuk menuju dapur.

Sengg

Sengg

Suara perpaduan suara kuali dan spatula terdengar bersahutan.

"Eh? Zee?"

"Iya apaa?"

"Kamu? Bukannya sakit ya?" Tanya Aldo.

"Hah? Sakit? Kamu ngomong apa sih? Orang sehat gini dibilang sakit"

"Eh? Gak gitu.. Cuma kan kita hari ini bolos latihan gara-gara lu yang sakit"

"Hah?" Lagi-lagi Zean dibuat terpaku oleh pernyataan Aldo.

"Aduhh.. Lo tahu kan hari ini Floren bakal ikut latihan, kok lo gak bilang gua si?" Kesalnya.

"Ya tadi pagi kan lo nya sakit" sahut Aldo.

"Yahh.. Mereka pasti udah pulang jam segini, udah mau sore juga"

"Yaudah besok lagi, kan lo bisa liat di grup chat"

"Gua belum masukin Floren, kan waktu itu dia out"

"Gampang, itu perhatiin masakan lo, nanti gosong"

Zean menepuk keningnya, melupakan dirinya tengah memasak sekarang.

"Huft.. untung apinya kecil"

Leganya, sambil terus menggerakan spatulanya ke kanan, ke kiri, dan memutar.

Saat sedang sibuk memasak..
Pelukan terasa membuat Zean menegang sepersekian detik.

"Astaga, ngagetin aja"

"Hehehe, masak apa kak?" Tanya Aldo sambil meletakan dagunya di bahu Zean.

"Masak nasi goreng, kamu kenapa sih hari ini Aldo? Aneh banget?"

"Gapapa, aku pengen gini dulu.. Rasanya abis terjadi sesuatu yang bikin aku kehilangan kamu Zee"

"Hah? Kamu masih ngantuk ya?" Tanya Zean sambil berusaha fokus mengangkat makanannya yang sudah matang.

"Nggak, udah gak usah protes, diem aja napa si, gak mau banget dipeluk adiknya sendiri"

Zean diam, ia meletakan makanan yang sudah matang di kedua piring kosongnya, yang akan mereka makan bersama.

"Lepas dulu, takut tangan lo kena panci nih"

Aldo menurut, ia berjalan menuju meja makan, menunggu makanan yang Zean siapkan.

Tak memakan waktu lama, Zean membawa 2 piring dengan asap yang masih mengepul. Asap itu menyebarkan aroma sedap ke indra penciuman Aldo.

"Hmm.. Masakan lo yang terthe best"

"Bisa aja.." sahut Zean mulai duduk disamping Aldo setelah menyimpan makanan yang baru saja matang itu.

"Dimakan ya adik kecil"

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang