"Fre.. Mampir dulu ke pantai ya.. Pengen cari udara segar.."
"Tapi kamu lagi sakit Floren.."
"Fre.. Umur gak ada yang tahu, bisa aja.. Ini..
Ptakk
"Aduhh.. Kok kamu jitak aku sih"
"Jangan sembarangan kalo ngomong.. Yaudah iya ke pantai, tapi jangan ngomong macem-macem kayak barusan.."
"Iya iya nggak.."
"Sekarang.. Kesempatan yang bagus, maaf Fre.. Aku mau cepet-cepet sembuh.. Aku.. Aku mau sama kamu terus, sekarang dan selamanya.." Batin Floren.
Floren menjalankan motornya ke arah pantai, memarkirkannya di tempat biasanya. Membantu Freya turun terlebih dahulu, Freya mendekap dirinya sendiri, walaupun dirinya menggunakan cardigan, tapi cardigan yang ia gunakan tipis seperti pakaian dalam yang ia gunakan, tak membuatnya hangat sama sekali. Floren yang menyadarinya segera melepas jaketnya.
"Pake, jangan protes"
"Tapi di sini kamu yang sakit Floren.."
"Aku kan cowok, aku masih bisa tahan, aku juga udah bilang kan, aku gak papa.." sahutnya bersikeras.
Freya menghela nafas lelah, "Flo.. Maaf ya gara-gara ngelindungin aku.. Kamu jadi kena tampar, mana sini coba liat" menarik wajah Floren mendekat, agar dapat melihat jelas bekas tamparan Chika.
"Awhh.."
"Duh maaf, sebelah mana yang sakit?" Khawatir Freya.
"Sebelah sini" ucap Floren menunjuk bibirnya.
"Aduh aduh kenapa dicubit sih.. Sakit tahu" tersenyum lebar, merasa puas sudah menjaili Freya.
"Abisnya kamu.. Aku serius Floren.. Mana yang sakit.." lirihnya. Floren menatapnya,menggenggam tangan Freya yang ada dipipinya.
"Aku akan lebih sakit, jika melihatmu disakiti.."
Freya terdiam, meneguk salivanya kasar, di tengah cahaya yang temaram ia melihat wajah Floren bersinar rasanya.
Floren mengelus lembut tangan yang ia genggam dipipinya, "kamu tahu, kamu lebih penting dari apapun.. Bahkan nyawaku sendiri.. Aku.. Akan melakukan apapun untuk menjagamu.."
Freya yang terharu tak sadar meneteskan air mata saat Floren mengungkapkan isi hatinya, untuk ke sekian kalinya, rasanya ia jatuh cinta berkali-kali tanpa ada kata bosan.
Floren meletakan tangannya dipipi Freya, menghapus air matanya, kemudian menarik tubuh Freya ke dekapannya.
"I love u Freyana.."
"I love u more Floren.."
Tanpa Freya sadari Floren mengeluarkan kekuatannya di balik punggung Freya, membuat Freya merasa mengantuk. Beberapa menit berpelukan, Floren melepaskan pelukannya.
"Maafkan aku.. Aku harus melakukan ini" monolognya sambil membaringkan Freya perlahan.
Ia bangun, berjalan ke arah toilet yang pernah ia kunjungi sebelumnya.
"Waktu itu, aku pernah melihatnya, ya tidak salah lagi.."
Ia terus berjalan mengelilingi area kamar mandi.
Sampai..
Sebuah cahaya putih yang kadang muncul, kadang tidak memancar dari arah laut.
"Apa itu yang dimaksudnya.. Ah ayolah, cek saja.." gumamnya, Floren mulai berjalan ke arah laut, pijakan kakinya semakin dalam, ombak bergantian terus menghantamnya. Semakin dalam semakin dalam.. Ia sudah sedikit lebih jauh dari daratan dann..
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Fanfic"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"