Keesokan harinya..
Cklekk
Pintu terbuka menampakkan Chika yang terlihat sudah rapih, membawa keranjang buah untuk Christian.
"Morning sayang.. Bagaimana keadaanmu pagi ini? Merasa lebih baik?" Tanya Chika.
Christian diam, tak menjawab, ia hanya melirik sekilas kemudian memutar bola matanya malas.
"Hey? Kenapa adik kecil, apa aku membuat kesalahan?" Tanya Chika.
Christian mengangkat bahunya, tanpa menjawab pertanyaan Chika.
"Christian, mulai dehh.. pundung gak jelas, kenapa sih? Yakin gak mau cerita? Kalo gak mau cerita ya udah deh aku pulang.."
Chika hendak berbalik, saat hendak melangkahh..
Grepp
Tangan Chika ditahan Christian, "lo jahat kak.." kesalnya, menatap datar ke arah Chika.
"Jahat? Aku ngapain?"
"Ngapain? Masih belum nyadar?!"
Chika duduk, ia menatap ke Christian sambil menggenggam tangannya.
"Eum.. maaf kemarin gak balik lagi.. Aku tiba-tiba sakit perut kemarin.. Maaf ya.."
Christian yang tangannya digenggampun menghempas tangan Chika.
"Ck.. Udah ketangkep basah, dan lo malah bohong sama gua kak..." ketusnya.
"Christian.. kamu kenapa sih.. masih pagi, jangan nyebelin gitu ah.." kesalnya.
"Kok lo yang marah!! Kalo gak inget apa salahnya udah lah, tinggalin gua sendiri kak"
"Gak akan, jelasin sekarang, aku gak akan melangkah selangkah pun!"
"Lo semalem jagain Floren kan?!"
Deg
Chika diam, tubuhnya menegang mendengar pertanyaan Christian.
Christian yang menyadarinya pun hanya tersenyum simpul, "gak usah ngeles lagi, itu yang namanya sakit perut?! Terus lo bilang, lo nunggu dia buat nembak lo?! Kak Chika, lo pikir perasaan gua apa si kak?! Gua lagi sakit gini lo masih bela-belain orang lain daripada gua.. gua kurang apa sih kak selama ini i try my best for u.. guaa.. arghh..."
"Christian!! Please stop.. muka kamu daritadi nahan sakit pas kamu ngomong, jadi please berhenti ngomong.."
"Ini semua gara-gara lo!! Keluar! Keluar lo!! Gua gak mau liat muka lo lagi!!" Bentaknya masih dengan wajahnya yang menahan sakit.
"GUA BILANG KELUAR.. ARGHH!!" Erangnya sambil memegangi perutnya.
"Christian perut kamu berdarah lagi.." panit Chika.
"K-keluar.."
"Berisik, aku gak akan keluar, luka kamu harus cepet diobatin.." ucapnya sambil terus menekan tombol diatas kepala Christian.
Dokter datang bersama suster yang lain, Chika yang khawatir pun berjalan keluar karena suster menyuruhnya menungu di luar.
Justin terlihat datang bersama Muthe membawakan makanan ringan untuk Christian.
"Kak Chika.." panggilnya.
"Christian kenapa Kak?" Tanya Justin.
"Lukanya berdarah lagi, huft Justin.. Aku harus gimana, dia marah padaku, ini semua salahku" lirih Chika sambil mendudukan diri dikursi di depan ruangan Christian.
"Kalian bertengkar ya?" Tawar Justin.
Muthe yang sedaritadi menyimakpun berusaha membaca suasana, ia pun sedikit menyiku ke arah tangan Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Fiksi Penggemar"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"