2

1K 99 20
                                    

  Floren sudah terlihat berjalan sendirian di lorong kampusnya.

"Hey.. Kenapa sendiri saja? Apa di sekolah pun kau tak punya teman Floren?"

"Tidak ada, aku tidak berminat berteman dengan orang lain, toh orang-orang hanya memandang aneh padaku"

"Hah? Maksudmu?" Heran Freya.

Floren memutar bola matanya malas, ia kemudian menunjuk tangannya ke sekumpulan orang-orang yang sedang memperhatikannya.

"Lihat.. Dia melirik pada kita.. Laki-laki yang dirumorkan suka berbicara sendiri yang itu kan?"

"Iya benar, huss sudah jangan melihatnya terus.."

Freya yang memang bisa mendengar sesuatu dari jauh pun hanya mengangguk paham.

"Memangnya kau suka berbicara sendiri?" Tanya Freya.

"Ya ini? Aku mengobrol denganmu saja, sudah terlihat aneh dimata orang-orang"

"Oh iyaa.. Jadi gara-gara aku?" Tanya Freya.

"Ck.. Lupakan saja Nona.." kesal Floren.

Floren berjalan menghiraukan Freya, saat di taman ia memilih duduk dibawah pohon besar, yang membuat area yang mereka duduki menjadi teduh. Membuka buku nya dan membacanya, masih tak berbicara pada Freya.

*Freya POV

Duduk di pohon rindang seperti ini..
Kenangan bersama Florez kembali teringat..

"Kau semakin cantik Nona, orang tua kita sangat tidak romantis membiarkan kita tahu, kalau kita di jodohkan, aku bahkan menanti hal ini, apakah aku ada di hatimu Nona?"

Aku terdiam, mengamati wajah fokus Floren tengah membaca buku disampingku.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Floren membuatku sedikit terperanjat karena terkejut.

"Tidak ada"

"Apa kau sedang deja vu Nona?" Tanya Floren.

Aku hanya mengangguk dengan cengiranku, menggaruk tengkuk yang tak gatal.

Tiba-tiba Floren menutup bukunya, menatap intens padaku, aku yang ditatap pun sedikit memalingkan wajah karena gugup.

Floren menarik daguku membuat tatapan kita bertemu.

"Apa kamu benar-benar tak terlihat oleh orang lain?" Tanyanya.

"Kamu seperti manusia pada umumnya" tambahnya lagi dengan wajah bingungnya, aku yang sudah akan meledak rasanya, menjauhkan wajahku dari hadapannya.

"Aku memang seperti manusia jika bersamamu, orang lain tak akan melihatku, yang melihatku hanya kamu"

"Kalau begitu, kau pasti mengingat siapa dan dimana Florez-Florezmu itu, aku tak akan mengingkari janjiku, akan menemukannya untukmu.." Ucap Floren.

"Eum ya kalaupun aku mengingatnya, peradabanku sudah berakhir sejak lama Floren.. Bagaimana kamu menemukannya? Dan sebenarnya.. Florez..

Aku menghela nafas lelah, saat mengingat pembantaian malam itu.

Kulihat Floren menunggu ucapan ku selanjutnya.

"Sebenarnya.. Florez sudah tiada" ucapku.

*Freya POV End

"Hah?! Benarkah? Lalu menurutmu, aku mencari orang meninggal itu? Kau sungguh membuatku bingung Nona.." Ucap Floren dengan wajah frustasinya itu.

"Maaf.. Tapi dia berkata, "aku berjanji di kehidupan selanjutnya, aku akan bersamamu" Dia berkata demikian"

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang