Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB
Floren terlihat sedang berkutat dengan buku yang memberikan interupsi soal cara yang ia sedang usahakan sekarang.
Freya juga ia biarkan istirahat lagi, kulit yang sudah terlihat pucat semakin memucat, membuat Floren benar-benar khawatir sekarang, berharap menemukan sebuah petunjuk, kenapa dan apa obatnya, itu yang ia butuhkan.
"Reaksi hantu lain jika ia melihat hantu tertua adalah tubuhnya kehilangan fungsi, dan kemungkinan besar dalam kurun waktu seminggu.. ia akan benar-benar lenyap"
"Perlu diketahui reaksi itu terjadi karena kutukan, kutukan dari hantu tertua adalah menginginkan kematian, keinginan itulah yang membuat siapapun yang melihatnya terjebak dalam keinginan yang selalu ia inginkan.. hantu itu sangat negatif, semua emosi yang ia miliki, bukan hal yang dapat manusia cari tahu alasannya"
"Sudah kuduga.. seminggu? Masih ada waktu 6 hari, but wait? Ini semua karena kutukan? Bagaimana caranya menghilangkan kutukannya? Arghh sial!! Semuanya menjadi rumit sekarang" kesalnya. Ia membuka halaman selanjutnya.
"Kutukan akan hilang, jika ada yang membantu hantu tertua itu untuk mencari tahu jati dirinya, hanya dia yang tahu cara menghilangkan kutukannya.."
Bukk
Buku tertutup, Floren menghela nafas panjang. "Bagaimana ini begitu rumit, 6 hari.. 6 hari lagi umur Freya untuk bertahan.. aku harus kembali ke sana.. membujuknya lagi untuk ku tawari bantuan" monolognya, ia mulai beranjak untuk mengambil jaket dan kunci motornya, saat hendak melewati tubuh Freya..
Sebuah cengkraman Floren rasakan membuat tubuhnya sedikit menegang.
"Flo.. mau kemana?" Tanyanya. Floren mendudukan dirinya di samping Freya, di pinggir kasur.
Menggenggam tangannya, mengecupnya sesekali, "aku mau keluar sebentar Fre.. Kamu gak papa kan ku tinggal sebentar? Aku janji gak akan lama.." lembut Floren.
"Janji?"
Floren mengangguk, ia mengangkat jari kelingkingnya dan menautkannya dengan milik Freya. Freya tersenyum tipis, ia mulai mengangguk lemah.
"Aku keluar dulu ya.. kamu lanjut saja istirahatnya.. aku tak akan lama.."
Freya mengangguk dengan senyuman tipisnya yang masih terpampang diwajahnya pucatnya.
Chupp
Floren mengecup kening Freya, Freya hanya menutup matanya menerima kecupan singkat Floren.
Floren bangun, berjalan keluar meninggalkan Freya.
Pintu tertutup, hanya tersisa Freya yang memandangi langit-langit kamar.
Senyuman itu memudar, ia mulai menggerakan tangannya perlahan ke arah langit-langit kamar.
"Aku.. mendengar apa yang kamu katakan Floren.. jadi.. sisa 6 hari lagi aku di sini.. Apa yang harus ku lakukan dalam 6 hari bersamamu Flo.." lirih Freya, air matanya mulai mengalir kembali, ia menurunkan tangannya, meletakannya di perutnya, dan kembali memejamkan mata berharap kantuk datang padanya.
"Bagaimana kalo Floren tak menemukan cara menghilangkan kutukannya, apakah aku akan benar-benar berakhir di sini?" Batin Freya.
*
Floren berjalan menelusuri lorong, melirik ke kanan ke kiri saat hendak memasuki gudang, saat ia rasa aman, ia pun berjalan masuk, dan mulai memasuki basement yang kemarin ia kunjungi, gelap seperti biasa, ia mulai menyalakan senter handphonenya dan..
"Tuan.. saya mohonn.. biarkan saya membantumu, saya indigo yang memiliki teman hantu, ia sepertinya tak sengaja melihatmu, kamu pasti tahu apa yang ku inginkan, kumohon biarkan aku membantumu" pinta Floren dari balik jeruji besi.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Фанфик"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"