Nuansa putih menyambut kesadaran Floren yang baru saja menghampirinya."Dimana ini?"
"Halo?! Ada orang tidak?!" Tanya Floren menelusur ke sekitar.
"Floren" panggil seseorang.
"K-kau? Kenapa kau terlihat sepertiku?" Heran Floren.
"Karena aku adalah kamu.. Jangan terlalu terpaku pada petunjuk.. Kamu tahu, aku senang melihat caramu memperlakukan calon istriku, aku senang aku di masa depan tidak mengecewakannya.. Tapi Floren, dengarkan aku.. Mungkin jika terus ditanya, Freya akan terus memilihku, karena aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.. Kamu hanya meneruskan memoriku, sekalipun kita bertukar jiwa, aku tak akan se keren dirimu memperlakukan wanita bak seorang ratu"
"Tapi di memorimu.. Kamu akan selalu membuat Freya menjadi ratumu.."
"Kau sudah menjadikan ratu dihatimu.. Aku yakin jika pun kita bertukar, aku tak akan bisa sepertimu.."
"Jadi maksudmu.. Apa dia mencintaiku? Bisakah dia melihatku sebagai aku, bukan dirimu?" Tanya Floren.
"Tentu saja Floren.. Aku yakin, dia pasti lebih mencintai Florez dalam versi Floren daripada aku sendiri.. Dia terus menyebut namaku agar kamu tahu, dia juga sangat mencintaimu.. Petunjuk sudah di depan mata, aku harap dengan waktumu yang tersisa kau memperjuangkan takdir hidupmu sendiri.."
"Maksudmu?" Bingung Floren.
"Datanglah pada cahaya di laut padahal malam hari.. Niscaya kamu akan menemukan jawabannya.." jelas Florez.
"Cahaya?" Bingung Floren.
"Cahaya yang kau lihat waktu itu, itu adalah petunjuknya, dan untuk membuktikan Freya, mencintaimu atau tidak, mari bertukar jiwa sebentar jika kamu sudah berhasil memperjuangkan takdirmu, hidupmu, dan kisah cintamu.."
"Tapi itu kisah cintamu Florez, apa kau tak apa?" Tanya Floren dengan wajah murung.
"Hey.. Kenapa kau harus mengkhawatirkanku, aku ini cuma orang yang tak berjuang apapun untuknya, aku melihat semuanya, melihat semua perjuanganmu untuknya, lagipula aku adalah kamu, dan kamu adalah aku.. Lantas mengapa aku harus bersedih, karena diriku yang lain memenangkan hati Freya? Aku senang, sangat senang, ada orang sepertimu yang dapat menggantikan posisiku yang bisa dibilang hanya membuatnya bersedih.. Tetaplah hidup Floren"
*
Udara dingin mendominasi ruangan serba putih tulang di sana, seorang gadis tak henti-hentinya menangis di samping tubuh Laki-laki yang terbaring dibrankar rumah sakit dengan segala alat infus yang menempel ditangan, dan hidungnya.
"Floren.. Bangunlah.." lirihnya, merasa lelah karena sudah 3jam lamanya ia menangis, ia mulai menumpu wajahnya, dengan tangan yang menggenggam erat tangan dingin yang tergeletak di depannya.
5 menit kemudian..
Gadis itu tertidur, berbantalkan tangan dingin yang terus ia genggam.
Gerakan jari terlihat, namun tak membangunkan gadis yang baru saja tertidur karena kelelahan.
"Ssshh.." ringisnya, mengerjap-ngerjap matanya, berusaha menyesuaikan cahaya yang terasa menusuk ke matanya.
Saat sudah berhasil menyesuaikan, ia melirik sekitar, tertegun kala merasakan tangan hangat yang menggenggam tangannya yang terasa dingin karena pendingin ruangan ICU tersebut.
Senyuman tipis terukir, membalas genggaman hangat itu, mengelusnya lembut sebelum ia kembali menutup matanya.
"Tubuhku terasa sangat lelah.. Apa ini rasanya sekarat?" Batinnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/350612852-288-k773267.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Always be My Queen[End]
Fanfic"Aku akan selalu bersamamu, Pangeranku" "You'll Always be My Queen sekarang dan selamanya"