20

684 78 23
                                    

  "Katakan aku harus bagaimana Gena.. Freya.. Aku ingin Freya Gena hiks.." tangis itu terus menghiasi ruangan serba putih.

"Kamu sangat mencintainya ya.."

Floren mengangguk, entah sejak kapan ia sudah sangat menyukai keberadaan Freya di hidupnya sebagai alasan untuk dia bertahan hidup.

"Aku akan mencari cara, sekarang.. kamu lebih baik istirahat saja, biarkan aku kembali dan membawanya untukmu"

"Tapi.. Aku ingin ikut menyelamatkan gadisku.." lirihnya sambil memohon pada Gena.

"Floren.. Kamu belum pulih, aku janji akan membawakannya untukmu, bagaimana?.."

"Aku senang tapi kumohon, ajak aku bersamamu.. Aku benar-benar sudah baik-baik saja Gena.."

"Hey.. lihat kondisimu, jika kau ingin ikut, besok saja ya kita ke markas penyihir itu? Bagaimana?"

"Tapi aku sudah mengganti perbanku, dan kata dokter aku sudah baik-baik saja jika sudah mengganti perban, ayo aku mau sekarang, bawa aku kesana sekarang, kumohon.. Apapun akan ku lakukan asal kamu mengabulkan permintaanku"

Gena nampak berpikir, kemudian dengan lesu dia mengangguk mengiyakan permintaan Floren.

Floren sedikit menarik senyumnya yang terlihat memucat.

"Dengan satu syarat.. Jika Freya sudah terbebas.. Aku ingin mendapat sebuah ciuman.."

Deg

"C-ciuman?" Batin Floren.

"Maksudmu, ciuman pipi atau..

"Aku tahu kau tahu maksudku, aku tidak meminta hal yang lain selain itu.."

Floren meneguk salivanya kasar,

"Bisa atau tidak?"

Floren tersadar dari lamunannya, kemudian mengangguk.

"Baiklah, tapi aku ingin menyelamatkan Freya sekarang"

"Itu bisa diatur, mendekatlah.." titahnya pada Floren yang sudah setengah bangun disamping ranjang.

Floren turun dari ranjangnya, mendekat ke arah Gena, jubah itu Gena arahkan menutupi tubuh keduanya. Kepulan asap hitam mengelilingi tubuh keduanya.. sedetik kemudian..

Whushhh

Keduanya sudah menghilang dari kamar inap Floren.

*

Kepulan asap hitam mulai terlihat di sebuah lorong gelap.

"Sudah sampai.."

"T-tempat apa ini?" Tanya Floren menatap sekitarnya.

"Persembunyian Zean"

Floren hanya mengangguk mengerti, Gena berjalan duluan, Floren mengikutinya, berjalan sepelan mungkin agar tak menciptakan suara yang akan membuatnya dalam bahaya.

"Aku punya 1 tempat yang aku curigai.. Tempat itu, tempat yang paling Zean larang untuk dimasuki, dia selalu bilang, ruangan itu hanya untuk ratuku, aku yakin Freya disana.. Bergegaslah.."

"Aku harus berjalan ke arah mana?" Tanya Floren berbisik.

"Ke kiri, kau akan menemukannya diujung lorong sana"

Floren mengangguk mengerti, kemudian ia berjalan ke arah yang Gena tunjukkan.

*Floren POV

Aku berjalan mengendap-endap, seluruh ruangan di sana bernuansa gelap, membuatku mudah menelusup kedalam.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang