Epilog

927 102 16
                                    

Waktu berlalu begitu cepatnya, hari ini seluruh anggota the blacklist terlihat membagikan brosur bagi para pengunjung yang berlalu lalang.

"Florenn.." panggil seorang gadis yang membawakan air minum dingin untuknya dan untuk Floren.

"Waduh Fre.. Kita-kita gak dibawain nih? Kita juga kan hauss" keluh Ollan.

"Ngapain kamu minta beliin Freya? Kayak gak punya pacar aja" ucap Jessi yang baru saja datang membawakan air minum.

"Heheh maaf sayang, aku cuma bercanda" tuturnya sambil mengacungkan 2 jari peace ke arah kekasihnya itu.

Freya dan Floren terlihat beristirahat sejenak dibangku taman yang ada di sana.

"Florenn.. Aku gak sabar buat liat konser kalian"

"Iyaa aku juga.. Semoga banyak yang datang"

"Jangan berkecil hati, aku yakin pasti akan ada banyak orang yang datang menyaksikan.." lembut Freya.

Saat sedang mengobrol..
Seseorang datang, dengan wajah tertunduk ia mendatangi Freya dan Floren..

"Fre.. Flo.. Aku.. Aku ke sini cuma mau minta maaf, maafin aku yaa.. Udah nampar kamu waktu itu, dan Freya maafin aku karena udah kasar sama kamu, aku bener-bener minta maaf" lirihnya.

"Iya gak papa kak Chika.. Aku ngerti, pasti susah kalau rasa cintamu terlambat, sayangnya..

"Iya, sekali lagi maafkan aku.."

"Tidak apa.. Asal kau tidak mengulanginya lagi, dan jangan pernah menyia-nyiakan cinta tulus yang sudah kau miliki, memiliki Christian saja itu sudah membuatmu beruntung, karena dia yang tipikal selalu menolak cinta orang lain" jelas Floren.

Chika mengangguk,"terimakasih.. Kalau begitu beristirahatlah.. Biar aku yang membagikan brosurmu yang tersisa"

Floren dengan senang hati memberikannya, Chika melenggang pergi untuk membagikan brosur yang ia pegang.

"Mau es krim? Ke kedai biasa kita"

Freya mengangguk dengan wajah antusias, "ayoo.. Udah lama gak makan es krim di sana.."

Keduanya bangun, Floren menggenggam tangan Freya dengan tawa mereka berjalan beriringan menuju ke sebuah kedai tempat mereka biasa makan es krim.

*

Pukul 17.00 WIB

"Sound sistem di simpen di ujung kanan sama kiri panggung ya.. Abis itu ini lampu sorot jangan lupa dipakein plastik yang dari samping, terus gimana listrik buat nyalain semuanya? Udah aman?" Tanya Floren mengkoordinasi semua staff yang ia sewa.

"Sudah aman semua tuan.. Tinggal menyalakann"

"Baguslah kalau begitu, mohon di cek lagi secara berkala ya pakk.."

Hujan gerimis turun, tentu para staff yang sudah membelitkan kabel-kabel misah misuh untuk menutupi kabel yang bertebaran.

Acara harusnya dimulai jam 17.30 dan para anggota band juga sudah bersiap masing-masing di ruang tunggu.

"Gimana ini Flo? Masa gagal sih.. Kita udah cape-cape bikin brosur masa dibatalin.." ujar Onel.

"Emang penontonnya bakal datang? Ini hujannya udah mayan deres loh.." timpal Justin.

Saat sedang bimbang..

"GUYSS!! KALIAN HARUS KE LUAR SEKARANG JUGAA!! KALIAN HARUS LIAT INII" Beritahu Jessi, Muthe, Marsha, dan Ashel.

"Ada apa?" Tanya Aldo.

"Kenapa?? Marsha hati-hati.. Perut kamu.." peringat Zean.

Zean berjalan ke arah Marsha, untuk menuntunnya. "Sabar yaa.. Setelah ini selesai.. Ayo kita menikahh.."

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang