48

462 84 14
                                    

Kursi melingkar yang mengikat masing-masing 1 orang yang terlihat tertunduk lemas disemua kursi yang ada.

Krubukk

Krubukk

"Aduh.. laper banget gue.. Ayo keluar dari sini.." lemas Aldo memulai percakapan.

"Kita juga, lemes banget" keluh Ollan.

Di tengah keluhan itu, tiba-tiba..

Cklekk

Pintu terbuka menampakan Zean dengan pakaian casualnya.

"Ah liat lo jadi kangen Zee.. Pulangin kita dong.. Udah lemes banget ini.. Udah berapa hari si kita di sini? Gak kasian lo sama kita-kita? Zee.. Lepasin kita Zee.."

Zean tak bicara, ia mulai mengarahkan tangannya ke arah mereka, dann..

"Eh? Ikatannya lepas Do.." Ucap Onel.

"Iya weh.." timpal Ollan.

Aldo mulai mengangkat tangannya, menggerakannya, saat sedang fokus meregangkan tangan yang terasa pegal..

Brukkk

"LUKI!!" Panik ketiganya.

"Gimana ini?! Dia udah luka parah dari awal!! CEPET CARI DOKTER!!" Perintah Aldo.

Onel dan Ollan mulai bangun, namun Zean berjalan mendekat, mengisyaratkan mereka untuk tak keluar. Tentu membuat Onel dan Ollan menurut, karena melihat tatapan dingin dan tajam milik Zean yang seolah melarang mereka untuk kabur.

Zean menunduk, "mau apa lo?? Mau nyakitin temen kita lagi?! Kalo lo mau nyakitin, mending pergi aja!!"

Brukk

Aldo mendorongnya, Zean masih diam, ia mulai mengarahkan cahaya merah dari tangannya, tentu membuat ketiganya terkejut.

Luka dileher Luki perlahan menghilang, "nghh.. gue udah keluar ya?" Lenguh Luki.

"Belum.." sahut ketiganya.

Luki mulai membuka matanya,
Tubuhnya menegang, saat melihat Zean yang ada di hadapannya.

"LO?! M-MAU APA LO?! MAU NYAKITIN GUE LAGI?? J-JAUH-JAUH LO DARI GUE!!" Bentaknya.

"Tenang dulu Luki.. Dia lagi aneh sekarang.."

"T-TAPI DIA YANG BIKIN LEHER GUE PATAH DO" Ucapnya dengan nada bergetar.

"I-iya gue tahu, Ollan, Onel tenangin Luki, ada yang perlu gue sama Zee bahas" titah Aldo. Tentu Ollan dan Onel menurut, membawa Luki ke sudut ruangan lain.

Tersisa Aldo dan Zeandra sekarang, "to the point aja.. Kenapa lo tiba-tiba ngelakuin ini? Udah jadiin kita umpan buat mancing Floren? Udah puas? Kayaknya kalo Floren menderita, lo seneng banget ya?! Gue denger semuanya.. Tentang niat lo, dan kenapa kita disekap di sini.." geramnya.

"M-maaf.." lirih Zean.

"Hah? Gue gak salah denger lo minta maaf?! Lo harusnya minta maaf sama Floren!! Lo punya masalah apa sih sama Floren, sampe segitu bencinya lo sama temen kita"

"Bukan urusanmu, lagipula kau tak akan mengerti, sampaikan ucapan maafku pada teman-temanmu, aku benar-benar minta maaf untuk semua kesalahpahaman yang terjadi diantara kita, dan tentu saja tanpa kau suruh pun aku akan meminta maaf padanya"

"Kak Zee.." panggil Radelv.

"Ah baik-baik, aku akan pergi.. Oh ya untuk kalian, pulanglah, sebelum aku pulangkan kalian ke tuhan kalian masing-masing.."

"Kak Zeee!!" Geram Radelv yang sudah bersedekap dada di depan pintu.

"Iya iya.." Sedetik kemudian Zeandra menghilang dari hadapan Aldo, menyisakan adiknya dan Aldo sendiri.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang