31

656 67 17
                                    

   "Awhhh .. pelan-pelan Indira bibir gua masih perih.." lirih Manda yang sedang diobati Indira di rumahnya.

"Lebay Lo, dipukul 2 kali doang.."

"2 kali juga sakit, coba lo aja sana yang dipukul.."

"Emang lo tega gua dipukulin sama Floren?"

Manda terdiam, "ya nggak, cuma..

"Udah gak usah protes, gak gantle banget sih.." kesalnya sambil menekan luka sudut bibir Manda.

"Awshh.. i-iya deh ma-maaf.."

"Gitu dong.." senang Indira, selesai mengobati sudut bibir Manda, ia meletakan kapas itu di kotak P3K miliknya.

Ia menyimpan kotak p3k itu pada tempatnya, dan kembali duduk disamping gadis tomboy yang sudah menjadi kekasihnya itu.

"Man.." panggilnya.

"Hmm?" Tanya Manda yang masih memegangi sudut bibirnya yang terasa perih.

"Makasih ya.. Udah belain gua.." lembutnya.

"Tumben, ada apa lo bilang begini.. Kita kan udah temenan dari lama"

"Tapi sekarang kan.. bukan lagi temen.. Gua seneng banget, lo mau nerima gua Man.. Makasih ya.." lembutnya dengan tatapan tersipu.

Manda memandangi Indira, ia mengalihkan pandangannya sepenuhnya pada Indira.

Ia terdiam, memandangi wajah tersipu Indira di hadapannya..

"Entah gua baru sadar atau nggak.. tapi dilihat-lihat Indira cantik juga.." Batin Manda.

Indira yang merasa diperhatikan pun mengadah, membuat pandangan keduanya bertemu.

Saling memandangi satu sama lain dengan tatapan yang lain sekarang.

Manda memberanikan diri untuk meletakan tangannya dipipi Indira.
Mengelusnya lembut, Indira yang diperlakukan serupa hanya menutup matanya.

"Boleh gak, aku minta sesuatu?" Tanya Indira yang menggenggam tangan Manda dipipinya.

"Berhenti gunain lo gua kalo kita lagi berdua?" Pintanya dengan nada sedikit bergetar.

Manda yang sibuk memandangi Indira hanya menanggapinya dengan anggukan kecil.

"Beneran?"

"Iyaa.. Maaf kalau selama ini, gua belum bisa nerima lo, eh maksud maksud aku, aku belum bisa nerima kamu, rasanya sudah terlalu lama kita bersahabat dan ini perasaan baru bagi hubungan kita" jelas Manda masih meletakan tangannya dipipi Indira.

Indira menggeleng dengan senyumannya, "aku ngerti kok.. pasti susah untuk nerima semuanya dengan mudah, karena kita yang lebih lama bersahabat daripada menjalin hubungan kayak sekarang.. Pelan-pelan aja Man.." lembutnya dengan senyuman manis khas Indira.

Amanda mengangguk, entah keberanian darimana, ia merapatkan tubuhnya ke arah Indira.

Saat sudah dekat.. ia memajukan wajahnya perlahan, Indira yang sudah siap pun hanya menutup matanya.

Manda yang melihatnya terus memajukan wajahnya, saat sudah dekat..

Chupp

Bibir keduanya bersentuhan, hanya menempel tanpa lumatan disana.

Amanda terus membuka matanya, memandangi wajah Indira dari sedekat bahkan lebih dekat.

Ia mulai menutup matanya, menggerakan bibirnya perlahan. Nampaknya keduanya masih pemula, terbukti dengan Manda yang sudah menarik diri setelah melumat milik Indira singkat.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang