43

416 54 0
                                    

   Floren menatap Freya yang masih menutup matanya, ia mengelus lembut kepalanya, dengan tangan lainnya memegangi sebuah botol dengan cairan hitam di dalamnya, yang dapat menangkal kutukan dari emosi negatif Hamid.

"Nghh.. Floren.. Kau sudah pulang" lemah Freya.

"Iya.. Kamu akan sembuh Freyana.."

Freya mengerutkan keningnya, "aku sudah menjalankan kewajiban ku, belum selesai namun aku sudah mendapatkan penangkal untuk kutukan dari kakek Hamid sendiri" jelas Floren.

Freya tersenyum tipis, setidaknya dia lega, waktunya masih banyak untuk bersama Floren.

"Ini minumlahh.. Biar ku bantu.." Floren membuka tutup botol tersebut, dan mulai mendekatkannya ke arah Freya.

Freya menurut, ia pun sedikit bangun, dan mulai menerima cairan yang Floren tuangkan pada mulutnya.

Cairan itu mulai masuk ke dalam mulut Freya sepenuhnya, setelah habis, Floren membersihkan sudut bibir Freya yang terlihat kotor dengan sapu tangan.

Deg

"Arghhh" erangnya.

"Kenapa? Hey? Freyana!"

"Anghhh Florenn.. S-sakit Aghhh"

"Apa? Apa yang sakit katakan padaku.."

"Dadaku aghhh"

Floren mulai mengeluarkan kekuatannya, mengarahkannya ke dada Freya, perlahan namun pasti, tubuh Freya melemas.

"Aghh.. Hahh.. A-aku.. Berhasil.."

Reaksi yang ditimbulkan obat itu cukup membuat Freya terkejut, seolah ia bertarung dengan emosi negatif dari Hamid, namun emosi itu sangat lemah, hanya dengan kekuatan Floren, dapat membuat emosi negatif itu menghilang, mungkin karena obat itu sendiri yang membersihkannya dari tubuh Freyana.

Floren memeluk tubuh Freya erat, "aku senang.. Aku.. bisa terus bersamamu dalam waktu yang lama.. Jangan meninggalkanku sendirian.. Aku.. hanya memiliki kamu di dunia ini" lirih Floren.

Freya membalas pelukannya, menenggelamkan wajahnya diceruk leher Floren.

"Aku di sini, dan akan selalu di sini bersamamu Floren.."

Floren mengangguk, ia terus memeluk tubuh Freya, senang, sangat senang, setelah usahanya 2 hari full tanpa istirahat yang cukup, membuat tubuhnya kelelahan.

Merasa lelah, ia pun ambruk di pelukan Freya.

Brukk

"Floren?!" Panik Freya.

Perlahan Floren dibaringkan dikasurnya.

"Tubuhmu demam.. Kau pasti sangat kelelahan.. Aku akan mengambil air untuk mengompres keningmu"

Freya yang sedikit ragu, namun melihat kondisi Floren ia pun mencoba untuk bangun.

"Kakiku.. Bisa bergerak lagi!! Baiklah, ayo kita keluar untuk mengambil air hangat"

Freya bangun, berjalan meninggalkan kamar Floren, untuk mengambil kebutuhannya mengompres Floren.

5menit kemudian..

Freya sudah membawa air hangat lengkap dengan kain yang akan digunakan untuk mengompres Floren.

Meletakannya di nakas dan mulai memeras kain itu sampai tidak terlalu basah. Meletakannya di kepala Floren.

"Apa kamu terlalu memaksakan diri.. Maafkan aku.." lirih Freya.

"Freya.. Freya.." panggil Floren, membuat Freya mengadah menatap wajah Floren yang mengerut terus memanggil-manggil namanya.

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang