44

453 74 7
                                    

"Apa kau yakin tak akan ikut campur masalahku? Apa kau hanya akan menonton permainan seruku ini?" Tanya Zean.

"Iya, setelah aku melihat Aldo, entah kenapa aku tak ingin lagi bertarung, bahkan bertemu dengannya lagi.. Aku.. Aku hanya ingin meneliti sesuatu, jika kau ingin mencari sesuatu yang seru, pergilah, tugasku hanya mencarikanmu wadah, dan membangkitkanmu" jelasnya.

"Ah kenapa kau jadi semakin kaku, padahal dulu kau yang paling bersemangat soal bertarung"

"Tidak tahu, aku muak melihat wajahku sendiri pada Aldo, tapi panggilah aku jika kau butuh bantuan"

"Baiklah.. Aku pergii.." pamit Zean.

Seperginya Zean, Radelv menunduk, "maaf, bohong aku tidak ingin bermain-main dengan manusia lagi, Aku.. hanya dihubungi oleh Ayah, agar tidak macam-macam pada Floren.. Maafkan aku.. Aku belum bisa mengatakan yang sebenarnya.."

*

"Mau kemana Floren?" Tanya Freya yang melihat Floren sudah terlihat rapi.

"Aku.. ingin mencari Zean.."

"Apa kau mencari mati Floren?! Jangan pergi.. Aku takut terjadi sesuatu padamu"

"Hey? Aku sudah melampaui mu, apa kau masih mengkhawatirkanku?" Tanya Floren.

"Aku tahu.. A-aku cuma khawatir.. Aku tak ingin kehilanganmu.." lirihnya.

"Kau harus terus percaya padaku, Aku lebih kuat dari Zeandra, kalaupun aku lemah, aku akan memperkuat diriku untuk dapat kembali padamu.. Kamu percayakan bahwa aku akan baik-baik saja?"

Freya menghela nafas, ia pun mengangguk pasrah, "jagalah Justin, sampai aku kembali.." pamitnya lagi.

Lagi-lagi Freya hanya mengangguk mengerti.

"Baiklah.. Aku keluar dulu.."

Cklekk

"Kau mencariku?" Tanya seseorang yang membuat Freya dan Floren mematung.

"Zeandra!"

"Tak perlu repot-repot mencariku, aku sudah menunggumu, aku akan menghajarmu di rumahmu seperti dulu! Hahahaha.."

Freya menatap takut ke arah Zeandra, namun entah kenapa Zeandra seperti tidak melihatnya, Zean hanya menatap Floren, dan tak terkejut dengan keberadaan Freya.

"Apa yang terjadi? Apa dia tak melihatku?" Heran Freya.

"Jadi dimana Freya?! Aku kemari untuk menjemputnya!" Tanya Zean.

"Oh apa semenjak kau menjadikan manusia sebagai wadah, kau kehilangan penglihatanmu terhadap makhluk halus?!"

"M-mana mungkin.. Cepatlah.. Pertemukan aku dengan Freya.."

"Lalu kenapa kau gemetar? Padahal Freya sendiri sudah berdiri di depanmu"

Zean terkejut, ia benar-benar sudah kehilangan kemampuan itu, pikirnya.

"Tidak! Kau selalu banyak bicara! Kemari kau!!" Geramnya, ia mengarahkan kekuatannya ke arah leher Floren.

Brakk

Tubuh Floren ia banting ke arah patung yang ada di tengah mansionnya.

"Arghh!"

"FLORENN!"

Floren mengisyaratkan tangannya agar tidak ikut campur.

"Ck! Cepat tunjukan Freya padaku FLOREN!!" Bentaknya, lagi-lagi tangannya mengarahkan tubuh Floren ke arah lain, membantingnya dengan keras.

"Aghh! J-jangan harap!!"

Zean yang merasa dipermainkan pun menarik tubuh Floren ke arahnya dann..

Srekkk

She's Always be My Queen[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang