Jalanan sore itu cukup ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Trotoar juga ramai dengan pejalan kaki. Tapi sesorang yang berdiri di pinggir trotoar tidak terganggu sedikitpun dengan keramaian di sekitarnya.
Tatapan orang itu terpaku ke sebrang jalan. Tepat ke seorang pemuda yang juga sedang memperhatikan dirinya. Namun berselang beberapa menit orang itu pergi dari tempatnya, menyisakan seorang pemuda di sebrang jalan dengan kerutan di dahinya.
*
Hongjoong melangkahkan kakinya pelan di sepanjang trotoar jalanan kota yang di kanan kirinya penuh dengan toko-toko yang berjejer rapi. Di sampingnya Seonghwa sibuk menyeruput ice americano miliknya.
Semua terlihat sama seperti sebelimnya. Tata letak toko. Lampu lalu lintas. Persimpangan jalan. Bahkan patung jam pasir besar di sudut jalan juga masih sama. Hanya saja rasa yang mereka rasakan sedikit berbeda.
"Bagaimana ibumu?"
"Hm." Hongjoong menoleh pada Seonghwa yang sudah selesai dengan minumannya. Bahkan pemuda yang lebih tinggi darinya itu sudah membuang wadahnya ke tempat sampah. "Baik. Seperti biasa. Dan seperti sebelumnya. Hanya kebiasaannya sedikit berbeda."
"Hahh." Seonghwa menghela nafas berat. "Aku rindu keluargaku yang sbelumnya. Sejak kecelakaan itu semua berubah. Memang tidak dalam skala yang besar, tapi perbedaan itu tetap terlihat. Contohnya Yeosang yang bebas melakukan apapun yang dia mau tanpa larangan dari kedua orang tuanya. Meskipun sebelumnya memang begitu, tapi orang tuanya tetap ketat dalam hal belajar, kan?"
"Dari cerita yang ku dengar sih begitu."
Tiba-tiba Hongjoong berhenti di pinggir trotoar. Melihat dengan wajah serius ke sebrang jalan. Mengabaikan Seonghwa yang terus berjalan sambil berbicara.
"Hey kenapa tiba-tiba berhenti??!!" Seonghwa sedikit meninggikan suaranya karena jarak mereka sudah lumayan jauh.
Hongjoong masih diam. Tidak menjawab pertanyaan Seonghwa sampai pemuda yang lebih tua mendekat.
"Ada apa?" Seonghwa ikut melihat ke arah pandang Hongjoong. Tidak ada sesuatu yang menarik di sana. "Hey ada apa?"
"Hah?" Hongjoong sedikit tersentak karena tepukan di bahunya dari Seonghwa. "Ah i-itu, tidak ada apa-apa."
"Bukannya ini tempat kecelakaan dua tahun lalu? Kau sering datang ke sini kan? Bahkan kemarin sore kau terlambat datang ke basecamp juga karena datang ke tempat ini kan?"
"Ya."
"Masih berusaha mencaritahu?" anggukan di dapat Seonghwa dari Hongjoong. "Bukan aku tidak setuju atau menghalangi niatmu untuk mencaritahu semuanya. Tapi aku khawatir sesuatu terjadi padamu. Kau ingat gambaran yang kita dapat kemarin? Aku takut sesuatu yang mengerikan benar-benar terjadi."
"Karena itu aku selalu datang ke tempat ini untuk mencaritahu sesuatu. Untuk mencegah hal yang mengerikan terjadi." Hongjoong kembali melangkah di ikuti Seonghwa.
"Tapi setidaknya jangan sendirian. Ajak aku atau yang lain. Kita bisa saling menjaga kalau sampai terjadi sesuatu. Kenapa kau......"
"Sudah. Jangan bahas ini dulu. Kita harus cepat atau yang lain akan marah."
*
Gambaran yang muncul tiba-tiba kemarin membuat trauma Jongho sempat kambuh. Dan sekarang pemuda itu sedang terbaring di kasur miliknya karena demam. Yang lain sudah ada di rumahnya untuk menemani selagi orangtuanya pergi. Kecuali Hongjoong dan Seonghwa yang masih dalam perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasySebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....