"Jangan bertindak gegabah."
"Aku tidak."
Saat ini Hongjoong -tanpa anggota Ateez yang lain- sedang duduk berhadapan dengan HalaJoong di ruang diskusi. Seperti biasa, Hala yang lain juga ada di sana. Beberapa menit lalu mereka membahas tentang Hongjoong yang akan kembali ke pusat kota, ke markas maskman. Untuk mengambil jam pasir yang seharuanya menjadi milik mereka.
"Apa kau lupa? Kau hampir kehilangan anggotamu karena kelalaimu yang memilih keputusan tanpa memeberitau kami untuk mengambil jam pasir itu." HalaJoong berucapa sarkas.
"Bagaimanapun sejak awal itu memang resikonya, kan?" Hongjoong menatap tajam HalaJoong. "Apapun akan aku lakukan untuk bisa segera mendapatkan jam pasir itu. Sekalipun harus ada yang di korbankan."
HalaJoong tertawa sumbang. "Kau memang benar-benar egois."
"Bukannya dulu kau juga seperti itu?"
HalaJoong tersenyum miring, tanpa mengalihkan tatapannya dari Hongjoong. Sama halnya dengan Hongjoong yang masih mempertahankan tatapan tajamnya.
"Oh, benar." lagi, HalaJoong terkekeh di akhir kalimatnya.
"Sepertinya dia sudah mulai gila. Sama seperti ketua kita dulu." HalaYeo berujar entah pada siapa. Tapi dari kata-katanya jelas dia sedang menyindir sang ketua.
"Yeosang dengan mulut pedasnya. Seperti biasa." HalaJoong sesaat teralih ke arah HalaYeos yang duduk di sudut ruangan dengan sebauh buku di tangannya.
"Jadi, kau tidak mau membawa kami kembai ke dimensi kami terdampar, maka dari itu kami akan pergi kembali ke pusat kota. Ke markas maskman. Mengambil jam pasir milik kami."
"Sepertinya kau sangat yakin bisa merebut jam pasir itu tanpa bantuan kami." kali ini HalaHwa yang berujar.
"Kenapa tidak? Ateez punya Yeosang yang kemampuan hampir setara dengan Yeosang kalian. Ateez punya Mingi yang kemampuannya sudah setara dengan Mingi kalian. Ateez punya San dan Jongho yang kemampuan bertarungnya semakin meningkat. Sisanya bisa di andalkan dalam hal medis. Jadi kenapa aku tidak ya........"
"Tapi Ateez punya captain yang cukup gegabah." Hongjoong terdiam saat HalaJoong memotong ucapannya. "Bahkan kau tidak mendiskusikan hal ini dengan anggotamu. Kau memutuskannya sendiri."
"Aku captainnya. Aku bisa memutuskan apapun tanpa persetujuan mereka."
"Kesalahan besar. Benar-benar kesalahan besar." HalaJoong menatap Hongjoong tajam. Seluruh atensi di sana juga terfokus pada Hongjoong. "Kau bisa saja mengulang kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu."
"Tindakan bodoh." gumam HalaYeo, masih di tempatnya semula.
"Kau sudah tau kalau aku juga seperti ini dulu. Entah kau tau dari mana, aku tidak mau tau. Tapi kau tidak belajar dari masa lalu. Keegoisanmu, tidakan gegabahmu, akan membawa petaka masa depan. Kau akan merasakan bagaimana rasanga kehilangan. Sama seperti yang ku alami." ada nada kesedihan dalam suara sang ketua Hala. Setelah mengatakan itu, HalaJoong memutar bandul berbentuk jam pasir dari kalungnya dan menghilang, meninggalkan ruang diskusi. Di ikuti oleh yang lain.
Hongjoong menghela nafas berat. Apapun yang terjadi di masa lalu, pasti bukan sesuatu yang menyenangkan. Tapi dia memang jarus melakukan ini. Ateez harus secepatnya menemukan jam pasir mereka untuk pulang. Apapun resikonya.
Mungkin semakin cepat semakin baik. Hal-hal buruk yang terjadi i masa lalu tidak akan terjadi di masa sekarang.
*
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasySebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....