38

66 4 0
                                    






Hongjoong melangkahkan kakinya di sebuah lorong dengan pencahayaan redup. Hentakan kakinya menggema di sepanjang lorong. Ekspresi wajahnya sangat datar dan mengintimidasi.

Hongjoong terus berjalan sampai menemukan sebuah pintu di ujung lorong. Hongjoong membukanya lalu masuk ke dalam ruangan di balik pintu tersebut.

Di dalam ada beberapa orang dalam keadaan yang berbeda. Yeosang dan Seonghwa yang sedang berdiri menghadap 5 orang lainnya yang sedang terikat di kursi pesakitan.

"Kau sudah datang?" Seonghwa bertanya begitu mendapati presensi Hongjoong.

"Hmmm. Bagaimana?"

"Mereka masih dengan pendirian awal mereka. Menolak untuk mengikuti kita." Seonghwa mendekati salah satu dari mereka yang terlihat cukup menyedihkan. Beberapa lebam terdapat di wajahnya.

"Ku rasa, sudah saatnya eksekusi."

Hongjoong terkekeh menanggapi ucapan Yeosang. "Sabar sedikit. Kita perlu bermain-main terlebih dahulu dengan mereka."

Hongjoong mendekati Seonghwa an salah satu orang yang terikat. Menyentuh dagu orang itu dan mengangkat wajahnya.

"Sayang sekali wajahmu yang tampan ini sampai seperti ini, Yunho" Hongjoong berkata lembut, tapi berbanding terbalik dengan perbuatannya. Dia menekan satu luka di antara lebam yang ada di wajah itu.

Orang itu, Yunho, mendesis merasakan sakit yang dia terima. Ingun melawan tapi keadaannya yang terikat tidak memungkinkan.

"Singkirkan tanganmu, sial*n!"

"Oho ho. Masih berani melawan rupanya." Hongjoong menepuk-nepuk pelan pipi Yunho. "Aku beri kesempatan untuk dan yang lain untuk memilih ikut denganku atau......mati."

5 orang termasuk Yunho diam di trmpat mereka. Tidak ada yang buka suara. Selain karena sedang menahan sakit, tapi juga muak dengan tingkah Hongjoong.

"Sepertinya kalian lebih memilih mati daripada ikut denganku. Baikla, jika itu mau kalian." Hongjoong memberi isyarat pada Yeosang.

Yeosang yang mengerti langsung memberikan apa yang di inginkan Hongjoong. Sebuah besi yang ujungnya sudah di panaskan.

"Ini akan sangat menyenangkan. Melihat kalian menderita sebelum mati. Seharusnya......"

Aaaaaaaaa.

".......kalian memilih jalan seperti Seonghwa dan Yeosang. Lihat, mereka baik-baik saja.

Yunho menjerit kesakitan saat ujung besi itu menyentuh kulit lengannya.

"Kami bertiga akan menguasai seluruh dunia dan dimensi. Lalu mencari dir kalian yang lain untuk di jadikan anggota."

Aaaaaaa.

Lagi, Yunho menjerit saat ujung besi itu kembali menyentuh kulitnya.

"Kalian...." Hongjoong melihat 4 orang di sisi kiri Yunho. "......ku beri kesempatan sekali lagi jika tidak ingin merasakan hal yang sama dengan Yunho. Ikut atau.....mati."

"Lebih baik kami mati daripada harus ikut dengamu, b*j*ngan!!" orang di samping Yunho berseru lantang.

"Sssttt. Pelan-pelan. Setelah ini giliranmu, Mingi. Kau akan bernasib sama dengan sahabatmu ini."

"Kak......." Hongjoong memiringkan kepalanya saat mendengar panggilan itu. "..........kenapa begini?"

"Begini bagaimana Jongho." Hongjoong melangkah mendekati Jongho, meninggalkan Yunho yang masih dalam keasakitannya.

"Bukankah kita berjanji untuk terus bersama? Kenapa......"

"Kalian yang memilih jalan lain dan memilih berpisah denganku, Seonghwa dan Yeosang."

DEJA VU - ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang