Hongjoong, San, Mingi dan Jongho keluar dari bangunan markas dan mulai memeriksa bagian luar bangunan. Bagian depan, belakang dan samping kanan-kiri.
Sejauh ini tidak ada hal penting yang mereka dapatkan. Semuanya sama dengan di dalam. Terlihat usang dan rapuh.
Hongjoong yang memisahkan diri dengan yang lain, memilih untuk memeriksa bagian belakang bangunan. Terus masuk ke dalam hutan saat tidak menemukan apapun di dekat bangunan.
Pepohonan masih sama seperti sebelumnya. Lebat dan rimbun. Membuat hutan di sore hari itu terlihat sangat gelap. Pandangan Hongjoong juga semakin terbatas.
Aakkkhh.
Sampai Hongjoong tidak melihat jika di depannya ada jurang. Dia terperosok masuk ke dalamnya.
"KAK JOONG!!"
Hongjoong merasakan sakit di kaki kirinya. Sepertinya itu terkilir. Atau bisa lebih parah. Patah misalnya. Dia mendongak ke atas. San, Mingi dan Jongho ada di sana. Sepertinya, ketiga adiknya itu mendengar teriakannya.
"KAK JOONG!! BISA DENGAR KAMI??!!"
Jelas. Hongjoong mendengar suara mereka dengan jelas, tapi entah kenapa rasanya sangat sulit untuk hanya sekedar membuka mulut dan menyahut. Rasa sakit di kakinya tidak mungkin berefek sampai seperti itu, kan?
"KAK JOONG!!"
Bukannya menyahut, Hongjoong merasa tubuhnya semakin ringan dan pandangannya mengabur.
"HEY JOONG, BANGUN!!"
Lalu setelahnya dia merasakan tubuhnya di guncang pelan. Samar-samar dia juga mendengar suara Seonghwa. Apa yang lain berhasil membawanya keluar dari dasar jurang?
"Joong!! Hey!! Bangun!!"
Suara itu semakin jelas. Samar-samar pandangan Hongjoong juga semakin jelas. Sampai saat tubuhnya kembali di guncang, dia tersentak dan langsung terbangun di kursi yang dia tempati. Kursi kemudi. Kursi kemudi?
"Kau baik-baik aja? Mimpi buruk?"
"Apa yang terjadi?" bukannya menjawab, Hongjoong malah balik bertanya.
"Tadi kau teriak. Kayanya kau ketiduran tadi."
"Kita di mana?"
"Kita masih istirahat."
Hongjoong melihat sekitar. Ini masih tempat yang sama saat mereka memilih beristirahat sebelum kembali melanjutkan perjalan ke markas Hala. Yang lain terlihat memperhatikannya dari luar mobil dengan raut khawatir.
"Markas?"
"Kita masih setengah perjalanan menuju markas. Kau.....mimpi buruk?" Seonghwa mencoba menarik fokus Hongjoong yang sepertinya sedikit linglung.
"Entahlah." Hongjoong yakin tadi itu semuanya nyata. Atau......memang hanya mimpi? Atau gambaran? Tapi dia yakin kalau itu sangat nyata. Dia bahkan masih bisa merasakan sakit di bagian kaki kirinya meski hanya samar.
"Kak, setelah ini biar aku yang nyetir. Kayanya kakak masih capek." ujar Yunho.
"Ya udah, aku bakal pindah ke tengah. Kau temani Yunho di sini." Seonghwa keluar dari bagian depan mobil dan pindah ke kursi bagian tengah, bersama San, Mingi, dan Wooyoung. Jongho dan Yeosang masih menepati kursi paling belakang Seonghwa yakin kalau Hongjoong masih merasa tidak enak dengan yang lain, itu sebabnya dia memilih obsi itu.
Sebenarnya yang lain merasa sangat khawatir dengan sang captain. Tapi mereka memilih diam. Bukan tidak peduli, hanya tidak ingin merusak suasana.
Perjalanan mereka lanjutkan kembali. Matahari masih berada di atas kepala saat mobil itu kembali melaju di jalanan sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
ФэнтезиSebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....