Hari yang di tunggu Hongjoong akhirnya tiba. Dia sudah bersiap dengan persenjaan miliknya. Sekarang, sang captain dari Ateez itu sedang memeriksa bagian mesin dari mobil van -yang sebelumnya mereka gunakan- mempersiapkan mobil itu untuk perjalanan jauh.
"Kau udah pikirin ini baik-baik, Joong?" tanya Seonghwa yang sejak awal ada di sana, bersandar pada kap mobil.
"Kau udah tau jawabannya, Hwa."
"Siapa tau kau berubah pikiran." Seonghwa menggedikkan bahunya. "Anggota lain juga sepertinya akan ikut. Mereka lagi bersiap. Kecuali Wooyoung dan Mingi. Dua orang itu, entah, akan berubah pikiran atau enggak."
"Kenapa?"
"Apanya?" Seonghwa balik bertanya karena tidak paham maksud pertanyaan Hongjoong.
"Kenapa kau memilih untuk ikut?"
"Kau pikir aku bakal biarin gitu aja kau pergi sendirian? Sebagai anggota, sebagai bawahan, sebagai SA.HA.BAT.." Seonghwa menekan kata sahabat. "...aku gak bakal biarin kau pergi sendiri. Lagi pula, aku tau tujuanmu itu baik. Hanya cara penyampaianmu pada yang lain yang kurang baik. Kaueharusnya diskusikan dulu dengan yang lain, baru ambil keputusan."
"Ya, aku tau. Enggak usah di ingatlan lagi."
"Kau tau tapi masih bersikap egois seperti itu.l
"Hwa...."
"Apa? Aku benar kan? Aku enggak berani mendebatmu di depan yang lain cuma untuk menjaga kepercayaan mereka untukmu. Apa jadinya kalau aku yang notabenenya adalah sahabat dekatmu saja tidak percaya padamu? Mereka bakal makin hilang kepercayaan ke captain mereka."
"Maka dari itu aku melakukan ini, untuk menembus semua keegoisan yang pernah ku lakukan."
"Bukan pernah Joong. Tapi selalu, sering."
"Terserah kau saja. Cepat panggil yang lain kalau mereka memang mau ikut. Kalau enggak, kita pergi sekarang." Hongjoong memilih masuk ke dalam mobil dan mengabaikan Seonghwa yang mengomel tidak jelas.
Seonghwa meninggalkan mobil van itu beserta Hongjoong di dalamnya. Masuk kembali ke markas dan menemui yang lain.
"Oh, kak Hwa. Kok masuk lagi?" itu Jongho yang berjalan dengan ransel miliknya. Dia hendak keluar dan menemui dua kakak tertuanya, tapi tidak di duga bertemu dengan Seonghwa.
"Kak mau panggil kalian. Yang lain udah siap?"
"Udah. Tinggal nunggu kak Mingi sama kak Wooyoung."
"Mereka jadi ikut?"
"Hmm." Jongho mengangguk. "Kak Yunho sama kak Yeosang berhasil bujuk keduanya. Jadi sekarang lagi bersiap."
"Jongho..?"
"Hmm?"
"Maaf ya?" ada raut kesedihan di wajah Seonghwa.
"Eh, maaf kenapa? Kak Hwa gak bikin salah apa-apa ke Jongho."
"Maaf kalo kak Hwa sama kak Hongjoong gak bisa jaga kalian dengan baik sampai berkahir di tempat dan situasi ini."
"Kak." Jongho menatap lekat yang lebih tua. "Ini bukan kesalahan kak Hwa atau kak Joong. Atau kesalahan siapapun. Ini memang sudah menjadi takdirku. Takdir kita. Yang terpenting, apapun keadaannya, aku mau kita bareng-bareng terus, ya?"
Seonghwa merentangkan tangannya dan Jongho langsung memeluk yang lebih tua. "Kak Hwa janji bakal jagain kalian nanti. Dari awal meski Jongho keliatan manja, tapi kak Hwa tau kok kalo Jongho itu punya pemikiran yang dewasa. Ayo berjuang bareng-bareng untuk kita bisa pulang lebih cepat."

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasySebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....