Ketujuh anggota Ateez sedang berkumpul di ruang pertemuan di tempat aman yang pernah mereka singgahi sebelumnya. Setelah kejadian sebelumnya yang berhasil melukai beberapa dari mereka -terutama Yunho yang mendapat luka paling parah - Ateez di bawah perintah Hongjoong langsung menuju ke tempat itu setelah berhasil memukul mundur pasukan musuh.
Sejak mereka memilih untuk berkumpul di ruangan itu, tidak ada satupun yang angkat suara. Semua diam. Pikiran mereka tertuju pada Yunho. Luka di kepalanya cukup parah hingga mengakibatkan pemdarahan. Wooyoung yang notabenenya hanya satu-satunya - bersama Yunho yang sedang terluka - yang paling paham akan medis, idak bisa membantu banyak. Juga karena terkendala peralatan medis yang memadai, tidak bisa membantu Yunho untuk bertahan.
Hahh.
Semua atensi beralih pada Wooyoung yang menghela nafas berat.
"Bukan salahmu, Young. Kita serba terbatas di sini." Seonghwa yang duduk di sampingnya menepuk pepan paha pemuda itu.
"Seandainya aku belajar lebih dari ini. Dan seandainya peralatan medis yang di sediakan Hala lebih memadai. Mungkin......"
"Yang lain juga maunya begitu. Tapi keadaannya memang enggak memungkinkan."
"Tapi...."
"Yunho sudah aman. Luka di kepalanya sudah di jahit. Pendarahannya sudah berhenti."
Atensi yang semula tertuju pada Wooyoung, beralih pada seseorang yang baru saja muncul di ruangan itu. HalaYunho.
Helaan nafas lega terdengar dari ketujuh anggota Ateez.
"Kau membawanya kembali ke markas Hala?" tanya Hongjoong yang merasakan keberadaan HalaYunho - yang datang tepat waktu sebelum Yunho kehabisan darah karena pendarahan - sempat menghilang.
"Bagaiamana kau tau?" tidak ada jawaban apapum dari Hongjoong. "Ya. Ya. Kau sama pekanya dengan ketua kami. Jadi wajar kalau kau bisa tau."
"Jadi.... Bagaimana Yunho?"
"Seperti yang sudah ku katakan tadi. Lukanya sudah di jahit. Pendarahannya sudah berhenti. Tapi dia masih belum sadarkan diri. Mungkin luka di kepalanya adalah pemyebabnya. Untuk sementara dia harus istirahat dan tidak akan ikut apapun misi kalian."
"Kau..... Yang menanganinya?" tanya Wooyoung, mengingat bahwa HalaYunho adalah alah satu yang mengajarinya dan Yunho tentang medis.
"Ya, dan.... tidak."
"Maksudnya?" Mingi menyela.
"Kalian tidak perlu tau. Yang terpenting kondisi Yunho kalian sudah lebih baik dari sebelumnya. Tinggal menunggu dia sadar."
"Kau......"
"Waktuku sudah habis. Salah satu dari kami akan memberi kabar kondisi Yunho kalian nanti."
HalaYunho menghilang begitu saja tanpa menunggu respon dari Hongjoong dan yang lain, menggunakan bandul berbentuk jam pasir pada kalung miliknya.
"Mereka sama, tapi Yunho yang ini cukup menyebalkan." gerutu Wooyoung.
"Tapi di sini justru kau yang menyebalkan. HalaYoung terlihat lebih mudah di jinakkan." timpal Mingi.
"Kau pikir kami binatang?" Wooyoung menendang kecil tulang kering Mingi.
"Jangan mulai. Kondisinya enggak memungkinkan untuk kalian berdebat hal yang gak penting." Yeosang segera menengahi perdebatan antara Wooyoung fan Mingi.
"Jadi, sekarang bagaimana?" semua atensi beralih pada Hongjoong setelah pertanyaan Jongho.
Sedangkan Hongjoong tampak memikirkan sesuatu dengan raut wajah keruh. Dia sebenarnya ragu untuk melanjutkan misi ini. Jika di pikir lagi, delapan orang saja belum cukup untuk bisa merebut jam pasir itu. Dan sekarang mereka hanya bertujuh. Kejadian di perbatasan juga mengakibatkan mereka mendapat beberapa luka, meski tidak separah Yunho.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasiSebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....