Hentakan kaki terdengar menggema di sebuah gang sunyi dan gelap di tengah kota. Mengundang siapapun yang mendengarnya akan menoleh dan pensaran. Tapi seperti yang sudah di katakan, gang itu sunyi. Sangat sunyi. Tidak ada seorangpun selain si pemilik hentakan kaki.
Menoleh ke kiri dan kanan, berbalik kembali ke arah belakang, di mana ujung gang terlihat lebih terang dari pada di dalam. Tidak ada siapapun. Orang itu menyentuh bandul yang ada di kalung miliknya. Memainkan jarinya di sana. Lalu....... Fufff. Orang itu hilang dalam sekejap mata.
*
Cklek.
Tiga orang yang ada di dalam ruangan itu menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka. Menampilkan seorang pria dengan penampilan kusut dan wajah yang terlihat murung.
"Kenapa dengan penampilanmu?"
"Hahh. Sungguh, kalau kali ini masih revisi lagi, aku menyerah." orang itu merebahkan tubuh lelahnya le sofa yang memang tersedia di ruangan itu.
"Masih soal skripsi?" yang paling tua menghentikan kegiatannya sejenak dan mengalihkan atensi pada yang lebih muda.
"Kak Seonghwa dulu begini juga enggak sih?" tanya balik yang lebih muda.
"Kak Seonghwa sih pinter. Mana mungkin revisi. Emang kak Mingi?" Yang termuda berujar dengan nada mengejek. Berniat menggoda, Mingi, orang yang sedang manjadi topik saat ini.
"Emang aku apa? Bodoh maksudnya?"
"Aku gak ada bilang kakak bodoh loh."
"Tapi maksud dari kata-katamu itu udah menjurus ke sana Jongho." Jongho, yang termuda hanya tertawa menanggapi Mingi yang mulai kesal.
"Liat Hongjoong gak, Gi?" Mingi hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Seonghwa. "Dia gak ada kabar dari tadi pagi. Apa hari ini dia gak dateng ke sini ya?"
"Mana mungkin kak Hongjoong gak dateng ke sini kak. Tempat ini kan udah kayak rumah buat dia. Bahkan dia lebih sering di sini daripada ruamh aslinya." celetuk seseorang dari sudut ruangan.
"Sejak kapan di situ San? Kok gak keliatan masuknya?" Mingi sedikit terkejut karena dari awal dia tidak melihat keberadaan San di ruangan itu.
"Dari sebelum kak Mingi masuk, kak San emang udah ada di situ kali, kak. Kak Mingi aja yang gak liat." Jongho menunjuk San dengan dagunya.
"Udah makan, Gi?"
"Belum kak."
"Di meja ada makanan. Makan gih. Tapi sisain yang lain ya."
Mingi tidak menjawab tapi langsung mendekati meja dan mengambil jatah makanannya.
Seonghwa memang sering membawa makanan ke basecamp mereka jika ada jadwal kumpul seperti hari ini.
Suasana hening karena semua aibuk dengan kegiatan masing-masing. Benar-benar hening. Sampai di titik tidak ada yang menghasilkan suara. Mereka benar-benar terdiam. Kaku. Bukan karena tidak bisa bergerak. Tapi terlalu terkejut dengan sesuatu yang baru saja terlintas di pikiran mereka.
Sebuah gambaran tiba-tiba melintas begitu saja. Sebuah gambaran yang sangat mengerikan.
"K-kak...." Jongho yang pertama kali bersuara setelah hening yang cukup mencekik mereka. Meski lirih, yang lainnya masih bisaendengarnya. "K-kak i-itu tadi a-apa?"
Grep.
"Tenang ya. Semua baik-baik aja. Yang tadi belum tentu terjadi." Seonghwa yang pertama sadar dari keterkejutan langsung memeluk Jongho yang mulai bergetar.
"Kak apa yang lain juga...."
Brak.
"Kalian juga dapat gambaran itu?" belum selesai pertanyaan Mingi, mereka sudah di kejutkan oleh seseorang yang membuka pintu secara tiba-tiba dan tergesa.
"Hongjoong, kemana aja?" tanya Seonghwa pada orang itu tanpa melepaskan pelukan dari Jongho.
"Jongho gak apa-apa?" Hongjoong, orang yang baru saja datang mendekat ke arah Seonghwa dan Jongho. Sedangkan Jongho hanya menggeleng di dalam pelukan Seonghwa.
Ada satu hal yang membuat Jongho begitu terkejut dan terlihat ketakutan saat melihat secara langsung atau hanya gambaran sesuatu yang mengerikan. Dia punya trauma akan hal-hal yang menakutkan. Meski dia terkenal sebagai orang terkuat di perkumpulan ini, tapi dia juga punya sisi lemahnya.
"Mana yang lain?" Hongjoong mengedarkan oandangan ke seluruh ruangan.
"Barusan sih Yunho bilang udah di depan. Mereka juga dapet gambaran barusan." Mingi yang menjawab pertanyaan Hongjoong sebari mengangkat ponsel miliknya. Menunjukkan ruang obrolan dengan Yunho.
Hongjoong hanya menghela nafas lega karena semua baik-baik saja. Saat dia mendapatkan gambaran itu dia sudah ada di depan basecamp. Setelah langsung masuk untuk memastikan semua baik-baik saja. Dia semoat kalut saat tiga lainnya belum terlihat. Tapi setelah ucapan Mingi tadi dia sedikit merasa tenang. Setidaknya sebenta lagi tiga lainnya akan sampai.
"Waahhhh. Kita terlambat."
Benar saja. Begitu Hongjoong mendudukkan dirinya di sofa, tiga orang masuk.
"Dari mana aja kalian?" Hongjong langsung menyerang mereka dengan pertanyaan yang tersirat kekhawatiran.
"Eits. Tenang bos. Kita ada kelas bimbingan. Revisi lagi nih bos." Woyoung, salah satu dari tiga orang itu berujar santai dan langsung merebahkan tubuhnya di lantai begitu saja. "Ah capek banget."
"Revisi juga?"
"Situ, lagi?"
Mingi hanya terkekeh atas pertanyaan dari Yunho.
"Kalian dapat gambaran itu juga?" Yeosang, orang terakhir yang bergabung langsung bertanya tanpa basa basi. "Jongho?"
"Dia gak papa. Cuma terkejut aja sama yang barusan." Seonghwa menjawab rasa penasaran Yeosang. "Hongjoong, kamu belum jawab pertanyaanku tadi. Kamu dari mana aja? Kenapa gak ada kabar dari pagi?"
"Aku ada. Cuma lagi males aja pegang ponsel. Lagipula aku juga kan punya kerjaan Hwa. Gk mungkin bisa pegang ponsel terus."
"Kamu bilang kemaren, hari ini cafe tutup karena pemiliknya pergi. Kamu bohong Hongjoong. Ada yang kamu sembunyikan, kan?"
"Ah itu- aku-"
"Jawab jujur Hongjoong, kamu kemana aja dari tadi pagi?" Seonghwa sedikit menekan Hongjoong karena sejak pagi perasaannya sudah tidak nyaman. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi.
"Apa sih Hwa? Kok kamu marah....."
"JAWAB AJA HONGJOONG!!!" Seonghwa menaikkan nada suaranya karwna Hongjoong mencoba menghindar. Bahkan dia sampai meninggalkan Jongho sendiri dan mendekat ke Hongjoong.
"UDAH AKU BILANG AKU ADA!!! GAK KEMANA-MANA!!!"
"TAPI KENAPA GAK ADA KABAR!!! KAMU YANG UDAH BUAT JANJI UNTUK KITA SEMUA SALING KASIH KABAR SETIAP HARI!!! TAPI KAMU NGILANG DARI PAGI TANPA KABAR!! BAHKAN SEJAK TERKAHIR KAMU KIRIM KITA PESAN UNTUK KUMPUL SORE INI!! Kamu jangan buat kita khawatir Hongjoong." Seonghwa merendahkan nada suara di akhir.
"Maaf. Maaf udah gak kasih kabar ke kalian." Hongjoong berdiri dari duduknya dan memeluk Seonghwa. "Kalian ingat tempat kecelakaan yang bawa kita ke tempat ini?" semua mengangguk.
"Jangan bilang....."
"Ya. Aku ke sana." Hongjoong langsung memotong pertanyaan Seonghwa yang belum selesai.
"Kenapa, kak?" tanya San yang kini berdiri di samping Hongjoong.
"Kakak cuma pengen tau sesuatu. Sesuatu yang membawa kita ke tempat ini dua tahun yang lalu."
Note :
Ini bukan cerita bxb ya. Ini real friendship.
Btw maaf kalo masih banyak kekurangan krn biasanya author nulis di fb dgn cerita yang abal2.....

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasiaSebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....