Bangunan itu masih sama. Suasana serba putih menyambut Hongjoong dan yang lain. Pasukan berpakaian serba putih mengelilingi mereka di kanan-kiri dan depan-belakang dengan seorang yang mengenakan masker dan topi pendora putih di barisan paling depan.
Dari postur tubuhnya, Hongjoong menebak dia adalah Jongho dari pihak maksman.
"Kemana kalian akan membawa kami?" pertanyaan itu terkontar dari arah belakang. Tepatnya dari Wooyoung yang berada di barisan paling belakang dengan dua penjaga di kanan-kiri dan satu penjaga di belakangnya. San tepat berada di depannya.
Wooyoung di dorong pelan oleh penjaga yang ada di belakangnya. "Hey, aku hanya bertanya! Jangan menggunakan kekerasan!"
"Wooyoung."
"Apa?" Wooyoung tidak terima saat Seonghwa menegurnya dari barisan tengah.
"Tenang saja." suara itu terdengar dari barisan paling depan. Tepatnya dari maksman yang menggiring mereka. "Kalian tidak akan terluka jika menurut. Kita sampai."
Sebuah pintu besi berwarna putih terlihat di hadapan mereka. Pintu yang sempat mereka ledakkan sudah kembali berdiri dengan kokoh.
"Waahhhh. Pintunya udah bagus lagi. Cepet banget benerinnya."
"Young, bisa serius gak sih?" Yeosang mengur Wooyoung yang seperti sedang terkagum dengan pintu besi di hadapannya.
"Maaf. Maaf."
Maksman yang ada di barisan paling depan menekan beberapa tombol di samping pintu besi itu. Lalu secara perlahan pintu itu terbuka.
"Selamat datang, lagi." maksman yang menggiring nereka memberi gestur, mempersilahkan Ateez masuk ke dalam ruangan itu. "Ketua kami sudah menunggu."
Hongjoong diam sejenak di trmpatnya berdiri. Yang lain menunggu intruksi darinya. Di dalam sana jelas terlihat tujuh dari delapan maksman duduk di kursi masing-masing. Menanti Ateez masuk ke dalam ruangan. Satu maksman yang berada paling tengah dan duduk di kursi yang sedikit berbeda dari yang lain, menatap tepat ke arah mata Hongjoong. Tapi Hongjoong yakin orang itu sedang tersenyum miring di balik maskernya.
Hongjoong mulai melangkah dan masuk ke dalam ruangan yang sepertinya ruangan khusus untuk maksman. Yang lain mengikuti Hongjoong dan berdiri di samping kanan-kiri Hongjoong secara memanjang.
"Selamat datang." ketua maksman berdiri dari kursinya dan melangkah mendekati anggota Ateez. "Senang kalian kembali berkunjung. Tapi sepertinya kalian tidak dalam formasi yang lengkap. Maaf pasukanku terlalu keras pada kalian. Aku sudah mengatakan untuk tidak menyakiti kalian. Tapi mau bagaimana lagi. Mereka sudah terlatih untuk menyingkarkan siapapun yang berpotensi mengganggu kedamaian kota ini."
"Tidak perlu basa basi. Langsung ke intinya saja." Hongjoong menyela ucapan panjang ketua maksman itu. "Berikan jam pasir milik kami."
"Hahahaha."
"Dia gila?" Wooyoung bertanya dengan bergumam pada Yeosang yang ada di sampingnya. Yeosang tidak menanggapi, hanya memberi memberi tatapan mengancam. "Maaf." dan akhirnya Wooyoung diam.
"Tidak perlu buru-buru. Cromer- ah jam pasir itu kami menyebutnya cromer. Cromer itu aman bersama kami. Kami akan serahkan bila sudah waktunya."
"Sekarang adalah waktunya." ujar Hongjoong tegas.
"Hey, kami bahkan belum menjamu kalian." salah satu dari maksman yang masih duduk di kursi masing-masing berujar.
"Ucapan Wooyoung benar." ketua maksman itu menoleh pada Wooyoung -Atrez-. "Kalian bisa kolaborasi untuk menciptakan makanan enak."
"A-"
"Kami tidak butuh itu. Kami hanya butuh jam pasir milik kami." Hongjoong memotong ucapan Wooyoung -Ateez- yang hendak menjawab sang ketua maksman.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEJA VU - ATEEZ
FantasySebuah tragedi yang menyebabkan mereka berpindah dimensi tanpa mereka sadari.....