Sorenya sepulang Indira dari perusahaan yang menjadi tempatnya magang, ia dijemput oleh supir yang tadi pagi mengantarnya juga. Supir itu khusus milik Nicolaas, berarti mobil yang digunakan pun pasti milik pria itu. Indira tersenyum melihat gedung megah yang berdiri di hadapannya sebelum masuk ke dalam mobil, sisa satu minggu lagi dan dia akan segera meninggalkan gedung ini. Indira tampak sendu sekali.
Indira menghela nafas sesaat setelah mendudukkan diri dengan tenang di kursi belakang. Suasana hatinya masih sangat buruk, beberapa kali ia harus menangis di depan cermin toilet kantor untuk melampiaskan rasa frustasinya. Indira sangat tidak tega melihat kondisi Melissa dan ditambah permasalahannya dengan Marco.
Tiba-tiba ia teringat lagi bagaimana wajah putus asa dan lelah milik Melissa. Indira tak kuasa menahan air matanya, dia mengusap kasar pipinya sembari menoleh memandangi jendela. Sahabatnya itu sedang berjuang ditengah ketakutannya, Melissa diperkosa dan ungkapan itu membuat Indira marah sekaligus merasa pilu di saat yang bersamaan. Melissa sama seperti Indira, tinggal sendirian di negara yang jauh dari tanah asalnya. Sahabatnya itu sangat ketakutan mendapat judge dari orang-orang dan ketakutan terbesar Melissa ada pada keluarganya. Sekalipun perempuan itu hidup dalam lingkungan yang sangat berkecukupan, hamil di luar nikah adalah aib yang mungkin bisa saja keluarga Melissa hilangkan dengan mudah. Menggugurkan kandungan Melissa, itu yang sahabatnya ucapkan tadi sebelum Indira berangkat bekerja. Cara tergampang yang bisa keluarga Melissa lakukan untuk menutupi aib itu adalah dengan membunuh bayi yang tidak bersalah.
Indira masih ingat seberapa pilunya Melissa menangis tadi, berkata dengan bergetar, mengadu kepadanya bahwa keluarga dan orang yang memerkosa sahabatnya itu menyuruh Melissa untuk menggugurkan kandungannya. Keluarga Melissa memang belum tahu kabar ini, tapi Melissa sudah sangat yakin kalau orang tuanya pasti akan melenyapkan bayi yang ia kandung.
Tadi Indira bertanya apakah Melissa memiliki niat seperti itu, tidak katanya, Melissa membantah sambil memegangi perutnya yang masih rata. Dan Indira memiliki tekad yang sama untuk mempertahankan kandungan itu, ia terlanjur sayang dengan bayi dalam kandungan Melissa.
Indira menghela nafas, pandangannya melirik orkestra yang sekilas ia lihat di pinggir jalan. Dia sibuk mengusapi pipinya yang berlinang air mata, rasanya masih sangat sakit mendengar segala aduan Melissa. Tiba-tiba ingatannya beralih tentang pertengkarannya dengan Marco pagi tadi, ia bingung harus bagaimana menyikapi ini semua. Mau menjelaskan kepada Marco pun percuma, pria itu akan tetap marah kalau Indira masih tetap tinggal di rumah Nicolaas. Tapi, meninggalkan rumah Nicolaas tidak segampang itu, Mom Nicolaas pasti akan menahannya.
Menghela nafasnya yang berat setelah mengusap lagi pipinya yang terus basah, alis Indira terangkat sebelah, mengerjap setelah bunyi mesin mobil dimatikan, terkejut melihat gedung stadion tertangkap netranya. Terlalu asik melamun dan menangis di perjalanan sampai Indira tak sadar ia dibawa ke stadion yang sama seperti yang didatangi Nicolaas tadi pagi.
“Sir, kenapa kita kesini?” ia bertanya setelah mobil yang ditungganginya berhenti di parkiran stadion. Suara Indira terdengar lebih serak daripada biasanya.
“Sekalian menjemput Sir Nicolaas, Nona.” jawab supir itu ramah.
Indira mengangguk mengerti, ia menghembuskan nafasnya lagi sebelum akhirnya keluar dari mobil setelah meraih ponsel dan dompetnya. Berjalan memasuki stadion yang sangat besar itu, Indira dipandu supir Nicolaas menuju ruang ganti, katanya Nicolaas sedang berganti pakaian setelah seharian berlatih sepak bola.
Indira teringat biru-biru lebam Nicolaas, seketika ia meringis ngilu.
Ugh, pasti sakit.
Saat mereka sampai di ruang ganti, keadaan ruang ganti masih kosong membuat Indira memandang supir Nicolaas penuh tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello in Netherland
ChickLitSebuah pertemuan adalah ikatan takdir dan Indira Prisa mempercayainya. Sampai akhirnya pertemuan berkali-kali dengan Nicolaas Sebastiaan menyadarkan Indira bahwa mungkin mereka terikat benang merah yang kuat. start : 01/01/24 end : 20/01/24 A cover...