HEYYOW!!SELAMAT SORE MENJELANG MALAM!
&
SELAMAT MEMBACA GUYS
•••
Pagi kesekian, Naufal menata rambutnya dengan wajah serius di depan cermin yang entah sudah berapa kali diganti.
Setelah selesai, langkahnya ia bawa ke depan rak buku. Melihat sejenak daftar pelajaran yang sengaja ia buat, menata bukunya dan memasukkan kedalam tas.
Aktivitasnya terhenti ketika matanya dengan tak sengaja tertuju pada buku diary biru.
Diambilnya buku itu, dan mengamatinya dengan lamat.
Kekehan kecil mengudara, sebelum ia memasukkan buku itu kedalam tasnya."Semoga lebih baik dari hari kemarin." Nafasnya ia ambil dengan berat sebelum ia melangkah ke arah rak sepatu dan mengambil sepatu.
"NANA! SARAPAN!" Pekikan nyaring Axel memekakkan telinganya ketika pertama kali ia membuka pintu kamar.
"IYA YAH!" Langkahnya kian cepat ketika sampai di lantai bawah.
•••
"Guru piket kasih tugas, dikumpulin hari ini juga," desahan malas terdengar dari seluruh murid kelas Naufal.
Sedangkan Naufal, ia tertidur dengan kepala yang tertutup buku.
"Na, kerjain tugas," Haekal mencolek lengan Naufal berkali-kali, berusaha untuk membangunkan di empunya.
Hanya lenguhan yang menjadi jawabnya, membuat bola mata Haekal berotasi malas.
"Jangan contek punya gue loh, awas aja." Naufal tak perduli, ia hanya memutar kepalanya agar tak menghadap Haekal lagi.
Detik dan detik berlalu, kini tinggal beberapa menit sebelum jam kosong itu berakhir.
Naufal akhirnya membawa tubuhnya tegak, ia melenguh sejenak.
"YANG UDAH KUMPUL!" Teriak ketua kelas yang sekarang menyusun buku-buku tugas.
"Kumpul apaan?" Haekal hanya menggendikkan bahunya malas, membuat Naufal berdecak malas.
"Ini, aku udah buat salinan." Mata Haekal dengan cepat menatap ke arah shalsa yang memberikan satu buku kepada Naufal.
"Eh!? Beneran? Makasih loh sa, gue jadi hutang budi sama lo." Shalsa hanya terkekeh kecil setelah Naufal menerima buku itu dengan senang hati.
"Gapapa, aku tau kalau kamu gak ngerjain," Naufal hanya menunjukkan senyum lebarnya.
Sedangkan Haekal, entah sudah berapa kali ia mendesah malas pada percakapan dua orang itu.
"Kenapa sih kal? Sesak nafas lo?" Naufal dengan aneh menatap Haekal, sebelum ia berjalan ke arah ketua kelas dan mengumpulkan buku itu.
"Buat nama dulu di buku lo, nanti guru bingung kasih nilai," lantas, Naufal berbalik dan menatap Shalsa.
Shalsa hanya mengangguk dan tersenyum sebelum kembali duduk ke tempatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abu (End)
Teen Fiction"Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan?saling melihat tapi tak terikat, saling menatap namun tak menetap". -S.k "Gue usahain asal itu bikin Lo ba...