11. manusia tersakiti

410 23 0
                                    


HAI HELO ANNYEONG

SELAMAT MALAM INJEUNI!

H A P P Y R E A D I N G

AND

SORRY FOR TYPO

•••

Gelap, luas, dan indah. Naufal menatap langit malam dari balkon kamarnya ditemani sebatang rokok dan gitar di pelukannya. Heningnya malam membuat suara gaduh dalam pikirannya kian meningkatkan rasa pening.

Naufal meletakkan gitarnya kembali dan menyesap rokok, setiap hembusan asap terasa membawa seluruh bebannya menjauh pergi. Ini yang Naufal suka, ketenangan.

"Jangan ngeliat kebelakang, ada banyak orang yang peduli. Sedangkan di belakang? Cuma ada manusia gak punya hati yang merasa paling tersakiti"

Perkataan singkat Haekal beberapa waktu lalu mampu meluluhkan lantakkan hati Naufal saat kembali teringat.

"Bunda hidup gue chan, gak akan bisa" gumam Naufal mendongakkan kepalanya.

Pukul 23:45, Naufal segera bangkit dan menutup pintu balkonnya. Berjalan kearah kasur, dan merebahkan diri.

"Lupain, besok mungkin lebih baik" lirihnya kemudian menutup mata.

••

"Soal kemarin, gimana?" Kalimat pendek itu spontan membuat Naufal melirik malas Haekal yang tersenyum lebar kearahnya.

"Masih lama kan? Lagian gak pasti nyampe ke sana" senyum lebar Haekal berganti dengan wajah malas.

"Mau kemana lagi emang?" Haekal bertanya dengan mulut mencibir.

"Mati? Ajal orang gak ada yang tau" sontak bibir Haekal terdiam dan sibuk dengan makanannya.

"Gue juga gak rela ninggalin Nono sendiri, berat Chan" Haekal menghela nafas berat.

"Yaudah, pikirin lagi yang menurut Lo pantas di pertimbangkan. Jangan mikirin sesuatu yang sama sekali gak pantas" Naufal mengangguk dan bangkit dari duduknya. Dia meletakkan uang 20 ribu, kemudian berjalan keluar kantin.

"Dasar labil" sekali lagi mulut Haekal mencibir.

Naufal menatap lekat lapangan sekolah yang diisi murid kelas Nofal.
Nofal yang merasa di perhatikan mendongak, melihat Naufal yang juga menatapnya. Nofal melambai, Naufal terkekeh dibuatnya.

"Jaga diri" Naufal berucap tanpa suara, terlihat jelas raut Nofal yang tadinya sumringah kini berubah kesal. Nofal segera membalikkan tubuhnya dan berlari kearah teman sekelasnya.

Satu tepukan yang Naufal rasa di bahunya mampu membuatnya tersentak dan langsung berbalik badan.

"Kenapa?" Perempuan yang tadinya menatap lekat Naufal segera membuka ranselnya dan memberikan satu kotak bekal padanya.

"Aku buat ini, khusus buat kamu. Dimakan ya na" segera, perempuan itu berlari pergi setelah Naufal menerima kotak bekalnya. Wajah nya bersemu merah selama dia berlari.

Abu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang