HALO HALO
Kemarin janjinya tembus 1000 kata ya, tapi malah gak up hehe mian yeorobun.
tapi kali ini bakal up 2 part kok, tenang..
Apapun itu
HAPPY READING
AND
SORRY FOR TYPO
•••
Naufal dan Saudaranya, nofal. sekarang berada di ruang tamu rumah mereka dengan wajah yang tak terbaca.Axel sekarang berada di luar kota karena bisnis yang mengharuskannya pergi. Sedangkan etry, sekarang ia berada di tokoh kuenya.
Naufal masih diam memperhatikan gerak gerik nofal yang tampak tak nyaman saat menarik nafas. Melihat itu, Naufal merasa jahat, jahat untuk sembuh walau saudaranya masih saja mengalami penderitaan tanpa ujung itu. Pikirannya dilempar pada saat sang bunda menyuruhnya untuk mendonorkan organ paling pentingnya secara sukarela pada saudara satu rahimnya itu.
mengingat kembali kejadian itu, membuatnya terkekeh miris. kekehan tiba-tiba Naufal membuat kening nofal mengkerut bingung.
nofal menegakkan tubuhnya yang sadari tadi bersandar pada kursi, ia menarik nafas panjang sebelum mulai berbicara.
"na.., gue bakal lurusin semua salah paham kita beberapa bulan lalu." Naufal lantas menatap nofal dengan pandangan tak terbaca. namun nofal sangat mengerti tatapan itu, tatapan yang seolah memohon padanya untuk bahagia. tatapan yang menyimpan segala kepahitan hidupnya tanpa dapat berkeluh-kesah.
"Kejadian apa no?" Naufal menegakkan tubuhnya untuk mengisyaratkan bahwa ia siap mendengarkan nofal.
"Waktu Lo pergi ke Bandung itu..,
-itu jauh dari pemikiran gue na, gue gak tau apapun." Naufal menghela nafas, ia sudah menyangka bahwa nofal akan membahas hal itu.
"Gue tau kok no, gue udah ikhlas kalau nantinya posisi gue bakal di bawah panggung, bukan di samping dia." Rasa bersalah kian menyelubungi hati nofal ketika Naufal mengucapkan kalimat-kalimat yang ia yakin jauh berbeda dari kehendaknya.
"tapi sekarang gue bakal berusaha untuk batalin ini na, gue gak akan rebut kebahagiaan Lo lagi. Udah terlalu banyak gue nyakitin Lo." Naufal menggeleng tak setuju mendengar penuturan saudaranya.
"Jalanin aja no, mungkin ini udah ada di garis takdir kita." Nofal menggeleng sembari menunduk, berusaha menahan cairan bening yang seolah memaksa untuk keluar.
Saudaranya terlalu baik, Naufal terlalu baik untuk keluarganya. Masalah utamanya hanya ia yang terlahir di keluarga yang jauh dari kala utuh, andai kata Naufal lahir tanpa saudara sepertinya, mungkin saja Naufal dapat hidup bahagia tanpa dia yang selalu mengambil bahagianya.
"No, kalau saat ini Lo jahat sama gue. Gue bakal ungkapin semua rasa sakit gue ke Lo, tapi gue gak bisa, karena Lo baik sama gue. Gue bakal kasih tau semua rasa sakit gue selama di rumah ini no, gue bakal hina lo, gue bakal nyakitin hati lo. Tapi jauh di dalam hati gue, gue tahan itu karena ada lo, lo yang nahan gue untuk tetap di rumah ini." nofal masih menunduk mendengarkan Naufal, ia merasa asing dengan situasi ini. Karena nyatanya Naufal tak pernah mengungkapkan rasa sakitnya padanya, Naufal selalu diam dan diam-diam menangis di kamarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abu (End)
Teen Fiction"Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan?saling melihat tapi tak terikat, saling menatap namun tak menetap". -S.k "Gue usahain asal itu bikin Lo ba...