7. tentang ketakutan

495 28 0
                                    


YOHA!!

HAPPY READING GUYS

&

SORRY FOR TYPO

••

Setelah makan, entah lah itu makan malam atau siang. Sekarang Naufal dan Nofal sedang duduk di pohon kelapa tumbang dengan masing-masing tangan memegang kopi.

"Sekarang lagi musim apa sih?" Tanya Naufal.

"Karena Indonesia termasuk negara yang beriklim tropis, Indonesia cuma ada dua musim yaitu cuma musim panas sama hujan. Sekarang lagi musim panas" jawab Nofal jelas.

"Seru gak sih kalau indonesia punya musim gugur?" Celetuk Naufal setelah cukup lama diam.

"Ya, mungkin seru. Tapi itu gak mungkin karena musim gugur itu ada sebelum musim dingin" jawab Nofal lagi.

"Sekarang senja, gue suka senja" ucap Naufal ketika melihat warna oranye di ufuk barat dan terlihat jelas dari tempat mereka duduk.

"No" panggil Naufal.

"Hm" sahut Nofal dengan mata yang tak beralih dari langit oranye di depan mereka.

"Lo lebih suka sunset atau sunrise?" Tanya Naufal.

""Gue suka dua-duanya, tapi gue lebih tertarik sama sunset" jawab Nofal.

"Gue juga"

"No" panggil Naufal lagi.

"Apa?" Kali ini Nofal mengalihkan pandangan.

"Ini" Naufal memberikan satu buah gelang kecil hitam.

"Biar samaan kayak gue"

"Gue,Lo,senja,dan laut" celetuk Naufal.

"Kita bakal sama-sama ngejalanin ini"

"Kita itu kembar, kita ditakdirkan buat bersama. Hidup ini bukan cuma tentang masa depan, tapi juga tentang pelajaran yang kita ambil dari kesalahan yang udah kita buat dari masa lalu"

"Ketakutan terbesar Lo itu apa no?" Tanya Naufal.

"Kematian" jawab Nofal.

"Kalau Lo apa?"

"Semuanya, gue takut buat melangkah lagi no" jawab Naufal.

"Udah gue bilang, kalau Lo butuh. Gue selalu ada di belakang Lo, gue akan selalu dukung Lo meski dunia gak udah gak Nerima Lo" ucap Nofal dengan tangan yang merangkul Naufal.

"Kalau Lo ninggalin gue, gue gak bisa bayangin gimana rasanya na. Mungkin cara terakhir yang bakal gue lakuin yaitu ikut Lo pergi"

"Kasian bunda" jawab Naufal.

"Yang penting gue selalu sama Lo"

"Gue bakal selalu dukung apapun keputusan yang Lo buat, meski keputusan Lo itu ninggalin bunda"

"Gue gak kepikiran sampai ke sana no"

"Gue udah biasa aja sama kehidupan gue yang kayak gini. Singkat nya, gue udah terbiasa sama rasa sakit" ucap Naufal.

"Udah deh, kenapa jadi mellow" alih Nofal.

"Sunset nya udah selesai, kopi gue juga udah habis. Kita ke pasar malam yuk" ajak Naufal sambil berdiri dengan wajah cerah.

"Ngapain?"

"Pargoy sama Kunti, ya jajan lah" jawab Naufal sambil berjalan menuju mobil yang mereka parkir.

Abu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang