HOBA!HAPPY READING
&
SORRY FOR TYPO GUYS
•••
"Saya sibuk, akan saya tanda tangan jika saya sampai di kantor." Laki-laki berkepala tiga yang sibuk menelepon sembari menyetir mobil itu berdecak kecil kala asistennya memberikan informasi.
Dering ponsel kedua kembali membuatnya berdecak, kali ini mungkin lebih keras.
"Ada apa lagi?!" Sentak nya setelah menekan tombol hijau tanpa membaca nama penelepon dahulu.
"Hei..apa aku baru saja di sentak oleh mu? Tunggu tunggu, ini bukan waktu basa-basi." Keningnya mengerut, ia perlahan melihat nama penelepon.
"Apa mau mu!!?" Tanya nya dengan nada mendesak.
"Bukankah sudah ku peringatkan agar tidak menandingi orang yang tidak sebanding denganmu? Ah..kau bebal," jawab si penelepon dengan kekehan remeh.
"Sekarang aku ingin bermain, temukan milikmu sebelum tenggat.."
"Atau kau akan kehilangan." Akhirnya dengan berbisik sebelum menutup telepon.
Wajah laki-laki itu mengeras, ia putar balik mobilnya. Rintik hujan mulai membesar bersamaan dengan detak jantung yang kian menggila.
Brughhh
Mobilnya terhenti kala bagian depan itu terasa menabrak sesuatu, rintik deras hujan semakin membuat matanya menyipit untuk melihat kebelakang.
"Mungkin hanya perasaanku," acuhnya kemudian, ia kembali melajukan mobil dengan cepat tanpa tau seseorang yang menatap tajam kepergiannya.
"Mati kau, Devan" bisiknya dengan tatap tajam.
••
"Woi!! Sini Lo!" Sebuah cekalan menarik tangan Naufal beberapa detik sebelum pipinya merasakan pukulan keras.
"Kasih tau sama anggota geng sampah Lo, buat gak ganggu hak milik orang lain," kening Naufal mengerut, tangannya mengelap pinggir bibir yang ternyata mengeluarkan sedikit darah.
"Ada apa?" Tanyanya kepada seorang pemuda dengan wajah memerah didepannya.
Dia Arka, murid kelas sebelas yang menjadi ketua dari salah satu geng motor.
"Anak yatim sialan itu dengan gak tau dirinya maling di daerah kekuasaan geng gue," rahang Naufal mengeras kala mendengar kata tak mengenakan keluar dari mulu Arka.
Yatim?
Naufal tahu betul siapa yang arka maksud, dan ia tak terima.
"Tau apa lo tentang kehidupan temen gue?" Ucapan Naufal masih dengan nada tenang, arka terkekeh kecil.
"Gue tau, gue tau temen sialan Lo itu dibuang sama orang tuanya sendiri, dan gue tau kalau bokap dia mati baru baru ini," ia terkekeh remeh beberapa detik sebelum wajahnya di hantam keras oleh Naufal, tubuhnya terhempas ke lantai kantin dengan menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abu (End)
Teen Fiction"Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan?saling melihat tapi tak terikat, saling menatap namun tak menetap". -S.k "Gue usahain asal itu bikin Lo ba...