28. kembali sakit

683 18 0
                                        


SELAMAT SIANG SEMUA!

MASIH SEMANGAT PUASA?

HAPPY READING

AND

SORRY FOR TYPO

•••

satu bulan berlalu berat, Naufal dengan segala sisa semangatnya, masih saja berusaha untuk bertahan.

Sekarang, ia berada di atas motor. Ia berniat pergi ke Bandung, lebih tepatnya rumah nyai shalsa.

sudah satu Minggu dari janji shalsa untuk kembali, Naufal tak dapat menghubungi shalsa membuat rasa tak nyaman dan gelisah menyelubungi hatinya.

Ia mengirim pesan kepada Marka, saudara laki-laki Shalsa. Marka menyuruh Naufal untuk pergi ke Bandung tanpa sepengetahuan shalsa, dan sekarang ia sedang dalam perjalanan.

setelah sampai, Kernyitan di dahinya muncul secara samar.

"bukannya nyai meninggal udah dua Minggu yang lalu?" Rumah nyai shalsa tampak ramai. Namun yang sedikit membingungkan, tak ada raut sedih di wajah para warga yang datang.

dengan rasa penasaran tinggi, Naufal berjalan masuk ke rumah nyai shalsa.

Jantungnya terasa berhenti untuk beberapa menit ke depan, ia merasa ini sedikit tak nyata.

Disana, Saudaranya dan wanita yang ia cinta sedang melepas tawa lebar setelah saling memakaikan cincin.

"apa ini Tuhan?" Gumamnya dengan air mata yang perlahan meluruh.

mata shalsa yang meliar terfokus pada satu titik. disana, Naufal dengan senyum lebar melambai ke arahnya, ia mengucap selamat tanpa suara, membuat air mata yang amat di tahan shalsa meluruh begitu saja.

Naufal melambai lagi, dan membuat ekspresi yang seolah kesal pada shalsa yang tak tersenyum.

shalsa dengan susah payah membuat senyum selebar yang ia bisa. senyum Naufal tak pudar, ia berbalik, dan pergi dengan menundukkan kepala.

hal ini bahkan tak ia bayangkan dalam mimpinya.

tiga Minggu yang lalu, keajaiban muncul seolah mengejutkan mereka semua termasuk Naufal.

nofal yang terbangun seolah tak pernah sakit sekalipun, itu membuatnya dapat bernafas lega walau masih dengan rasa gelisahnya.

Namun, ia sedikit dikejutkan dengan Axel, etry, dan Nofal yang pergi ke Bandung bersama tanpa memberi tahunya dahulu. ketiganya pergi tanpa memberi kabar apapun padanya.

menanamkan sedikitnya rasa sakit yang menyeruak pada jiwanya. ia berusaha untuk tak menghiraukan mereka, hidupnya kembali berjalan monoton. Namun, satu Minggu yang dijanjikan oleh shalsa tak kunjung ditepati, membuat rasa gelisah mulai muncul di hatinya.

Benar saja, hal yang bahkan tak pernah ia bayangkan kini benar terjadi di depannya.

Ia tak mengira, sasanya bahkan tak pernah bertemu dengan Naufal.

"apa lagi ini.." Lirihnya dengan suara bergetar.

"hidup gue bahkan lebih rumit di banding drama." kekehan mengudara, lebih tepatnya kekehan miris.

Abu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang