HAYII!!SELAMAT SIANG
H A P P Y R E A D I N G
AND
SORRY FOR TYPO!
•••
Jakarta Selatan, Indonesia.
14:20 WIBNaufal menatap padatnya jalan dan hiruk pikuk kota kelahirannya, dia menghela nafas. Pikirannya kini melayang memikirkan indahnya hidup di pedesaan kecil asri tanpa adanya debu-debu kendaraan dan suara-suara mengganggu setiap hari.
Hidup dengan keluarga kecil, sederhana, dan bahagia, pergi memancing ikan bersama, berlari bersama orang tersayang di lapangan indah tanpa adanya beban mengganggu.
Naufal terkekeh geli atas hayalannya, segera dia berlalu dari rooftop gedung ayahnya bekerja itu, lebih tepatnya akan beralih tangan menjadi miliknya ketika dia lulus.
Naufal sedikit menyembulkan kepalanya di pintu ruang ayahnya, Axel melihat dan menyuruhnya masuk.
"Kenapa na?" Axel sibuk kembali pada berkas-berkasnya.
"Nana pulang duluan yah, ada urusan" Axel mengalihkan pandangannya dan menatap Naufal.
Axel menghela nafas, dan mengangguk. "Yasudah, lain kali ayah ajak kamu kesini lagi" lantas, Naufal mengangguk dan berlalu dari ruangannya.
Naufal mengendarai motornya dengan kecepatan sedang, dia ingin pergi kerumah keduanya.
Saat sampai, sudah ada beberapa motor yang terparkir di depan rumah dengan halaman cukup luas itu. Segera Naufal masuk.
"Yoo bos! Lama gak kesini" Rian langsung saja bangkit saat melihat ketuanya yang sudah cukup lama tidak mengunjungi mereka.
"Sorry, banyak urusan gue" Rian hanya mengangguk, Naufal bertos ria dengan beberapa anggotanya yang kebetulan disana.
Kumpulan anak-anak dengan masing-masing masalah hidup, mereka berkumpul menjadi satu dan saling menguatkan kala ada yang membutuhkan.
Rian, laki-laki tegas yang dulunya anak dengan penyakit mental kini memberanikan diri untuk bertahan dan melawan banyaknya masalah juga terjangan ombak kehidupan.
Begitu juga yang lain, Naufal salah satunya.
"Gimana acara biasa? Tetap jalan kan?" Naufal duduk bergabung dengan mereka yang sibuk masing-masing.
"Udah aman, besok ikut kan?" Naufal mengangguk atas ucapan yang terlontar dari Evan dinian.
"Gue usahain bakal ikut, lebih tepatnya akan gue paksain" lantas mereka hanya menggeleng heran.
"Abang bos, bisa kali traktir. Ini si Evan baru aja jadian sama gebetan" suara dari anggota termuda mereka, Bian andani sontak membuat Naufal menoleh kearah evan.
"Sama siapa Van?" Naufal segera menggeser untuk sedikit lebih dekat dengan evan.
"Itu bos, si neng sisin. Kemarin dia tembak Deket danau biru, untung aja kita ikutin, kalau gak sih mungkin dia gak bakal kasih tau kita-kita" evan melirik kesal kearah bian yang dengan lantang mengejeknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Abu (End)
Teen Fiction"Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan?saling melihat tapi tak terikat, saling menatap namun tak menetap". -S.k "Gue usahain asal itu bikin Lo ba...