43. Akhir kisah tragis

431 16 3
                                    

LOH!?

Beneran part terakhir kah?

Gak yakin deh aku.

HAPPY READING

AND

SORRY FOR TYPO GUYS!!

•••


"kamu harus kembali dengan keadaan sama saat kamu pergi." Naufal mengangguk mantap akan ucapan terakhir sebelum Axel membantunya turun dari brankar dan duduk di kursi roda.

"Ayah tunggu disini. Ingat, jangan terlalu lama," Naufal mengangguk lagi dan menggerakkan kursi rodanya pelan menuju taman rumah sakit.

Saat sampai, Naufal terpaku sejenak.

Disana, gadis dengan dress biru langit duduk dengan rambut tergerai. Meremat tangannya sendiri seolah sedang memendam perasaan gundah.

Senyum Naufal perlahan naik, mencoba memperlihatkan pada gadis itu bahwa dirinya baik-baik saja.

"Sasa?" Shalsa menoleh cepat, mendapati Naufal dengan wajah pucat dan baju rumah sakit yang lehernya sedikit miring.

"Eh!?kenapa kesini? aku bisa kesana datengin kamu." Naufal menggeleng pelan dan mengisyaratkan bahwa ia ingin berpindah ke bangku taman. Segera shalsa membantu meski dengan sedikit kesulitan.

"Aku takut disana, rasanya kayak mau mati," shalsa mengangguk dan menggenggam tangan dingin Naufal. Ia menatap wajah tanpa rona itu, seolah tak ada darah yang mengalir pada setiap saraf yang bergerak tiap detiknya.

"Sa.., boleh aku berhenti disini?" Suara lirih itu kini mampu memporak-porandakan hati shalsa saat ini.

Namun perlu diketahui, hati Naufal kini jauh lebih sakit.

"Setidaknya detik terakhir dari hidupku, diisi oleh mu. Bersamaku" shalsa memejamkan matanya saat ucapan singkat itu keluar dari mulut Naufal. Dia mengangguk samar.

"Kamu lelah? Tak apa, itu sifat yang wajar untuk manusia. Tapi aku takut, kalau hidup tanpa setengah jiwa itu..bisa?" Naufal menatap tepat pada manik berkaca shalsa, ia tersenyum lembut.

"Hidup kamu juga baik kan sebelum ketemu aku? Lakukan hal yang sama, seolah pertemuan singkat kita cuma sekedar mimpi indah." shalsa menggeleng pelan.

"Meski aku melanjutkan hidup seolah kamu tidak pernah hadir dalam hidupku, itu gak akan pernah sama. Kamu setengah jiwa yang ada dalam hidupku, kamu yang membuat ku bertahan sampai aku berhasil kejar impian ku sekarang. Aku berhasil jadi penulis, banyak orang yang kenal aku. Itu semua berkat kamu." Naufal tertawa sumbang, mengacak rambut shalsa pelan.

"Kamu gadis penyuka hujan yang hebat, kamu harus hidup dengan rasa bahagia tiap detiknya. Meski tanpa aku disamping kamu, Sasa. Aku akan terus dan selalu mencintai kamu, kenang aku untuk kebahagiaan mu, tanpa ada kesedihan yang terlihat untuk kisah singkat kita, jangan simpan kenangan buruk dari kisah kita, kenalkan aku pada buah hatimu, sebagai seseorang yang sempat singgah di hati yang sempat hancur, Aku selalu dan sangat berharap kebahagiaan kamu" Shalsa membekap tubuh Naufal erat, sangat erat hingga membuat Naufal sedikit kesusahan.

Abu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang