Suara berisik ponsel dengan case biru muda yang secara berkala cukup untuk membangunkan satu sosok pria mungil. Wajahnya yang lesu karena semalam ia menghabiskan malam yang panjang bersama sosok di sampingnya yang masih terlelap nyaman. Memilih meraih ponselnya untuk melihat siapa yang meneleponnya di pagi hari.
Panggilan itu berakhir dengan sendirinya sebelum Jimin sempat mengangkatnya. Iya, pria mungil itu adalah Jimin. Sekian sekon kemudian, pesan spam dari sahabatnya membuat notifikasi di ponselnya begitu ramai. Bergegas ia membuka chatroom dengan sahabatnya itu.
Secepat kilat ia membaca pesan pertama yang dikirim oleh sahabatnya, meminta Jimin untuk segera datang ke kampus karena pagi ini adalah UTS mata kuliah desain animasi. Sial, dosen yang mengajar mata kuliah tersebut adalah dosen berumur dengan kepala botak yang begitu mengesalkan. Tidak ada toleransi jika salah satu mahasiswa nya terlambat hadir.
Ia bercita-cita untuk mendesain suatu produk dengan namanya. Ia bahkan memimpikan sebuah perusahaan besar miliknya. Itu sebabnya ia mengambil jurusan desain grafis. Menurutnya, itu adalah langkah awal menuju impiannya. Lupakan soal cita-cita, karena nyatanya ia diambang keterlambatan.
Ia memilih untuk melempar ponselnya di atas kasur setelah sebelumnya ia mengumpat keras karena saat ini jam menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit, sedangkan jam pertama akan di mulai pukul tujuh lewat lima belas menit. Ia memiliki waktu tiga puluh menit untuk bersiap dan sampai di kelas tepat waktu.
Berdiri dan segera berlari ke kamar mandi untuk bersiap diri sambil berteriak memanggil sosok yang masih betah terlelap dalam mimpinya.
"Min Yoongi!!! Bangun sekarang atau kau tidak mendapatkan nilai desain animasi!" Teriaknya lantang dari dalam kamar mandi, dan mendapat respon geraman dari sosok yang masih setia memeluk guling kesayangan Jimin.
Selalu seperti itu, Yoongi yang akan selalu menginap di asrama Jimin dan berakhir dengan dirinya yang akan bangun paling terlambat. Jimin yang akan mengomel panjang lebar karena Yoongi tidak pernah menurut sedikitpun padanya, padahal ini semua untuk kebaikannya.
"Ya! Min Yoongi! Jika kau tidak bangun sekarang maka aku akan meninggalkanmu saja!" Pria mungil itu masih terus berteriak, membuat Yoongi si pria pucat itu mau tidak mau mendudukkan tubuhnya dengan mata yang masih terpejam. Tubuh shirtless-nya terpampang jelas, menandakan kegiatan semalam yang ia lakukan bersama temannya, teman tersayangnya. Iya, Jimin adalah teman tersayang Yoongi, teman kesayangan milik Yoongi.
***
Buat prolog segini aja dulu yaa
Seperti biasa, aku bakalan update setiap malam Sabtu atau malam Minggu.
Ditunggu next chapter nya yaa.
See you
_sugarmochi_
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
RomanceJimin hanya sebatas teman bagi Yoongi, tetapi Yoongi adalah sosok yang paling berarti bagi Jimin. Iya, Jimin menganggap Yoongi lebih dari teman, sedangkan pria itu akan selalu menganggapnya teman baik.