Bab 30

602 86 30
                                    

Rate: 🔞

Harap bijak membaca.

***

"Ji, mengapa detak jantungmu terdengar begitu keras?"

Sial! Ini sial. Bagaimana bisa Yoongi bisa berkata segamblang itu mengenai detak jantungnya yang jelas saja tidak karuan saat ditatap begitu dalam olehnya.

Ia kan jadi malu. Terlebih wajahnya yang mulai terasa panas, ia yakin jika wajahnya saat ini sudah memerah seperti tomat busuk. Oh tidak, ini memalukan.

"A-aku tidak ...," pria mungil itu berusaha memalingkan wajahnya. Malu sekali saat terciduk detak jantungnya yang terdengar begitu keras.

Namun belum sepenuhnya Jimin memalingkan wajahnya, tangan kekar Yoongi lebih dulu menahannya.

"Hei, aku masih ingin melihat wajah meronamu."

Sialan!

Jimin terus mengumpat dalam hati. Jika terus seperti ini siapa yang tidak lemah? Salahkan saja jantungnya yang terlampau lemah saat sedikit saja mendapat perhatian dari Yoongi.

"Ji?" Panggil Yoongi saat dirasa pria mungil itu melamun.

"Oh, bisakah kau diam?" Jimin berusaha terlihat dingin, seolah tidak perduli. Hanya untuk menutupi gugup di dalam dirinya. Maniknya menatap tajam Yoongi, "Jangan melihatku terus menerus. Nanti kau jatuh cinta padaku," ungkap Jimin pelan diakhir kalimat. Kepalanya kembali menoleh untuk tidak menatap Yoongi.

Yoongi tersenyum. Jimin pikir, Yoongi tidak mendengar ucapannya di akhir kalimat. Namun, Yoongi masih bisa mendengar jelas kalimat itu.

Ia menarik pelan wajah Jimin agar menatapnya kembali. Menyelami manik cokelat nan teduh milik Jimin. Tersirat rasa cinta yang besar dari tatapan teduh itu, membuat jantung Yoongi ikut berdebar. Seperti ini rasanya jatuh cinta. Jatuh cinta yang benar- benar jatuh cinta, karena selama ini ia tidak pernah merasakan jantungnya berdebar begitu hebat saat bersama orang lain.

Ia pun menyadari bahwa sudah sejak lama ia sering berdebar hebat saat bersama Jimin. Namun, ia terus menampik perasaannya. Ia masih tidak percaya bahwa ia mencintai Jimin, sahabatnya. Itu sebabnya ia mencari orang lain untuk mengalihkan perasaannya. Setelah melewati banyak kebersamaan dengan orang lain, hatinya tetap memiliki Jimin.

"Aku sudah jatuh cinta padamu, Ji," ungkap Yoongi tiba-tiba.

Kalimat yang sontak membuat Jimin membeku. Lidahnya kelu, maniknya terkunci pada manik legam milik Yoongi.

"Apa kau percaya jika ku katakan bahwa aku sudah lama mencintaimu?" Tanya Yoongi.

Jimin reflek menggeleng, tidak mungkin, kan?

"Tapi itu fakta, Ji. Kenyataan bahwa aku sudah lama memiliki perasaan untukmu, tapi aku mencoba denial terus menerus tentang perasaan ini." Yoongi menjelaskan hal yang begitu mengejutkan bagi Jimin.

Mulut Jimin sedikit terbuka, ia benar-benar tidak menyangka Yoongi akan mengatakan hal seperti ini. Namun, bisa saja Yoongi hanya mengerjainya.

Jimin menggeleng cepat, "Tidak, kau pasti hanya bercanda, kan?" Kekeh Jimin. "Bercandamu tidak lucu, Gi." Kembali Jimjn tertawa membuat Yoongi diam.

Apa sebegitu tidak percayanya Jimin pada dirinya, sehingga menganggap ungkapannya sebagai lelucon.

Maka, dengan satu tindakan yang mungkin bisa membuat Jimin percaya. Yoongi dengan cepat mendekatkan bibirnya pada bibir Jimin. Membungkam tawa kecil itu dengan kecupan yang cukup lama. Manik Jimin membola, sangat terkejut dengan tindakan Yoongi yang di luar prediksi.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang