Manik itu masih berderai air mata. Hatinya terasa begitu sesak saat menyaksikan langsung sosok yang ia cintai berpelukan mesra dengan orang lain. Inginnya melupakan, tapi apalah daya hatinya sulit untuk membuang jauh pria yang sudah mengambil hatinya telak. Jika bisa, ia membenci pria pucat itu, tetapi ia tidak bisa. Semakin mencoba untuk melupakan, semakin dalam pula rasa yang ia miliki untuk pria itu. Yoongi berhasil membuatnya jatuh cinta dengan sikap lembut pria itu.
Ia jadi ingat awal-awal dirinya dan Yoongi yang mulai dekat. Bagaimana pria pucat itu memperlakukan dirinya begitu baik. Tidak pernah sekalipun Yoongi menyakitinya. Sampai dimana pria itu menyatakan perasaan padanya dan memintanya menjadi kekasihnya. Jelas saja, ia langsung menerima Yoongi menjadi kekasihnya. Siapa yang tidak bahagia memiliki kekasih seperti Yoongi. Berhasil dicintai oleh Yoongi adalah pemenang dari semua makhluk yang mencintai Yoongi.
Ia menghapus air matanya dengan jari telunjuknya. Matanya masih menatap sosok Yoongi yang tertawa bahagia saat bersama Jimin. Jimin, ya. Rasanya ia begitu kesal saat mendengar nama Jimin. Karena pria mungil itu ia kehilangan Yoongi dan tidak ada harapan lagi untuk bersama Yoongi.
Ingin sekali rasanya berlari ke hadapan Jimin dan mencakar wajahnya. Semua karena Jimin, Yoongi jadi meninggalkannya. Andainya saja tidak ada Jimin, Yoongi masih menjadi miliknya sampai detik ini.
"Awas saja kau Jimin! Aku bersumpah akan membalasmu!" Dendam di hati Jihoon yang membara, membakar semangatnya untuk menyakiti Jimin.
"Dan kau ... tidak akan ku biarkan menyakiti Jimin atau kau akan berhadapan denganku!" Suara dengan nada peringatan itu tiba-tiba saja menyahut tepat di belakang telinga Jihoon.
Refleks, pria cantik itu terkejut dan menolehkan kepalanya. Mendapati sosok pria tampan yang menatapnya dengan tajam. Ia membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan sosok itu.
"Tapi, ini semua karena Jimin. Pria yang kau sukai itu mengambil Yoongi dariku!" Teriak Jihoon frustasi. Ia benar-benar ingin melampiaskan amarahnya dan dengan cara seperti ini ia merasa lebih baik. Amarahnya sudah diambang keputusasaan, dadanya terasa sesak naik turun mengambil oksigen di sekitarnya. Maniknya menatap tajam pria di hadapannya, berkaca-kaca menahan bulir yang siap jatuh kapan saja.
"Jimin tidak mengambil Yoongi darimu, tetapi cinta mereka yang menyatukan keduanya. Dan kau jangan munafik kalau kau pun melihat Yoongi begitu mencintai Jimin." Eunwoo mencoba menjelaskan pada Jihoon. "Sekeras apapun kau mencoba menarik perhatian Yoongi, ia tidak akan luluh karena ia telah memantapkan hatinya untuk Jimin. Apa kau paham, Jihoon?" Lembut tetapi tegas, itulah Eunwoo.
Jihoon berdecih, "Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengambil Yoongi kembali. Camkan itu!" Ia memalingkan wajahnya, enggan menatap Eunwoo. "Dan seharusnya kau membantuku, Eunwoo. Kau ini sahabatku," gumam Jihoon.
Eunwoo memicingkan maniknya, kemudian menggeleng pelan. "Sampai kapan pun aku tidak mau berbuat hal yang salah. Dan ingat, aku akan menjadi garda terdepan untuk melindungi Jimin!" Peringat Eunwoo. "Walaupun kau sahabatku, tapi jika kau salah aku tidak akan membelamu." Kemudian, Eunwoo melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jihoon sendiri.
Rahang Jihoon mengeras, ia merasa begitu kesal saat ini. Jemari tangannya mengepal kuat sampai urat ditangannya terlihat.
"Argh!! Jimin sialan!!" Teriaknya.
***
Taehyung tersenyum tipis kala melihat Jungkook memasukkan satu sendok penuh nasi ke dalam mulutnya. Ia terlihat begitu menggemaskan dengan pipi yang menggembung seperti itu. Rasanya ia ingin mencubit pipi itu hingga memerah. Gemas sekali.
Ia jadi teringat kejadian tempo lalu. Saat itu, ia tak tengah berjalan sendirian melewati gedung belakang untuk sampai di gedung perpustakaan lama. Namun, terdengar suara seseorang yang tengah berbincang tetapi hanya terdengar satu suara. Memberanikan diri untuk melihat sosok yang tengah berbicara itu. Sedikit terkejut saat mendapati sosok pria berkacamata tengah berjongkok dengan telapak tangan yang terulur. Ada makanan kucing yang ia letakkan di telapak tangannya dan dengan senang hati kucing liar itu memakannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
RomanceJimin hanya sebatas teman bagi Yoongi, tetapi Yoongi adalah sosok yang paling berarti bagi Jimin. Iya, Jimin menganggap Yoongi lebih dari teman, sedangkan pria itu akan selalu menganggapnya teman baik.