Bab 31

537 98 59
                                    

Hari demi hari berlalu dengan begitu baik. Begitu pun dengan Yoongi yang selalu menempeli kemana pun Jimin pergi. Seakan tidak membiarkan Jimin lepas dari pandangannya. Ia harus berada di sisi Jimin kapanpun dan dimanapun. Bagaimana dengan Jimin? Tentu saja pria mungil itu merasa risih dengan apa yang Yoongi lakukan.

Ia tahu jika Yoongi berusaha membuktikan kepadanya, tetapi jika caranya seperti ini rasanya tidak bebas.

Seperti sekarang ini, Yoongi yang sejak tadi mengekori langkah kaki Jimin yang sejak tadi mondar-mandir mendekorasi stan photobooth. Jimin yang menempel dekorasi di dinding merasa terganggu saat Yoongi menatapnya dengan senyum mengembang di wajahnya. Jimin memaksakan senyum canggungnya saat melihat Yoongi yang terus tersenyum padanya.

Lalu, pada saat Jimin akan turun dengan tangga, dengan sigap Yoongi memegangi tangga tersebut agar Jimin tidak terjatuh. Masih dengan senyum yang mengembang, Yoongi berucap, "Hati-hati, Ji. Kau bisa terluka jika jatuh dari tangga."

Jimin tahu jika niat Yoongi baik untuk menjaganya. Namun, perhatian yang Yoongi lakukan terkesan berlebihan dan hal itu membuat Jimin tidak nyaman.

"Em, terima kasih , Gi. Tapi aku baik-baik saja. Jika kau tidak sibuk, masih banyak pekerjaan lain yang belum dikerjakan. Bisa kau bantu?" Jimin meminta Yoongi melakukan pekerjaan lain agar tidak terus menempeli dirinya. Ia bukan hanya tidak nyaman dengan sikap Yoongi tetapi juga tatapan orang-orang yang memandangnya. Yoongi terlihat begitu bucin dengan Jimin.

Yoongi menggeleng, "tidak, tidak. Pekerjaanku disini adalah yang paling berat," kata Yoongi.

Hal itu membuat alis Jimin bertaut. Apa maksudnya?

"Pekerjaanku adalah menjagamu agar tetap aman, Ji. Itu adalah pekerjaan yang sulit, bukan?" Yoongi tersenyum bangga.

Lagi dan lagi, Jimin hanya bisa tersenyum kikuk menanggapi Yoongi. Kemudian, ia memilih untuk pergi meninggalkan Yoongi.

"Ji, hey! Mau kemana?!" Teriak Yoongi sembari menyusul Jimin.

Jimin berlari cepat untuk sampai pada Taehyung dan Eunwoo yang sedari tadi sibuk mengurus interior photobooth.

"Taehyung, tolong aku!" Jimin berteriak pelan.

Sontak kepala pria tampan itu menoleh pada sosok pria mungil yang berlari kecil kepadanya.

"Ada apa, Ji? Kenapa kau berlari?" Tanya Taehyung sembari melihat di belakang Jimin. Takut-takut jika ada yang mengejar Jimin.

Jimin menghela napasnya, "Yoongi, Taehyung. Aku tidak tahu bagaimana menghadapinya."

Dahi Taehyung berkerut jelas, bahunya mengendik tanda ia tidak mengerti.

"Sejak tadi yang ia lakukan hanya mengikutiku. Tidak ada pekerjaan yang ia lakukan selain mengikutiku dengan alasan menjagaku. Apa itu masuk akal?" Tanya Jimin dengan wajah kesal.

Taehyung tersenyum kecil, "bukankah ini yang kau mau? Yoongi yang mengejarmu?"

Jimin mendengus kesal, tidak setuju dengan pendapat Taehyung. "Tapi bukan begini caranya, Taehyung. Aku jadi tidak nyaman," kesal Jimin sambil bersedekap dada.

Tak lama, Yoongi datang dengan wajah masam. "Ji, kau ini larinya cepat sekali sih!" Gerutu Yoongi.

"Habisnya aku kesal dengan dirimu yang terus mengikutiku. Kau kan bisa mengerjakan hal lain, Gi. Pekerjaan kita masih banyak!" Tegas Jimin.

"Tapi aku hanya ingin menjagamu," jawab Yoongi lesu. Wajahnya di tekuk, bibirnya mengerucut lucu.

Taehyung melongo, apa yang baru saja ia lihat di depan matanya? Yoongi bak anak kecil yang merajuk saat Jimin memarahinya. Selama ini ia tidak pernah menjumpai sosok Yoongi yang seperti ini.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang