Bab 38

479 85 69
                                    

Kehilangan, rasa dimana kita merasa seseorang itu sangat berarti. Namun, menyesali apa yang sudah terjadi tidak akan berarti apa-apa. Cukup rasakan penyesalan itu sebab kita sendiri yang membuatnya.

Seperti Yoongi yang kini hanya berdiam diri menatap sendu wajah bahagia Jimin yang sedang bersama Eunwoo. Terhitung sudah satu minggu sejak insiden dirinya dengan Jimin yang berakhir pria mungil itu memilih untuk menjauhinya. Benar-benar menjauhi, sebab pria mungil itu dengan sengaja tidak menyapanya saat berpapasan dengannya. Sengaja mengabaikan Yoongi yang berusaha mengajaknya bicara dengan sengaja memasang headset di telinganya.

Sakit, sakit sekali saat Jimin mengabaikannya seperti ini. Rasanya ingin sekali mendengar suara Jimin yang berbicara padanya. Mendengar tawa Jimin yang begitu membuatnya bahagia. Semua harapan itu sirna karena Jimin memilih menjauhinya dan berbahagia bersama Eunwoo.

Sudah beberapa kali Jimin terlihat dekat dengan Eunwoo. Tidak hanya mengerjakan tugas bersama, keduanya tampak lebih sering makan di kantin bersama. Hal itu membuat Yoongi merasakan panas di dadanya. Ia tidak mau Jimin dekat dengan Eunwoo, terlebih ia tahu jika Eunwoo memiliki perasaan pada Jimin.

Ia menunduk lesu, andai saja ia tidak lengah dengan membiarkan Jihoon memeluknya seperti itu, maka semua ini tidak akan terjadi. Hubungannya dengan Jimin akan baik-baik saja seperti yang ia harapkan sebelumnya. Ia menyesal, benar-benar menyesal. Untuk membuat pria mungil itu percaya padanya lagi pun rasanya begitu mustahil. Sebab Jimin tidak ingin berbicara dengannya.

Bahunya ditepuk pelan, tak lama kursi di sebelahnya terisi dengan seseorang—Taehyung duduk disana. Pria tampan itu memandang wajah lesu sahabatnya yang sama sekali tak memiliki gairah hidup. Ia tahu sebabnya, makanya ia disini untuk menghibur pria pucat itu.

"Kau menyesal sekarang?" Tanya Taehyung.

Yoongi berdecih, memalingkan wajahnya enggan menatap Taehyung. "Tak ada gunanya aku menjawab pertanyaanmu," ketus Yoongi.

Taehyung terkekeh, mengangguk kemudian. Ia sangat paham dengan perasaan Yoongi saat ini. "Kau sudah berusaha menjelaskan pada Jimin?"

Delikan tajam di dapat Taehyung. "Bagaimana mau menjelaskan kalau Jimin saja enggan bertemu denganku? Huh?" Sedikit meluapkan emosi yang telah lama bersarang di dadanya. Kemudian menghela napas beratnya. Ia benar-benar ingin berbicara dengan Jimin. Bahkan, ia siap di maki dan dihajar habis-habisan oleh Jimin.

"Kau harus menemukan caranya, Gi." Taehyung ikut prihatin dengan keadaan sang sahabat. Sebab ia tahu benar jika Yoongi tidak memiliki perasaan lagi lada Jihoon. Ia tahu jika Yoongi berusaha menjauhi Jihoon, tetapi pria cantik itu dengan sengaja membuat hal yang ambigu untuk dilihat.

"Aku bahkan sudah berpikir keras, Taehyung." Yoongi kembali mendesah.

Taehyung menepeuk pundak Yoongi. "Kau harus berjuang untuk cintamu. Dapatkan Jimin kembali, Gi. Aku mendukungmu!"

Yoongi hanya mengangguk pasrah, pikirannya masih dipenuhi Jimin, Jimin, dan Jimin.

"Oiya, ingat nanti setelah jam kuliah kita berkumpul untuk membahas acara besok!" Peringat Taehyung yang hanya diangguki oleh Yoongi.

***

Seperti yang dibicarakan oleh Taehyung bahwa mereka akan berkumpul untuk membahas acara yang akan diadakan besok. Semua persiapan sudah selesai, tinggal melakukan finishing. Disana ada Jimin, Taehyung, Yoongi juga Eunwoo yang duduk di meja segi empat.

Jimin duduk bersebelahan dengan Eunwoo, sedangkan di hadapannya ada Taehyung yang sibuk mencatat. Yoongi yang hanya diam mendengarkan Eunwoo berbicara.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang