Bab 34

504 85 68
                                    

Langit kelabu menandakan mendung yang masih setia menemani bumi. Rintiknya sudah berhenti sejak beberapa menit lalu, tetapi dinginnya masih menyelimuti kota Seoul. Beberapa orang berlalu-lalang dengan pakaian tebal, tak lupa jemari tangan yang sengaja dimasukkan ke dalam saku untuk menghangatkannya.

Jalanan yang basah serta genangan air di beberapa tempat memantulkan bayangan dari gedung-gedung pencakar langit. Aroma petrichor menyapa lembut indra penciuman membuatnya terasa segar.

Taehyung menarik napasnya dalam dengan mata terpejam. Seolah dirinya menikmati aroma petrichor yang menenangkan baginya. Bibirnya menampilkan senyum tipis saat maniknya terbuka.

"Kau suka aroma sehabis hujan, ya?" Jungkook bertanya sembari menatap wajah Taehyung dari samping. Side profile Taehyung benar-benar membuat Jungkook terpesona.

Taehyung berdeham, "Namanya petrichor," jawab Taehyung.

Jungkook mengangguk paham, "Iya, itu maksudnya." Sedikitnya ia merasa gugup saat melihat Taehyung setampan ini.

"Aku suka," ucap Taehyung tiba-tiba sambil menolehkan kepalanya pada Jungkook. Membuat jantung pria berkacamata itu berdetak semakin kencang. Ia gugup, lidahnya kelu sekali. Maniknya membola saat Taehyung menatapnya sambil mengatakan apa tadi? Suka? Taehyung suka padanya? Benarkah?

"Aroma petrichor membuatku tenang," lanjut Taehyung membuat hati Jungkook mencelos. Tidak semudah itu Taehyung suka padanya. Jelas-jelas pria tampan itu pernah mengatakan kalau ia mencintai Jimin. Meskipun mereka pernah melakukan hubungan seksual, tetapi sepertinya itu tidak membuat Taehyung luluh padanya. Harus dengan cara apa ia membuat Taehyung suka padanya.

"Jungkook? Kau melamun?" Tanya pria tanpan itu dengan wajah yang begitu dekat dengan Jungkook.

Refleks, manik Jungkook membola. Ia memundurkan sedikit wajahnya agar tidak terlalu dekat dengan Taehyung.

"Ah i-iya, a-ada apa?" Tanya Jungkook terbata.

Taehyung terkekeh kecil melihat Jungkook yang gugup. Kentara sekali jika Jumgkook gugup saat ini.

"Kalau kau suka apa?" Taehyung mengulangi pertanyaan yang sempat tidak di dengar oleh Jumgkook.

"Oh? Aku ... itu ... aku suka makan," Jungkook hanya menjawab asal. Ia benar-benar tidak bisa mencerna dengan baik pertanyaan Taehyung. Jadilah ia hanya menjawab sekedarnya.

Ia merutuki kebodohannya sendiri saat Taheyung semakin tertawa karenanya. Ia tahu, jawabannya terlampau konyol. Salahkan otaknya yang tiba-tiba saja berhenti berpikir. Kepalanya menunduk dalam, bibirnya ia gigit kecil. Malu sekali rasanya saat ini.

"Kalau begitu, ayo kita mengisi perut yang kosong!" Ajak Taehyung sembari menarik pergelangan tangan Jungkook.

Jungkook hanya mengikuti langkah kaki Taehyung yang berjalan di di depannya. Bolehkah ia berharap Taehyung dapat menyukainya? Tanpa sadar, bibirnya tersenyum lebar. Sangat lebar saking dirinya bahagia.

***

"Aku tidak bisa. Maaf, Gi."

Jimin menolak pernyataan cintanya. Tak bisa di pungkiri bahwa hatinya terasa sakit. Seperti ada ribuan jarum yang dengan sengaja ditusukkan ke hatinya. Sakit sekali.

Ia kecewa, tetapi tidak bisa marah apalagi memaki Jimin. Ia mengerti bagaimana perasaan Jimin saat ini. Ia mencoba menerima jika saat ini Jimin belum bisa menerima perasaannya.

Maka, ia tersenyum tipis. Masih menggenggam tangan Jimin sembari mengusapnya pelan.

"Baiklah, aku tidak memaksa dirimu. Walaupun sebagian hati kecilku terasa sakit tetapi aku mencoba untuk menerimanya." Yoongi masih tersenyum, walaupun hatinya berdenyut sakit.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang