Bab 33

529 79 28
                                    

Cinta itu tidak pernah salah, sejatinya adalah anugerah. Namun, bagi beberapa orang cinta bisa menjadi boomerang. Cinta bisa berubah menjadi bencana jika kita salah menaruh hati. Kita memang tidak pernah bisa memilih ingin jatuh cinta pada siapa, tetapi kita bisa mengenali sosok seperti apa yang kita cintai.

Mengenal latar belakangnya, bagaimana sosoknya, bagaimana tutur katanya, bagaimana caranya berpikir dan menyelesaikan masalah. Bagaimana dia memperlakukan dirimu, bagaimana dia bersikap padamu menjadi acuan jika kau memilih yang tepat.

Sama seperti Jungkook yang jatuh hati pada Taehyung. Pria tampan itu benar-benar mengambil hatinya sejak pertama kali ia melihatnya menolong seorang wanita paruh baya menyebrang jalan. Hatinya tersentuh dengan lembut oleh sikap Taehyung yang begitu gentle.

Di jaman sekarang, jarang sekali pemuda seperti Taehyung yang peka terhadap lingkungan sekitar. Namun, pria itu berbeda dan hal itu membuat Jungkook jatuh hati. Cara pria tampan itu tersenyum membuat hatinya berdesir hangat.

Taehyung itu tampan, tetapi bukan itu point-nya. Bagaimana Taehyung bertindak cukup membuat Jungkook terkesan saat pertama kali ia melihatnya. Sejak saat itu, ia mulai mencari tahu tentang Taehyung, menjadi secret admirer.

Siapa yang tidak jatuh hati pada pemuda seperti Taehyung? Jungkook bisa menebak jika anak kecil pun akan menyukai Taehyung. Pria itu benar-benar membuatnya jatuh hati.

Ia masih mengamati Taehyung yang membereskan stan photobooth-nya. Disana, tidak hanya Taehyung, tetapi ada Eunwoo yang ikut membantu. Ia berjalan pelan menghampiri Taehyung. Saat sudah berada di dekat pria tampan itu, ia menyodorkan satu cup kopi hangat di hadapan Taehyung.

Pria tampan itu menatap cup yang tepat berada di depan wajahnya. Mengikuti arah tangan yang memegang cup tersebut berakhir pada wajah tersenyum Jungkook. Ia menghela napas kecil, kemudian mengalihkan pandangannya pada cup kopi di depannya.

"Aku sibuk," ketus Taehyung. Mencoba acuh pada Jungkook yang masih setia di sampingnya.

"Aku tahu! Aku hanya ingin memberimu kopi." Jungkook semakin menyodorkan cup tersebut pada Taehyung, berharap pria itu mengambilnya.

Melihat itu, Eunwoo berinisiatif untuk pergi meninggalkan keduanya. Bukan urusannya untuk mengetahui apa yang terjadi diantara mereka. Eunwoo tidak tertarik dengan hal itu.

Ia mendekati Taehyung, menepuk pundak pria tampan itu, "Aku masuk ke kelas dulu, ya," pamitnya.

Taehyung hanya berdeham menanggapi Eunwoo. Ia melirik sekilas pada Eunwoo yang perlahan menjauh darinya.

Ia alihkan pandangannya pada Jungkook yang masih menatapnya. Melihat uluran tangan yang memegang cup kopi. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil cup tersebut dan meletakkannya pada meja.

Jungkook sedikit kecewa melihat cup kopi miliknya hanya diletakkan di atas meja. Ia mengerutkan wajahnya, tersenyum kecut saat Taehyung memilih abai dan melanjutkan aktivitasnya.

"Nanti akan ku minum, kau tenang saja." Taehyung berucap tanpa menatap wajah Jungkook, ia masih sibuk membereskan barang-barang miliknya. "Ngomong-ngomong, terima kasih, ya," ucap Taehyung tulus sembari menatap Jungkook tepat di maniknya.

Manik hitam kelam itu mampu membuat Taehyung betah berlama-lama menatapnya. Entahlah, Taehyung pun tidak mengerti.

Jungkook kembali tersenyum, hatinya sangat senang saat Taehyung berucap terima kasih padanya. Ini hal yang langka sekali.

"Sama-sama," ucap Jungkook tersipu.

Melihat Taehyung yang meminum kopinya membuat senyum semakin mengembang di wajahnya. Senang sekali saat ia memberi sesuatu dan dihargai seperti ini.

Just FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang