Extra Part : Pregnancy

15.3K 2.1K 100
                                    

Happy Reading
-
-
-
-
Terimakasih dan respect buat kalian yang tetep vote dan komen meskipun udah mencapai target semoga dimanapun kalian berada tetap dihargai dan dihormati sebagaimana mestinya








Usia kehamilan Aira menginjak 8 bulan, ia seringkali merasa mudah lelah dan menjadi lebih sering buang air kecil. Karena kondisinya yang hampir mendekati waktu persalinan untuk sementara waktu Mahesa dan Aira pindah ke rumah Ayah dan Bunda. Di sana juga ada Felix yang sudah siap menyambut cicitnya. 

Tak hanya orang dewasa, Baby El juga ikut antusias menyambut kehadiran calon sepupunya itu. Setiap pulang dari pre-school ia selalu merengek untuk berkunjung ke kediaman keluarga Mogens untuk menemui Aira, Baby El juga rutin menginap setiap akhir pekan. Aiden tidak mempermasalahkan hal itu, takutnya jika ia melarang Baby El malah merengek meminta adik. 

Baby  El bersikap selayaknya seorang kakak yang akan memiliki adik, ia seringkali bertanya apa yang Aira butuhkan. Mulai dari menanyakan apa yang ingin Aira makan hari ini, apakah Aira merasa sakit, hingga mengingatkan Aira untuk selalu minum air putih.

Sesekali Baby El juga ikut ke rumah sakit ketika jadwal Aira untuk memeriksa kandungan. Semua orang gemas sekali dengan sikapnya itu.

Mahesa pernah menakut - nakuti Baby El, jika anaknya sudah lahir posisi Baby El akan tergantikan. Semua orang akan lebih menyayangi anaknya dibanding Baby El, dengan polosnya Baby El menjawab seperti ini. 

"Ndak papa, El juga sayang sama dedek bayi, yang penting semua olang ndak ganti sayang sama Uncle Eca."

Baby El memang selalu menganggap Mahesa sebagai saingannya, menurutnya tidak ada manusia paling menyebalkan dan pantas untuk dimusuhi selain Mahesa. Orang lain boleh lebih unggul dalam hal apapun darinya, kecuali Mahesa. Jika Mahesa mendapatkan satu pie buah buatan Aira, maka ia harus dapat lebih dari dua. 

"Geseran dikit gendut."

Satu detik setelah panggilan gendut keluar dari mulut Mahesa, kepalan tangan kecil memukul pelan lengan Mahesa. Baby El tentu merasa tidak terima dengan panggilan itu.

Posisi Baby El dan Mahesa masing - masing berada di kanan dan kiri Aira, mereka sedang mengamati pergerakan - pergerakan kecil dari perutnya. 

"Ndak boleh bilang ndut, El ndak ndut."

"Genduuuut."

"Udah jangan berantem, nanti dedek bayinya gak mau gerak - gerak lagi kalo disayang - sayang."

Mahesa dan Baby El menurut, mereka kembali mengelus lembut perut Aira. Tidak lama setelah ini pasti mereka kembali bertengkar, semoga saja anak di dalam perutnya ini lebih tenang. Sehingga bisa mengimbangi mereka jika sedang dalam mode kucing dan tikus. 

-°°-

"Aaaa~"

Aira membuka mulutnya untuk menerima suapan buah mangga dari tangan kecil itu. 

"Dedek mamam yang banyak ya, biar cepet gede kaya Abang El." Setelah memastikan suapannya masuk ke dalam mulut Aira, Baby El mengelus perut Aira kemudian menciumnya. 

"Sekarang mau dipanggilnya Abang El?"

"Hu'um." Baby El mengangguk sambil memasukkan potongan buah mangga ke dalam mulutnya.

"Diajarin siapa?"

"Diajalin Miss di sekolah, katanya kalo mau jadi kakak dipanggilnya kakak atau abang."

"Kenapa gak dipanggil kakak aja? Kakak El, biar jadinya Kakak El sama Abang Marcel."

"Ndak mau, cupu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAHESATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang