Prolog II : Chantarue

54.5K 3.8K 219
                                    


Percayakah kalian bahwa setiap orang tua memiliki anak favoritnya masing-masing?

Saat kau menjadi kakak, mereka akan bilang, “kau sudah besar, mengalahlah pada adikmu” dan saat kau menjadi adik, mereka bilang, “kakakmu lebih membutuhkannya dibanding dirimu.”

Benar?

Beberapa dari—tidak, bukan beberapa tapi semua. Orang tua menjadikan anak investasi mereka, berpikir semakin banyak anak semakin besar rezeki yang akan di dapat kelak sehingga yang mereka lakukan hanya membuat-membuat-membuat anak secara berulang lalu menyerahkan tanggung jawab terhadap anak-anaknya pada anak mereka yang tertua.

Ketika anak tertua sakit mereka akan bilang, “istirahatlah agar kau bisa cepat sembuh dan kembali bekerja untuk membayar biaya hidup adikmu” dan ketika anak bungsu sakit, “lihatlah kakakmu, dia sakit tapi tetap bekerja tanpa mengeluh.”

Namun dari semua kalimat mengerikan itu, ada satu kalimat yang paling menyakitkan seperti;

"Hanya luka kecil, kau tidak akan mati karena itu."

Satu kalimat yang pada akhirnya mendorong seorang anak sulung perempuan mengakhiri hidupnya secara acak dengan cara menabrakkan diri pada kendaraan yang melintas cepat di jalan bebas hambatan.

Dan berakhir mati.

Itupun dilakukannya setelah tahu kalau hasil pemeriksaan laboratorium rumah sakit menyatakan salah satu ginjalnya sudah tidak berfungsi dan harus segera di operasi karena hidup dengan satu ginjal akan sangat menyakitkan nantinya bahkan kemungkinan besar dikejar oleh kematian.

Sialnya, orang-orang rumah bilang kalau itu hanya luka kecil.

Jadi, dengan segala kenangan memuakkan di dunia sebelumnya... ketika gadis itu sadar bahwa dia tidak pergi ke neraka atau menjadi hantu penasaran melainkan masuk ke tubuh seorang gadis belia yang baru berumur 16 tahun dan dinikahkan sebagai jaminan kepada seorang pria dewasa paling menyeramkan dalam dunia itu saat umurnya masih 13 tahun, cepat-cepat ia mengambil segalanya mulai dari uang, perhiasan, bahkan sarapan yang disediakan oleh pelayan beberapa waktu lalu.

Dimasukannya semua itu ke dalam tas kain lalu diikat kencang-kencang dan di selempangkan.

Dia tidak peduli mengenai transmigrasi ke dalam novel dan isi cerita dari novel itu sendiri, dia hanya ingin hidup untuk dirinya tanpa harus menjadi budak dan menafkahi adik-adiknya.

Lagipula dia dan dirinya yang sekarang memiliki satu kesamaan.

Dikejar oleh kematian.

Chantarue atau lebih kerap disapa Putri Aru, merupakan satu-satunya anak perempuan Raja Mahes yang secara sengaja pria itu jadikan sebagai jaminan hidupnya. Mengatakan bahwa ia tidak akan lari dan menyerahkan seluruh harta kekayaannya yang tersimpan dalam ruang rahasia entah dimana. Dinikahkannya Aru yang masih berumur 13 tahun dengan Hael pada waktu itu. 

Sekarang 3 tahun sudah berlalu, umurnya kini genap 16 tahun.

Saat sumpah pernikahan sedang berlangsung, Raja Mahes melarikan diri. Pria itu menjadikan pernikahan sebagai alibi untuk kabur dan berhasil. Aru ditinggalkan sendiri dan terpaksa harus ikut kembali ke Kekaisaran Haeresi sebagai istri dari Kaisar Hael Theron.

Namun, Aru meninggal dua tahun kemudian karena kelainan jantung yang dimilikinya. Kelainan yang dapat membuat jantung gadis belia itu mendadak terhenti tetapi, kemudian akan kembali bekerja seperti sedia kala. Sayangnya, saat berumur 18 tahun... jantung Aru benar-benar berhenti dan meninggal dalam damai. Itupun tanpa Sang Suami di sisi karena yang Hael lakukan hanya perang, perang, dan perang.

The ThroneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang