ENDING (CHAPTER 58)

207 3 0
                                    



Bentar lagi ending, kalian tim sad ending atau happy ending?

Jawab di komentar ya.

Makasih udah vote untuk yang baca dan juga semoga kalian suka.







Aku membuka mata dengan jantung yang berdetak dengan cepat bahkan kedua bahu langsung bergetar dan membuat aku menatap ke arah sekitar rupanya saat ini aku sedang berada di rumah sakit.

Aku meringis saat aku berusaha mencoba mengingat apa yang barusan terjadi dan ketika aku mencoba untuk mengingatnya kembali ternyata memang aku mengalaminya sehingga membuat aku langsung teringat kepada Airin dan juga teman-temanku.

"Airin?" gumamku dengan suara kecil lalu aku pun mulai beranjak dari ranjang dan mencoba untuk turun.

Belum sempat berdiri tiba-tiba aku merasakan sakit di bagian perutku dan aku pun terjatuh sehingga menimbulkan barang pecah saat tak sengaja aku senggol, dan tak lama kemudian seorang perawat pun langsung menghampiriku.

"Pak, ada masih sakit cobalah untuk berbaring." perintahnya lalu aku pun menggelengkan kepala dan mencoba untuk bangun dan dia pun membantuku untuk berdiri dengan menaikkan ranjang tersebut.

"Maaf Pak Anda baru mengalami koma yang cukup lama dan mungkin otot anda belum bekerja dengan maksimal saya sarankan untuk berbaring terlebih dahulu." katanya dan aku pun langsung menurutinya perintah darinya, sedikit kaget bahwa aku mengalami koma. Tujuanku kali ini terpikir kepada Airin apakah dia bisa selamat beserta anak-anaknya atau dia tidak bisa bertahan.

"Sus.. baga...bagaimana dengan yang laain?" tanya aku dengan suara terbata-bata lalu dia pun langsung menatapku sembari menundukkan kepala.

"Maaf!" aku meneguk ludah dan menggelengkan kepala untuk meyakinkan bahwa mereka semua masih hidup dan selamat dari kejadian tersebut.

"Sus mereka selamat kan?" tanyaku sedangkan suster tersebut hanya bisa menghela nafas dan memeriksa bagian tubuhku mengabaikan pertanyaan dariku.

"Biarkan nanti dokter yang menjelaskan, sekarang anda harus istirahat terlebih dahulu untuk memulihkan tenaga anda." setelah itu dia pun langsung pergi meninggalkan aku dan menatap kosong ke arah depan.

Cukup lama aku terdiam lalu Tak lama kemudian Papaku dan beserta Mamaku langsung menghampiriku.

"Nak kamu sudah sadar?" tiba-tiba Mama datang dan langsung memelukku dia meraba wajahku sembari memperhatikan badanku yang terluka cukup parah.

"Maaafkan mama nak!" dia menangis sembari mengusap punggungku dan aku pun hanya diam saja memikirkan Airin dan anaknya apakah bisa diselamatkan atau tidak.

"Saddam akhirnya kamu sadar juga!" aku menoleh asal asal suara tersebut dan rupanya Ada papaku yang tersenyum dengan tipis dan meminta untuk memeluk dirinya.

"Maafkan papa yang telat membantumu!" aku menerima pelukan darinya dan menggelengkan kepala, " Harusnya Sadam yang berterima kasih kepada Papa yang telah menolongku jika Papa tidak akan datang mungkin aku bersama yang lainnya sudah menjadi abu,"

"Papa sudah mulai curiga dengannya, maka dari itu Papa bersikap cuek kepadamu supaya dia bisa mengatur strateginya dan sepertinya tindakan papa kali ini cukup benar." bola mataku saat ini membesar dan menetap ke arahnya lalu dia pun langsung menepuk pelan bahuku.

"Papa sebenarnya sudah curiga cukup lama melihat tingkah mamamu yang terlalu berlebihan dalam membenci seseorang sejak itu papa menjauh dan bersikap cuek acuh kepadamu hanya karena hanya ingin mengetahui rencananya dan sesuai dengan dugaan Papa selama ini terhadapnya benar-benar menjadi kenyataan."

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now