ADRIAN MENOLONG AIRIN (CHAP 54)

70 3 0
                                    

Dari ujung lorong aku lihat beberapa anak buahku yang di tugaskan bersama Atlas dan Steffi menghampiriku dengan nafas terengah-engah. " Dimana Steffi dan Atlas saat ini dan kenapa kalian menghampiri kami?" tanya ku dengan berbagai pertanyaan kepada mereka dan mereka pun langsung menunjukkan ke arah belakang yang di mana hal tersebut ada jalan pintas menuju ke arah sana.

"Jalan ini adalah jalan buntu dan kita berada di jalan yang salah." ujar salah satu anak buahku. Aku mengusap daguku dengan bingung dan setelah itu Adnan berceletuk ,"Mereka ada di ruangan bawah bukan?" dan anak buahku langsung menganggukkan kepala dan setelah itu kami langsung bergegas dimana anak buahku memberitaukan lokasinya berada dimana.

Cukup memakan waktu menurunin tangga ini. Aku lirik ke arah sekitar dan benar saja di di depan ada beberapa orang  yang menjaga pintu gerbang dan juga memilki badan lebih kekar dari sebelumnya.

"Dimana mereka?" tanyaku saat tidak melihat Steffie ataupun Atlas.

"Maaf tuan sepertinya mereka sudah tertangkap." ujarnya dengan menundukkan kepala dan aku hendak memukulnya dengan kesal. Bisa-bisanya dia meninggalkan Steffie ataupun Atlas.

"Bodoh kalian, terus gunanya kalian untuk apa?" umpatku denga kesal dan Adnan pun menyuruhku untuk diam.

"Syut diem, jangan pakai kekerasan. Sepertinya memang ini rencana Anne untuk menjebak kita semuanya." ujar Adnan dan aku pun langsung mengangkat alis dengan bingung.

"Maksudnya?" tanyaku dengan kerutan di dahi teramat jelas.

"Sepertinya Anne  merencanakan sesuatu dan dia menjebak kita untuk berada di satu ruangan yang sama dengan begitu dia mudah melenyapkan kita semua," bola mataku hampir saja keluar dan akupun baru menyadarinya.

"Jadi kita harus bagaimana untuk membantu mereka?" lalu setelah itu Adnan pun menyuruh kami untuk berkumpul dan mendiskusikan dari jarak jauh dan menjauh dari pintu gerbang tersebut.

"Kita harus mencari jalan keluar dengan cara salah satu dari kita harus turun ke bawah dan kita pun harus mencari pintu yang di mana dari luar menghubungkan ke dalam dan sepertinya Anne  sudah menyiapkan itu semua dengan detail." Mendengar penjelasan dari Adnan  sehingga aku pun menganggukkan kepala dan aku mengerti tujuan dari Anne.

"Gw yang akan keluar dan mencari jalan yang akan Anne keluar dari rumah ini." usul Adrian dan aku  pun menatapnya dan Adnan pun menyetujui usul dari Adrian.

"Sesuai dengan rencana kita berdua akan masuk ke dalam dan berusaha untuk mencari celah untuk berusaha menahan dan kamu sebagai Adrian kamu keluar dan temukan jalan yang di mana akan menghubungkan ruangan bawah tanah dengan luar." kata Adnan sehingga membuat aku pun langsung menghela  nafas dengan mengikuti apa yang dikatakan oleh Adnan. Sejujurnya aku masih dengan memikirkan apa yang terjadi saat ini karena situasi yang sangat tidak memungkinkan untuk aku membantah ataupun berpikir sendiri akhirnya aku pun mengikuti apa yang dikatakan oleh Adnan dengan begitu pula aku mengikuti usul yang Adrian berikan kepada kami.

"Baik sekarang kita akan masuk dan kamu silakan keluar dari gedung ini dan carilah pintu yang di mana menghubungkan ruangan bawah tanah dengan dunia luar." setelah itu kami pun langsung bergegas pergi dan berpisah untuk mencari jalannya masing-masing.

Ketika kami sudah berada dipintu gerbang ruangan bawah tanah aku menyuruh anak buahku untuk keluar terlebih dahulu dan memancingnya untuk ke arah kami sehingga memudahkan kami untuk menyerangnya, " Bawa cepat keluar dan pancing mereka untuk dibawa ke sini," setelah itu anak buahku langsung mengikuti saran dariku dan mereka pun langsung bertarung dengan sengit bahkan aku lihat beberapa kali mereka hampir dilukai oleh pisau tajam milik mereka.

Ketika sedang lengah seketika aku bersama Adnan pun langsung menyusul dan menyerang balik ke arah mereka mereka pun kewalahan karena mendapatkan serangan dari berbagai arah. Sejujurnya bela diriku sangatlah buruk ketimbang dari teman-temanku yang lain namun hal tersebut membuat aku semakin gigih  untuk memukulnya hingga tidak bernyawa lagi.

"Sialan Lo hah?" aku menyeka darah yang keluar dari sela bibirku saat salah satu dari mereka mengenai wajahku sehingga membuat aku pun membalas dengan menonjoknya berulang kali sampai terdengar suara bagian tubuh yang patah.

KREK

DUG

DUG

DUG

DOR

DOR

DOR

DOR

DOR

DOR

Mereka menembakkan senjata pistol ke arah kami sehingga membuat salah satu dari peluru tersebut menembus bagian kaki kuda aku pun langsung terjatuh dengan memegang kakiku. Aku mengerang dengan kesakitan dan setelah itu dia pun langsung memukul kepalaku dan menendang perutku hingga hidungku mengeluarkan darah yang cukup banyak ditambah lagi dengan dia menembakkan dua peluru dan mengenai kedua kakiku.

Aku melirik ke arah kanan yang berusaha untuk menolongku namun dia pun malah tersungkur dengan saat salah satu dari mereka menendang dari belakang dan membuat dan pun langsung merasakan sakit.

DOR

Aku mengumpat dengan jadinya saat Adnan pun tumbang dan dia pun ditembak di bagian perutnya sehingga dia pun langsung memegang perut dan jatuh ke tanah. "Pengecut kalian semua." teriakku dengan suara keras sehingga membuat mereka pulang langsung tertawa terbahak-bahak.

"Bodoh kalian. Akan ku bunuh semuanya." ujarnya sehingga membuat aku pun mengepalkan kepala dan aku pun langsung meludah tepat berada di sampingnya.

"Kaparat akan kuratakan semuanya." setelah itu aku pun langsung dibawa paksa oleh mereka ke ruangan bawah tanah dan dengan ke Adnan dia pun langsung menonjok ke arah perutku sehingga membuat jantungku merasa sakit dan hendak mual. "Akan kubunuh kalian semua." dengan pasrah dan menatap sendu ke arah Adnan kami pun langsung dibawa ke ruangan bawah tanah dan aku pun baru mengetahui bahwa di dalam ruangan ini terdapat lift sehingga tidak perlu kami turun melalui tangga yang berbentuk bulat.

"Diam."

DUG

Lagi-lagi kepalaku pening saat tekuku dipukul dengan keras, kakiku yang tertembak pistol seketika tidak bisa menggerakkan kepala dan bahkan darah pun langsung menetes mengikuti langkah kaki kami.

Dari sini aku bisa melihat bahwa Steffi atlas Saddam dan Airin sudah diikat dengan kencang dan mereka pun mulutnya sudah disumpah dengan kain sehingga membuat aku pun langsung menatapnya. "Kalian!" ujarku dengan suara pelan dan Sadam atlas maupun Steffie menyadarinya bahwa aku sudah tertangkap sehingga membuat dia pun langsung menatapku dengan sendu.

Apa yang mereka pikirkan bahwa harapan untuk kabur adalah nol persen namun tidak dengan pemikiranku bahwa aku masih mempunyai Adrian yang mampu menolong kami dan kali ini aku mempercayai orang asing dan membuat aku gelisah dengan rencana Adrian.

Jkarta 15 januari 2024

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now