CHAPTER 47

98 3 0
                                    


Waktu berjalan dengan cepat, semenjak Airin menghilang hidupku terasa lebih berat bahkan aku sering mengalami menginginkan sesuatu yang tidak aku sukai seperti aku memakan mangga yang asam  sehingga membuat Atlas ataupun Steffi merasa kelimpungan saat aku merasa tidak dapat merasakan buah tersebut.

Kabar yang mengejutkan bahwa Anne  sedang hamil sehingga membuat aku pun harus mengingat apa yang terjadi malam itu namun seingatku belum sempat aku memasukinya tiba-tiba rasa kepalaku sakit sehingga membuat aku pun Langsung tertidur namun yang anehnya Anne mengatakan bahwa aku waktu itu sempat mengeluarkannya di dalam dan terjadinya pembuahan yang di mana di situ adalah anakku bersama Anne.

"Kaparat lo Saddam." umpat  Atlas dengan memanjat pohon mangga milik tetangga Stevie yang memiliki anjing yang super duper galak dan menggonggong dengan keras, aku bukan hanya kasihan kepada Atlas namun aku malah tertawa terbahak-bahak sembari menatap anjing yang mengonggong  dengan keras untung saja pemiliknya tidak ada sehingga aku pun hanya bisa menikmati ini dengan tertawa lebar.

"Udah buruan nanti keburu datang orang yang punyanya," ujar Steffi dan setelah itu pun dia langsung mengambil beberapa mangga yang sudah diambil oleh Atlas dan menyerahkan kepadaku.

"Ini tuan muda mangganya sudah ready silakan dimakan." ujarnya dengan memutar bola mata malas dan membuat aku pun langsung tertawa terbahak-bahak melihat lewat wajahnya yang teramat kesal kepadaku.

"Lagian kenapa sih Airin udah menghilang selama 9 bulan dan lo masih ngidam?" aku hanya mengedikan bahu saat Steffi saat dia  ngomong kepadaku tiba-tiba menginginkan sesuatu yang tidak aku pernah sukai sebelumnya.

"Udah ada bukti soal Anne bukan mengandung anak gue?" tanya aku dengan mengabaikan pertanyaannya dan berfokus kepada kelahiran anak-anak yang dua bulan lagi akan lahir.

"Gue bersama Atlas  sudah mencari bukti,  belakangan waktu dan sebelum hamil dan sepertinya itu dia hamil dengan seseorang yang bukan selingkuhannya." ujarnya dengan mengetuk-ngetuk dagunya  dengan pelan namun hal tersebut membuat aku mengernyitkan dahi dengan bingung.

"Jadi?"

"Dia kaya one night stand!"  seketika aku pun langsung memuntahkan mangga yang sudah ada di mulutku dan menatapnya dengan tak percaya.

"Ini menurut asumsi gue karena setelah gue telusuri waktu kejadian  sekarang dan waktu lalu selingkuhannya itu emang nggak ada di Indonesia dan memang kebetulan dia sempat pergi ke Club cuma mungkin nggak tahu siapa cowok yang sempat menghamilinya." setelah mengatakan itu aku pun hanya berguna saja dan memikirkan apa yang terjadi pada malam saat itu.

"Itu bukan anak lo?"

"Ya udah nanya seratus  kali dan masih meragukan gue?"

"Bukan masalah meragukan tapi gue hanya tanya siapa tau, cuman lo pengin lari dari tanggung jawab lo." jelasnya sehingga membuat aku pun berdecih dengan kesal.

"Gimana ceritanya gue waktu itu tanpa  sengaja itu pas umur pernikahan gue sama dia tuh tujuh bulan dan sekarang kandungan dia tuh udah hampir delapan bulan jadi gue rasa itu pertanyaannya nggak masuk akal, kalaupun hamil anak gue, ya palingan pasti dia waktu itu umur  limaatau enam bukan tujuh bulan." dengan menatapnya raut datar sehingga membuat steffi pun langsung menghembuskan nafas kasar.

"Ya udah lu mau balik dulu makasih urusan ," setelah mengatakan itu aku pun langsung beranjak dan membawa beberapa mangga yang sudah tapi siapkan untuk dibawa pulang ke rumah namun Atlas masih berada di atas pohon sembari menatap takut ke arah anjing yang menggonggong.

"Saddam sialan emang,"

"Woy mau kemana Lo sialan?" aku hanya  melambaikan tangan ke arahnya sedangkan aku lihat Atlas disana berteriak  dengan keras namun aku berusaha menulikan apa yang umpatan Atlas berikan kepadaku.

Aku pulang dengan menenteng kantong berisi mangga dan aku lihat ada  Anne maupun Mama sedang meminum teh bersama di halaman rumah sembari bercengkrama , aku liat Mama mengelus pelan cucunya dengan pelan. "Akhirnya mama seneng banget bakalan punya cucu lelaki." ujarnya kepada Anne  sehingga membuat aku berdecih dan membuang muka ke arah lain.

"Saddam." aku menoleh ke arah kakakku perempuan yang sedang menatapku sembari memanggil aku dengan tersenyum dengan lebar. "Selamat ya sebentar lagi kamu akan menjadi calon papa," ujarnya sembari menyalurkan tangannya kepadaku namun aku hanya menatap saja tanpa berniat untuk menerima uluran  tangan tersebut.

"Khem...khem." mataku menjadi ke arah suami kakakku yang sedang menggoda untuk menerima uluran  tangannya namun dengan segera aku pun langsung menepis dan melanjutkan kembali langkah untuk menyimpan mangga tersebut.

"Mau sampai kapan kamu memusuhi kakak kandungmu sendiri?" tanyanya kepadaku sembari menatapku dengan sendu lalu aku pun langsung kembalikan badan dan menatapnya dengan sinis.

"Kita nggak seakrab dulu." setelah mengatakan itu aku pun langsung lanjutkan kembali namun aku lihat kakak aku menangis dipelukan suaminya dan aku hanya bisa berdecih dengan pelan saat kembali kesalahan apa yang membuat aku membencinya.

Aku merebahkan badan di kasur dan aku lihat  Anne  masuk ke dalam kamar sembari memakai dasternya dan berjalan pelan-pelan mendekat ke arahku, "Sampai kapan kamu tidak menerima anak yang aku kandung?" ungkapannya dengan menetapkan sedih lalu aku pun langsung bangun dari tidurku dan menatapnya dengan ke sinis.

"Lu pikir gue nggak tahu apa-apa gitu?"

"Lo salah, sebaik-baiknya bangkai yang di sembunyikan pasti bakalan bangkai tersebut akan tercium juga." setelah itu aku pun langsung beranjak dan pergi ke ruang buku untuk membaca buku.

Orang mengira aku saat ini sedang mengidam anaknya Anne namun hatiku mengatakan bahwa aku sedang mengidam anaknya aku bersama Airin.

Entah sudah berapa lama aku di ruang perpustakaan bahkan langit pun sudah berwarna gelap lalu aku mendengar suara ketukan pintu dan ternyata itu main menyuruhku untuk makan malam bersama. "Iya dalam lima belas menit lagi saya akan ke meja makan." setelah maid mengatakan tersebut langsung pergi meninggalkan kau dan aku menutup dan mengunci perpustakaan tersebut.


Jakarta  29 desember 2023

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now