CHAPTER 46

185 4 0
                                    


Matahari mulai menyorot kamarku, aku merasakan hawa dingin yang benar-benar mengenai kulitku. Aku lirik Anne makasih tertidur dengan pulas bahkan dia juga entah memakai baju atau tidak aku tidak mengetahuinya. Aku merasakan penisku tegang sehingga membuat aku langsung beranjak dari kasur namun ketika aku merasakan sesuatu, aku langsung menatap ke arah bawah dengan horor. "Shit." umpatku saat aku tidak memakai sehelai benang sama sekali dan aku lihat juga leher Anne memilki bercak dua sehingga membuat aku semakin terlihat dengan jelas bahwa semalam bukan mimpi melainkan kenyataan bahwa aku melakukan hubungan dengan Annee. Dengan kesal aku pun langsung memungut pakaian dan memakainya kembali.

Lima belas  menit aku sudah keluar dari kamar mandi dan aku pun lihat Anne  sedang menatapku dengan sendu. "Tidak usah pasang wajah memelas, aku tahu itu adalah ulah perbuatanmu bukan?" ujarku dengan merapikan pakaian dan Anne pun langsung menggelengkan kepala.

"Aku tidak mengetahui soal apapun," katanya sembari menyeka air mata yang menetes.

"Sudah lupakan saja." setelah itu aku pun langsung beranjak keluar dari kamar dan membanting barang yang ada di nakas meja.

Mamaku dan papaku yang sedang sarapan bersama di meja makan, aku pun duduk dan mengambil roti.

"Pulang jam berapa kamu Saddam?" tanya papaku dengan menatapku dengan dingin lalu aku pun hanya mengacuhkannya tapa berniat menjawab.

"Saddam!" Sembari memakan kalimatnya sehingga membuat aku pun langsung menoleh ke arahnya dan mengangkat alis.

"Bukankah Papa punya CCTV ataupun satpam?" Aku langsung memasukkan roti dengan sekaligus dan meninggalkan ruang meja makan namun sama-sama aku mendengar suara frustasi dari Papakku sehingga membuat aku pun langsung tersenyum dengan culas.

Dengan suasana  yang buruk sudah sampai di kantor dan melihat Kinan sedang membereskan beberapa berkas dan hendak diserahkan kepadaku. " Biarin gue istirahat dua  jam dulu," setelah mengatakan itu aku pun langsung masuk ke dalam ruangan dan menatap ke arah luar  gedung yang sudah macet.

"Di mana kamu Airin?"ucapku dengan suara parau sehingga membuat aku pun langsung menangis tanpa aku sadari bahkan tiba-tiba perutku terasa tiba-tiba ingin memuntahkan sesuatu sehingga membuat aku pun langsung berlari ke toilet  dan memuntahkan cairan berupa bening.

"Apakah kamu benar hamil anakku?" dalam hati aku pun langsung mendoakan bahwa ayah ini sedang hamil anakku namun di sisi lain Aku pun merasa cemas dengan keadaan semalam yang aku sama sekali tidak mengingatnya.

"Sialan anne." Gumamku dan membanting apa aja yang ada di meja sehingga membuat Kinan pun langsung masuk ke dalam ruanganku sembari bertanya apa yang terjadi," Kenapa lo berantakin barang-barang yang ada di sini?" tanyanya namun aku hanya diam saja sembari bersedekap dada.

"Lo masih mual?" tanya Kinan dengan menatapku dengan pandangan yang sulit di jelaskan.

"Itu anak lo kangen sama bapaknya setan!" setelah itu dia pun keluar dan selalu berpamit ia pun membawa air teh hangat sehingga membuat aku pun langsung meneguknya.

"Udah dikabarin soal Airin di mana sama Steffi ataupun Atlas?" aku lihat Kinan  menggelengkan kepala sehingga membuat aku pun menarik nafas dengan kasar.

"Tunggu info dari yang lainnya." setelah itu aku pun langsung menyuruh Kinan untuk pergi dari ruangan ku dan pekerjaannya kembali.



Jakarta 28 desember

Selamat natal untuk agama kristen dan katolik. Salam toleransi

Maaf dikita ya segera nyusul ini ko


Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now