UNSUR 18+ (CHAP 32)

348 5 0
                                    


Untuk adik-adik yang di bawah umur tolong jangan di baca ya!!!

Ini bukan untuk kalian karena ini mengandung unsur cara memuaskan lelaki.

Terima kasih dan sudah mengerti.



Saat ini aku sedang duduk bersama mereka dan tak lupa memesan coffe untuk mengisi kecanggunan kami berempat, aku hanya diam dan menatap ke arah Adrian. "Jangan terlalu tegang," aku liat Kinan sedang menghela nafas dan Adrian hanya memalingkan wajah ke arah lain. "Kenalkan dia adalah adik saya," ujarnya dengan mengenalkan adiknya dan aku hanya diam saja karena gengsi mengakuinya sehingga membuat aku hanya diam saja.

"Saya dan Airin tidak memilki hubungan yang serius. Saya akui saya sudah menggatakan kepadanya bahwa saya hendak serius namun dia menolak saya sehingga membuat saya mundur dengan perlahan-lahan. Saya tau juga bahwa dia juga masih mencintai anda!" aku cukup tercengang saat Adrian mengetahuinya hubungan antara kami di masa lalu.

"Tapi dia memilih kamu untuk menjadi pendamping hidup," ujarku dengan memalingkan wajah ke arah lain namun Adrian hanya menghela nafas dengan kasar.

"Dia masih berharap kepadamu dan dia juga sudah menolak saya. Jadi jangan terlalu marah dengan saya karena saya jga tidak berhasil membuat dia suka kepada saya!" ucapnya dan setelah itu Adrian dan adiknya langsung beranjak dari caffe dan meninggalkan aku yang sedikit termenung.

Cukup lama aku terdiam dan setelah itu aku langsung beranjak dari caffe, "Mau kemana Saddam?" tanpa berbalik badan aku langsung menjawab.

"Mau balik!"

"Woy kerjaan lu banyak saddam kampret." umpatnya dengan menyusulku.

"Buat lu aja deh." samar-samar aku mendengar Kinan mengumpat namun kali ini tujuanku adalah ke rumah Airin bukan kantor.

Suasana yang malam yang sepi akhirnya aku sudah sampai di rumahnya sehingga membuat aku mengeryitkan dahi dengan bingung saat rumahnya gelap gulita. Aku melihat ke arah sekeliling dan benar sepertinya rumah ini sedang tidak ada sehingga membuat aku mencari seseorang untuk bertanya dan kebetulan ada seorang bapak-bapak lalu aku pun segera bertanya, "Permisi pak, itu rumah yang di sana ko gelap ya tumben, kalau boleh tau itu pada kemana ya pak?" tanyaku dengan sungkan dan dia pun langsung mengikuti rumah ang aku maksud.

"Oh pemilik rumah itu memang di usir dari kampung ini, anaknya hamil di luar nikah dan menjadi aib di sini." bola mataku hendak melotot ke arahnya sehingga membuat aku menatap tajam ke arahnya.

"Emang bapak tau dia hamil karena apa dulu, siapa tau hamil karena korban pemerkosaan." ujarku dengan berdecak dengan sebal dan sisi lain hatiku merasa sakit saat Airin di arak oleh warga.

"Lah kami juga tau, dia waktu itu pergi ke hotel sama cowok, ada ko vidionya." aku langsung menoleh dengan cepat dan menatapnya dengan serius.

"Vidio apa?"

"Ya bukan vidio gituan tapi waktu itu ada seorang wanita yang ngasih tau bahwa Airin menjadi simpenan dan di bawa ke hotel."

"Ah engga mungkin dia jadi simpenan." elakku dengan berusaha tanpa curiga mengelak tuduhan kepada Airin.

"Bener mas, saya juga liat dia gotong cowok dan masuk ke lift waktu di hotel dan saya juga liat dia berpakaian berbeda dari biasanya.

"Bapak ada vidionya engga?" tanyaku dan dia pun menganggukan kepala dengan memperlihatkan vidio tersebut kepadaku.

Kutatap Airin dari belakang dan sepertinya memang dia dan aku juga melihat dia seperti kebingungan saat dia sedang menolong lelaki. Namun aku merasa tak asing dengan lelaki yang dia tolong sekilas sepertinya aku mengenali bahkan aku juga sama seperti yang ada di vidio tersebut. Ku putar kembali dan ternyata itu lelaki yang ada di vidio tersebut adalah aku karena aku teringat dengan jelas bahwa Airin menggunakan pakaian seperti itu di acara pengangkatan aku menjadi CEO.

"Noh kan liat, dia bener jadi simpanan," kata si bapak dengan tersenyum miring.

"Tapi ko kaya mirip ya mas, sama mas ini." dia terus menatapku dan membandingkan aku sehingga membuat aku sama membandingan aku dengan yang ada di vidio tersebut.

"Pak boleh engga saya minta vidio tersebut?" dia pun mengeryitkan dahi dengan bingung bahkan dia juga menatapku dengan sinis.

"Mau buat bahan coli ya?" tanyanya dengan sinis.

"Ingat mas jangan keseringan coli, bahaya." dia berusah menasehatiku namun aku memutar bola mata dengan malas.

"Bukanlah pak, bisa engga di kirim ke saya vidionya."

"Berapa?"

"Nih saya kasih satu juta," aku langsung mengeluarkan dompet dan menyerahkan uang satu juta dan langsung memberikan kepada bapak tersebut dan dengan hati dia pun menerima dan mengirimkan kepadaku.

Setelah aku mendapatkan vidio tersebut aku langsung berusaha mengingat kembali apa yang terjadi dengan saat sudah selesai dengan acara pengangkatan CEO namun nihil aku tidak bisa mengingat satupun. Dengan segera aku pun langsung mencari ponselku dan menghubungi pihak seseorang yang bisa aku andalkan.

"Cari tahu apa yang terjadi kepada Airin waktu gue diangkat menjadi CEO. Tanggal sepuluh bulan September jam 10.00 malam di hotel Century." dan aku pun langsung mematikan sambungan telepon dengan temanku. Aku menyadarkan badan di kursi dan mengacak-acak rambut dengan gatal. "Semoga kamu baik-baik saja Airin."ucapku sembari mengingat senyum Airin yang terpantri di wajahnya. Di sisi lain aku pun berusaha menyangkal apa yang aku lakukan kepada Airin tapi entah kenapa setiap aku melihat Airin bayangan aku erotis dengannya terlintas dibena secara tiba-tiba. Aku mengenyahkan pikiran mesumku bahkan dengan tidak sopannya aku malah terangsang. "Sialan hanya dengan memikirnnya aku malah terangsang." umpatku dengan melirik ke arah burungku yang sudah bangun. Dengan tergesa-gesa aku langsung ke kamar mandi dan langsung membuka celana. Kepalaku sedikit pusing karena aku sudah tidak lama melakukan manstrubasi bahkan aku jga sudah jarang mimpi basah lagi sehingga membuat kepalaku pening luar biasa.

Aku membuka gesper dan meloloskan celana beserta celana dalam, aku langsung memegang burungku dan langsung mengurut dengan pelan.Rasa nikmat yang tidak bisa aku jabarkan dengan jelas namun aku mulai perlahan-lahan mengocok sampai aku hendak keluar ejakulasi. Aku terdiam sejenak dan membayangkan itu Airin sedang berada di atasku. Dengan deru nafas yang terengah-engah akhirnya aku melanjutkan kembali dan saat ini aku sudah tidak bisa menahannya lagi lalu keluar cairan berwarna putih kental setelah itu aku mulai lemas dan langsung menyenderkan diri di atas toilet.

Benar-benar sialan, burung baperan hanya dengan membayangkan Airin tiba-tiba nafsu meningkat bahkan aku juga seing kali mengalami mengidam ataupun mual di pagi hari. "Kenapa ya?" gumamku dan setelah itu aku langsung keluar dari toilet.

Sebelumnya aku tidak mengetahui Airin sedang hamil namun saat OB tidak sengaja membersihkan kamar mandi dia melihat tespek dan sepertinya itu milik Airin segera aku pun langsung mencari dengan berbagai pertanyaan namun sepertinya dia malah cuek dan aku lihat respon seperti kaget namun dia berusaha menyembunyikannya bahwa dia hamil oleh Adrian karena mengingat dia sedang dekat dengannya namun setelah tadi aku menemuinya sepertinya dia bukan sosok lelaki yang menebar benih dengan sembarangan dan aku yakin Airin juga bukan wanita perempuan yang mau disentuh oleh lelaki lain. Kepalaku hampir pecah hanya memikirkan itu semua, anak siapa yang dia kandung saat ini. batinku bergumam dan aku juga beursah untuk menjamkan mata, mencoba tidur dengan nyaman.



Jakarta, 23 november 2023

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now