CHAPTER 26

125 3 0
                                    


"Bagaimana kandungan anak saya?" aku hanya menatap monitor dengan perasaan gugup. "Keadaan janinnya bagus dan ibu jangan terlalu banyak memikirkan masalah yang terlalu berat. Ini saya akan saya resepkan obat untuk kandungan ibu supaya sehat." aku hanya menganggukan kepala.

"Perbanyak makan buah dan sayur ya!" aku hanya menganggukan kepala dan setelah langsung duduk di samping ibuku. "Ada keluhan seperti mual atau pusing?" tanyanya dan aku menggelengkan kepala.

"Untuk pusing dan mual saya tidak mengalami hanya saja nafsu makan saya meningkat meningkat." dia hanya enganggukan kepala dengan tersenyum.

"Kandung ibu sehat dan sepertinya ibu akan memilki anak kembar sehingga membuat nafsu ibu meningkat dari sebelumnya." bola mataku langsung membesar saat dia mengakatan seperti itu dan seketika detak jantungku berhenti. "Ap..apa?" aku menatap dokter tersebut dengan bingung.

"Iya ibu hamil anak kembar dan itu terlihat ibu memilki dua kantung dan ibu bisa lihat dari hasil ini!" dia menyerahkan foto usg sehingga membuat aku melihat dengan jelas ada dua kantong yang sangat kecil, seketika aku langsung terharu saat ada mereka di kandungan aku.

"Di jaga ya bu kandungan nya, jangan terlalu setres dan perbanyak makan buah dan sayur. Jangan terlalu sering begadang dan lembur terlalu lama." aku hanya menganggukan kepala dengan tersenyum dnegn tipis.

"Terima kasih dokter!" ujarku dan dia hanya menganggukan kepala sembari tersenyum dengan tipis.

"Ya sudah kami permisi dulu ya dokter. Terima kasih!" ucap ibuku sembari beranjak dari kursi dan keluar dari runagan tersebut.

"Iya sama-sama!"

Setelah itu kami berdua langsung keluar dari ruangan dan bergeges menuju apotek untuk menebus obat terlebih dahulu. "Ibu aku mau ke taman dulu. Nanti aku menyusul ke depan loby." pamitku dan dia pun menyetujuiku sehingga membuat aku bergegesa untuk ke taman.

Di saat aku sedang duduk di kursi taman tiba-tiba aku merasakan rambutkku di tarik dengan kencang sehingga membuat aku langsung mendongak ke belanakang dan dengan reflek aku berteriak dnegan kencang dan menimbulkan beberapa orang yang sedang mlewati kami."Akhh... sakit.. lepaskan.." teriakku namun dia malah mengencangkan tarikan rambut sehingga membuat beberapa orang mulai menolongku dengan berusah melepaskan jambakan.

"Enak engga lo bitch. Hamil tanpa suami?" aku hanya diam saja berusah melepaskan jambakan bahal susterpun membantu aku melepaskan jambakan rambutku.

"Rasakan ini bitch, bisa-bisa nya anjing lu tadi menampar gue." dan dengan kasar dia mendorong aku bersama suster sehingga membuat kami langsung terjatuh dan dengan pelan aku langsung memegang perutku yang sepertinya terbentur sehingga membuat orang langsung berteriak dengan histeris. "Akhh sakit.." ujarku dengan meringgis sembari memegang perut.

"Tolong..!" sedangkan Anne hanya menyeringai dengan puas dan dengan tiba0atiba ibuku langsung menjambak dan menampar untuk kedua kalinya.

"Sudah saya peringatakan bahwa kamu tidak usah menyentuh saya tapi kali ini kamu mengabaikan maka jangan salahkan saya untuk tidak membawa ini ke jalur hukum." dengan kesal ibuku masih menarik rambutnya sehingga.

"Tolong ini bawa ke ruangan sekarang." ujar suster dengan memgang perutku dan aku hanya bisa meringgis menahan sakit.

Untungnya kandunganku baik-baik saja dan aku saat ini masih infus dan sepertinya di depan ibuku masih berdebat dengan keluarganya Anne sehingga membuat aku memejamkan mata. "Sabar ya bu!" aku menoleh ke arah belakang saat dia sedang menghela nafas dengan kasar sembari menyuntikan cairan berisi vitamin untuk kandunganku. "Ibu masih merasa sakit?" aku menggelengkan kepala.

"Dedek nya kuat ya!" aku hanya tersenyum dengan sampul.

"Namanya siapa sus?" tanyanya dan dia langsung menoleh ke arahku.

"Airin." ucapnya sehingga membuat aku kaget

"Loh kita samaan ya namanya." dia malah tertawa dengan tipis.

"Iya nama kita sama bu." setelah itu dia langsung keluar dari ruangan aku dan aku hanya bisa tersenyum dengan tipis.

Sudah empat hari aku ri rumah sakit dan aku sudah mulai bosan dengan sekitar sehingga membuat aku mengeluh terhadap suasana. "Bu ayo kita pulang saja," saat ini dia sedang mengupas buah apel.

"Besok saja bagaimana?" tawarnya dan aku menggelengkan kepala.

"Ibu aku sehat dan kandungan aku juga sudah baik-baik saja." jawabnya sedangkan ibuku hanya memutar bola mata dengan malas.

"Ya sudah sore ini kita akan pulang." aku menganggukan kepala sembari tersenyum dengan lebar.

"kamu itu sedang hamil mengapa kamu terus begadang hanya untuk mengejar target?" Aku menoleh ke arah ibuku yang sedang menyiram tanaman yang ada di depan rumah dan saat ini aku sedang duduk di teras sembari menikmati sarapan pagi.

"Semalam ada deadline jadi aku harus segera menyelesaikannya." Jawabku namun ibuku hanya menatapmu dengan sebal

"Kamu itu sedang hamil Airin jangan terlalu sering begadang." Aku hanya bertahan dan setelah itu aku pun langsung menatap fokus ke arah laptopku.

"Hari ini kamu emang ada rencana mau pergi ke mana?" Tanya ibuku lalu setelah itu aku pun langsung mengedikan bahu.

"Mungkin aku akan pergi untuk membeli baju karena bajuku seperti sudah terlalu kekecilan." Ibuku hanya ber o saja.

"Mau pergi jam berapa?" Aku menatap jam yang ada di laptop dan sepertinya sebelum makan siang aku harus sudah harus pergi.

"Sepertinya aku akan pergi seblum makan siang, apakah ibu akan ikut juga?" tanyaku.

"Ibu minta maaf tapi rasanya ibu akan pergi sebentar untuk menemui seseorang yang akan membeli toko kita." Aku menganggarkan kepala dan setelah itu aku pun memulai melanjutkan menulisku.

Saat ini aku sudah bersiap-siap memakai dress yang membuat aku semakin menawan dan juga aura hamilku semakin terlihat. Hanya membawa tas selempang yang kecil dan memakai sepatu kets dengan rambut yang terkeren sehingga orang-orang tak menyangka bahwa aku benar-benar berumur tiga puluh tahun.

"Kayaknya kamu hamil anak cewek." Aku mengeryitkan dahi saat ibuku berkata seperti itu.

"Memangnya kenapa?" tanya aku lalu dia pun hanya terkekeh dengan kecil.

"Ketika ibu dulu mengandungmu juga sangat menyukai warna dewaa yang berwarna terang bahkan semuanya ibu merubah dari yang tidak suka memakai dress tiba-tiba menjadi menyukai dan juga ibu tidak suka memakai dress tapi ketika mengandung kamu ibu sangat menyukai dress." san aku pun pernah mendengar dari Kathleen yang sempat hamil bahwa dia bercerita dia pun pernah ada di fase itu.

"Ya sudah tidak apa-apa, Airin juga pergi sebentar sebelum makan malam juga sudah sampai." ujarku dengan berpamitan dan dia pun menganggukan kepala. "Hati-hati di jalan ya!" aku mengacukan jempol dan setelah itu aku menjalankan momo kesayangan aku.

Sudah lama aku tidak pergi ke tempat seperti ini sehingga ketika aku masuk aku sangat senang, ada banyak orang yang berlalu ilang di mall saat ini dan segera aku langsung pergi mencari makan siang dan pilihanku jatuh kepada sushi yang terlihat sangat mengiurkan. "Kayanya enak makan sushi." ucapku dengan suara pelan sehingga membuat aku segera masuk ke dalam restoran sushi tersebut.

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now