CHAPTER 41

80 2 0
                                    


Saddam pov

Aku sedang memikirkan apa yang terjadi setelah aku mengucapkan kata seperti itu, sejujur dengan reflek aku mengucapkan kata seperti itu kepada Airin. Setelah Anne mengajak aku untuk melakukan hubungan badan dan aku menolak, aku berusaha masih bisa menahan hasrat bahkan aku biasa-biasa saja ketika melihat Anne yang hanya menggunakan lingerie dengan santai di hadapanku. Sejujur aku masih sering mengalami muntah dipagi hari di sertai dengan perasaan gelisah namun aku berusaha untuk menahannya seperti saat ini aku sedang berada di balkon bersama laptop yang sedang aku pelajari untuk meeting besok bersama dengan klien namun Anne dia malah menatapku dengan tatapan memuja. Aku mengangkat alis saat dia terus menatapku dengan seperti itu. "Cepatlah masuk angin malam tidak baik untuk anda." ujarku dengan acuh tak acuh namun dia malah berjalan mendekat ke arahku dengan memaka lingerie yang cukup seksi namun aku hanya diam saat dia mengambil laptop yang ada di pangkuanku dan mendudukan dirinya sendiri di pangkuannku namun aku hanya diam saja sembari melihatnya dengan penampilan yang begitu menggoda.

Dia menciumku dengan lembut, bibir kami berdua saling tertaut, tangannya yang halusnya meraba dada bidangku bahkan dia juga menggesekkan dengan pelan namun menghentakan dengan pelan. Ketika aku sedang menikmatinya tiba-tiba bayangan Airin muncul di benakku sehingga membuat aku langsung mendorong Anne dengan refleks. "Maaf," pintaku dan setelah itu aku langsung pergi dari hadapannya. Dengan perasaan gelisah aku langsung pergi ke kolam dan dan merenungkan apa yang terjadi saat, dengan kasar aku langsung melepaskan bajuku dan masuk ke dalam kolam renang dan mencoba mendinginkan pikiranku. " Apa yang terjadi padaku?" tanyaku dengan suara tertahan dan dengan mengacak-acak rambut yang terasa panas saat aku memikirkan semua yang terjadi. " Sepertinya aku harus segra menemui Steffi," batinku berucap setelah itu aku langsung berenenag dengan beberapa kali untuk mengalihkan pikiran mesumku.

Ditengah-tengah suasan pagi hari setelah aku tidur di ruang tamu, aku di bangunkan oleh Mamaku sehingga membuat dia menatapku dengan heran bahkan dia juga melirik ke arah aku dengan Anne secara bergantian. "Kapan kalian akan memberikan kami cucu?" tanyanya sehingga membuat aku hanya diam saja dan sembari melanjutkan kembali makan pagiku.

"Ya Mama kami akan segera memberikan cucu untuk mama," jawab Anne dan aku hanya berdecak dengan sebal.

"Apakah mama tidak cukup dengan cucu dari dia?" tannyaku dengan mengangkat alis dengan bingung lalu dia hanya tetawa dengan pelan.

"Apa salahnya jika kalian juga memberikan kita cucu lagi yak ngga pah?" tanyanya kepada papaku papaku namun papaku hanya diam saja.

"Mama harap kalian segera memberikan cucu kepada kami," setelah mengucapkan kata seperti itu aku langsung meninggalkan meja makan dengan perasaan yang teramat gelisah saat memikirkan soal yang kemarin malam bahkan nafsu makannku sudah menjadi tidak berselera sehingga membuat aku ingin bertemu dengan steffi untuk menyelesaikan apa yang terjadi di balik vidio tersebut.

"Gue ke sana sekarang." ujarku dengan masuk ke dalam mobil dan menuju kerumah steffi yang berada di pinggiran kota. Satu jam akhirnya aku sudah sampai berada di gang sempit milk Steffi dan dengan tidak sopannya aku langsung masuk ke dalam rumahnya karena aku memang sudah menghubunginya untuk berbicara soal kemarin.

Steffi hanya memakai baju biasa di sertai dengan memakai kolor dan dia pun langsung menunjukkan bahwa vidio tersebut memang airin dan hal tersebut membuat aku merasa sangat lega. "Tapi ada satu yang membuat lo mungkin sedikit kecewa, anak yan dia kandung adalah anak lo sendiri!" bagai tersambar petir aku langsung menatapnya dengan tidak percaya dan hal tersebut dia pun langsung mengantarkan aku ke vidio yang berada di dalam lorong yang aku kenali." Sebelumnya ini udah di hapus sama pihak hotel tapi gue berhasil mulihkan data tersebut dan bisa lo liat sendiri dia keluar setelah pagi dengan posisi baju yang hampir terkoyak." aku meneguk air ludah dengan susah payah saat Steffi menjeleaskan secara detail sehingga membuat aku menatap terus ke arah komputer bahkan aku juga mengulang terus menerus dan hal tersebut tidak bisa dapat aku pungkiri bahwa aku benar-benar melupakan hal tersebut.

"Emang waktu kejadian tersebut lo engga mengingat sama sekali?" aku hanya diam karena aku benar-benar tidak mengingat sama sekali bahkan aku juga merasa Dejavu. Alasan aku tidak menyentuh Anne karena tiba-tiba bayangan aku bersama Airin terlintas saja di benakku dan hal tersebut membuat nafsuku tidak naik karena dengan tiba-tiba aku berpikiran seperti itu.

"Terus lu tau sekarang posisi Airin di mana?" aku menggelengkan kepala, tidak mengetahui keberadaannya namun aku baru menyadarinya ketika office girls menemukan tespack di toilet sehingga membuat aku berasumsi bahwa anak yang dikandung Airin adalah darah dagingku sendiri. "Tapi kalau dia mau beneran mengandung anak gue gimana dong?" tanyaku dengan tolol sehingga membuat Steffie pun mengeplak kepalaku dengan kencang, "Ya tanggung jawab tolol. Bodoh kok dipelihara." tukasnya dengan sinis dan melihat laptop yang menampilkan vidio tersebut.

"Sebenarnya mungkin ini nggak ada urusan sama sekali tapi rencana ini sepertinya disusun oleh seseorang," sejujurnya pikiranku hanya tertuju kepada Anne karena dengan dia berusaha untuk menyingkirkan Airin bahkan aku baru mengetahuinya bahwa dia sudah mengetahui tentan kehamilan Airini lebih dulu ketimbang aku sehingga membuat aku pun cemas dan khawatir bersamaan kepada Airin.

"Lo beneran engga ingat?" tanya sekali lagi Steffi kepadaku sehingga membuat aku pun menoleh dan berdecak dengan sebal, "Asli gue nggak ingat sama sekali apa yang terjadi waktu itu yang gue inget adalah gue bangun tiba-tiba dalam keadaan nggak pakai apapun," jawabku sehingga membuat dia pun menghela nafas dengan kasar.

"Lebih baik lo harus menyelidiki Airin terlebih dahulu karena dengan di sini lu bisa tau apa yang terjadi dengan Airin selama ini,"

"Ya maksudnya setelah kejadian tersebut," saran Steffie kepadaku sehingga membuat aku pun terdiam dan memikirkan apa yang terjadi.

"Gue sebagai perempuan yang misalkan hamil tanpa suami ataupun tanpa orang yang bertanggung jawab itu merasa sakit hati kenapa ya karena orang tersebut berengsek." ujar steffi sembari menatap ke arahku dan melanjutkan perkataannya, "enak banget jadi cowoknya nyebar benih tapi tanpa bertanggung jawab!"

"Ya udah nanti gue cari detektif yang mengurus kayak gini karena sangat mengganjal." jawabku sehingga membuat aku pun beranjak dari sofa dan hendak pulang.

"Ya udah nanti gua kabarin apa yang tidak terjadi namun gue rasa itu memang terbaiknya dan untuk masalah kasus ini sepertinya gua udah selesai kan?" Tanya Stevie dan membuat aku pun mendelik ke arahnya.

"Gue bayar mahal-mahal lo itu untuk membantu gue dalam hal ,enak bener loh ngomong udah selesai ya belum lah,"

"Lah?" dengan bingung dia pun menggaruk kepalanya.

"Lu bantu sadap hp-nya Anne." setelah mengatakan tersebut aku pun langsung meluas dari hadapan Stevie dan hendak pulang menuju ke apartemen yang tak jauh dari pusat kota.



jakarta 22 desember 2023

Hai, laptopku baru bisa karena kemarin udah rusak , semoga awet ya laptopnya

Untuk hari ibu, aku mengucapkan selamat hari ibu untuk seorang ibu yang sudah melahirkan aku. semoga panjang umur dan sehat selalu ya

Lubuk AksaraWhere stories live. Discover now